7 Hewan di Taman Nasional Kerinci Seblat, Tapir hingga Beruk

Taman Nasional (TN) Kerinci Seblat merupakan taman nasional terbesar di Sumatra. Kawasan konservasi yang diresmikan di tahun 1996 ini memiliki luas 1.389.509,867 hektare. Bentang alamnya meliputi 2 kota dan 14 kabupaten di empat provinsi sekaligus, yaitu Provinsi Sumatra Barat, Bengkulu, Jambi, dan Sumatra Selatan.
Kerinci Seblat ialah salah satu dari tujuh ASEAN Heritage Parks, taman nasional yang memiliki kekayaan hayati dan nilai konservasi tinggi serta patut jadi warisan ASEAN. Taman nasional ini memang menjadi "rumah" bagi lebih dari berbagai jenis flora dan fauna, di antaranya ialah 4.000 jenis tanaman, termasuk bunga bangkai dan padma raksasa yang terkenal akan baunya. Selain itu, ada ratusan jenis hewan yang hidup di area ini, beberapa spesies bahkan sudah di ambang kepunahan.
Apa saja hewan di Taman Nasional Kerinci Seblat? Kalau kamu ingin tahu, yuk, simak ulasan berikut!
1. Harimau sumatra

Harimau sumatra ialah salah satu satwa yang menjadi fokus konservasi di TN Kerinci Seblat. Kucing besar bernama ilmiah Panthera tigris sumatrae ini merupakan hewan yang dikenal soliter. Jika dilihat dari segi ukuran, subsesies ini paling kecil dari harimau lainnya. Panjang harimau sumatra dewasa "hanya" 2,5 meter saja bila diukur dari kepala hingga ekor. Bobotnya sekitar 140 kilogram.
Hewan ini dikategorikan sebagai spesies critically endangered oleh IUCN. Berbagai ancaman seperti kehilangan habitat dan perburuan menekan populasinya. Di TN Kerinci Seblat, berbagai upaya dilakukan untuk menjadikannya sebagai habitat yang kondusif bagi harimau sumatra. Misalnya dengan adanya pemulihan ekosistem dan monitoring melalui kamera jebak.
Di tahun 2024, diperkirakan jumlah harimau sumatra di taman nasional ini berjumlah 150 ekor. Minimnya konflik harimau dengan penduduk juga menjadi indikasi bahwa terdapat makanan yang cukup bagi harimau di hutan. Beberapa satwa yang dimangsa harimau sumatra di hutan di antaranya ialah babi hutan, rusa atau tapir.
2. Gajah sumatra

Selain harimau sumatra, Elephas maximus sumatranus atau gajah sumatra juga menjadi satwa utama TN Kerinci Seblat. Bentang Alam Seblat yang mencakup kawasan taman nasional ini memang menjadi habitat kunci bagi spesies payung ini.
Gajah sumatra merupakan subspesies gajah terkecil. Tingginya sekitar 2—3 meter dengan berat sekitar 2—5 ton. Mamalia ini merupakan herbivora yang mengonsumsi berbagai jenis tumbuhan. Mereka juga menyukai rumput, buah-buahan, akar juga kulit pohon.
Sayangnya, sama seperti harimau sumatra, Elephas maximus sumatranus berstatus kritis. WWF menyatakan populasinya sekitar 2.400 hingga 2.800 individu saja. Deforestasi juga perburuan gading menjadi ancaman baginya. Belum lagi, konflik gajah dengan manusia yang kerap terjadi. Alih fungsi area jelajahnya membuat gajah sering tidak sengaja masuk ke perkebunan atau kawasan penduduk, sehingga mereka kerap dianggap sebagai hama.
3. Tapir asia

TN Kerinci Seblat juga menjadi habitat bagi mamalia unik yang satu ini, Tapirus indicus atau lebih dikenal dengan nama tapir asia atau malaya. Tapir ini merupakan satu-satunya spesies tapir yang ada di benua asia. Mereka mudah dikenali dari warna hitam dan putih di tubuhnya. Mereka hewan yang cukup besar, dengan panjang badan sekitar 1,8 meter.
Tapir asia merupakan herbivor yang memakan ranting, buah, dan dedaunan. Mereka dikenal lebih aktif di malam hari, meski juga kerap terlihat sedang mencari makan di siang hari. Mamalia yang masih berkerabat dengan badak ini punya peran penting sebagai penyebar biji tumbuhan di hutan. Namun sayang, kini mereka sudah tergolong langka.
4. Luntur sumatra

Salah satu burung yang bisa kamu temukan di TN Kerinci Seblat ialah luntur sumatra yang dalam bahasa Inggris disebut sumatran trogon. Hewan endemik Sumatra ini merupakan bagian dari famili Trogonidae. Burung bernama Latin Apalharpactes mackloti ini menyenangi hutan di elevasi tinggi.
Mereka bisa dikenali dari kombinasi warnanya yang indah memukau. Warna bulunya cukup mencolok dengan nuansa biru di tubuh dan ekornya, kuning di bagian perut dan leher serta merah kastanye pada tengkuk. Paruhnya berwarna merah dengan lingkaran biru muda di sekitar mata.
Diet burung luntur sumatra mayoritas terdiri dari serangga, misalnya belalang, kumbang, atau ulat hijau. Akan tetapi, mereka juga diketahui turut memakan buah atau kadal kecil.
5. Binturong

Arctictis binturong juga termasuk mamalia yang terdapat di wilayah TN Kerinci Seblat. Hewan yang punya sapaan binturong atau bear cat ini terkenal pintar memanjat dengan bantuan cakar dan ekor prehensilnya yang kuat. Mereka bisa ditemukan sedang bergelantungan di dahan pepohonan.
Meski diklasifikasikan sebagi karnivora, sebenarnya diet binturong sangat beragam dan tidak cuma daging atau telur hewan. Mereka sangat senang mengonsumsi buah-buahan. Terkadang binturong juga memakan daun atau tunas tumbuhan.
Hewan ini berstatus rentan punah (vulnerable). Namun, tampaknya TN Kerinci Seblat menjadi habitat yang aman bagi mamalia berbau khas ini. Taman nasional ini juga menjadi lokasi pelepasliaran binturong ke alam. Contohnya pada Juli 2023, seekor binturong bersama dua puluh satwa lainnya dilepaskan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi dan Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) ke TN Kerinci Seblat untuk bisa berkembang dengan baik.
6. Kucing emas

Ada enam jenis kucing yang berhabitat di hutan kawasan TN Kerinci Seblat dan salah satunya ialah kucing emas (Catopuma temminickii). Mereka tersebar di beberapa tempat dalam kawasan ini, misalnya di wilayah administratif Kabupaten Kerinci, Bungo, Solok Selatan dan juga Muko-muko.
Kucing emas dapat dikenali dari warna tubuhnya yang emas kecoklatan. Terkadang warnanya bervariasi menjadi merah atau cokelat kayu manis. Mamalia ini berukuran antara 116–161 sentimeter dengan berat sekitar 12–15 kilogram.
Mereka merupakan pemburu di malam hari. Biasanya mangsanya termasuk burung, kadal atau pengerat. Tapi, rusa berukuran kecil juga mampu mereka taklukan dengan cakar dan giginya yang tajam.
7. Beruk

Hewan terakhir yang diulas dalam daftar ini ialah Macaca nemestrina atau biasa disebut beruk. Primata ini tersebar di beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Mereka bisa menghuni berbagai jenis hutan bahkan lahan pertanian atau perkebunan. TN Kerinci Seblat termasuk salah satu habitatnya.
Beruk ialah primata bermantel cokelat dengan ukuran badan antara 50–58 sentimeter untuk jantan dan 38–48 sentimeter pada betina. Bobot beruk jantan dewasa sekitar 5–12 kilogram, tapi betina bisa setengahnya saja.
Di TN Kerinci Seblat, kamu bisa menemukannya sedang berjalan di lahan hutan dengan empat kakinya atau sedang mencari makanan di atas pohon. Mereka merupakan frugivora yang sebagian besar dietnya terdiri dari buah-buahan. Biasanya setelah puas makan, beruk akan beristirahat di dahan pohon tempatnya makan untuk menghindari predator.
Membahas keanekaragaman fauna di TN Kerinci Seblat bisa tidak ada habisnya. Dengan lahan seluas hampir 1,4 juta hektare, masih ada ratusan spesies lain yang menarik untuk dibahas, seperti kambing hutan, kucing batu, atau macan dahan.
Keberadaan hewan-hewan unik ini dipantau oleh kamera jebak yang terpasang di berbagai penjuru hutan. Tim patroli pun secara rutin menyisir hutan untuk menemukan jerat atau jebakan satwa. Semoga hewan-hewan di Taman Nasional Kerinci Seblat ini bisa aman dari pemburu, ya!