Albumin: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis, dan Efek Samping

Konsultasikan pada dokter apabila kamu memiliki alergi

Albumin adalah obat cair yang diberikan langsung melalui bantuan infus. Pemberian albumin berfungsi menambah atau mengontrol jumlah zat ini pada pasien dengan kadar albumin rendah. 

Albumin sejatinya merupakan protein yang diproduksi oleh hati. Ia berperan membentuk sebagian besar plasma darah dan berfungsi menjaga tekanan pada pembuluh darah. Fungsi lain dari albumin yakni mengangkut zat yang diperlukan tubuh seperti hormon atau obat-obatan.

Hipoalbuminemia atau kekurangan albumin sering disebabkan oleh adanya peradangan dalam tubuh. Sebagai contoh, karena sepsis atau setelah menjalani operasi. Malnutrisi dan mendapatkan luka bakar serius juga menjadi penyebab tubuh kekurangan albumin. 

1. Manfaat

Suntikan albumin biasa diberikan pada pasien dengan kadar albumin rendah dalam darah (hipoalbuminemia) dan volume darah rendah (hipovolemia). Injeksi guna menambah jumlah albumin dalam tubuh sehingga proses pengangkutan nutrisi tidak terganggu. 

Selain kedua fungsi tersebut, mempersembahkan cairan albumin juga dilakukan pada pasien riwayat luka bakar, cedera serius, perdarahan, dan luka operasi. Albumin membantu mengobati atau mencegah syok dengan meningkatkan volume plasma darah. 

Beberapa kondisi kesehatan juga menggunakan albumin sebagai pengobatan di antaranya gejala gangguan pernapasan akut dan nefrosis dialis dialis ginjal. Dilansir Medicinenet , dokter juga dapat meresepkan penggunaan albumin pada gagal hati akut dan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir.

2. Peringatan

Albumin: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis, dan Efek Sampingilustrasi cairan infus (unsplash.com/marcelo leal)

Sebelum mendapatkan pengobatan albumin, beritahu dokter apabila memiliki riwayat alergi obat jenis apapun. Juga komunikasikan apabila pernah mengalami gejala alergi makanan, hewan, atau alergen lainnya. 

Beberapa kondisi kesehatan bisa mempengaruhi penggunaan albumin sebagai obat. Maka dari itu, pastikan memberi tahu dokter apabila memiliki masalah medis lain, terutama:

  • Alergi terhadap N-acetyl tryptophan atau sodium caprylate
  • Anemia berat
  • Masalah perdarahan misalnya, diatesis hemoragik
  • Varises esofagus yaitu vena terbuka sangat lebar di kerongkongan yang dapat menyebabkan perdarahan
  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi
  • Gagal ginjal 

Albumin tidak boleh diberikan pada pasien gagal jantung dengan volume darah normal atau meningkat. Pun penggunaannya pada penderita gagal jantung rendah cadangan atau tanpa defisiensi albumin harus dipantau ketat karena dapat menyebabkan gangguan sirkulasi. 

Albumin infus juga harus diberikan secara hati-hati pada pasien dengan edema paru (pembengkakan cairan di paru-paru). Karena penggunaannya berpotensi meningkatkan risiko hipervolemia (terlalu banyak cairan dalam darah).

Obat ini dapat menyebabkan terlalu banyak cairan dalam darah (hipervolemia atau hemodilusi). Kondisi tersebut dapat mengakibatkan kelebihan beban pada jantung, pembuluh darah, atau paru-paru (pembengkakan). 

Belum diketahui apakah albumin berpengaruh pada janin jika diberikan pada ibu hamil. Juga belum ada penelitian memadai yang menunjukkan albumin dapat mempengaruhi ASI. 

Beritahukan pada dokter apabila kamu berencana atau sedang hamil. Juga sampaikan apabila sedang menyusui sebelum mendapat pengobatan. Dokter akan menyesuaikan obat sehingga mendapatkan manfaat lebih besar daripada risiko efek samping.

Baca Juga: Tingkatkan Albumin secara Alami dengan 5 Makanan Ini  

3. Interaksi

Albumin: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis, dan Efek Sampingilustrasi pemberian albumin (unsplash.com/mat napo)

Terdapat beberapa efek interaksi yang bisa timbul akibat penggunaan albumin dengan obat-obatan lain. Salah satunya, albumin tidak boleh diencerkan dengan air steril. Penggabungan keduanya dapat menyebabkan hemolisis.

Albumin juga tidak boleh dicampur dengan hidrolisat protein atau larutan dengan kandungan alkohol. Mengombinasikan alkohol dengan larutan tersebut dapat mengakibatkan protein mengendap.

4. Dosis

Dokter akan mempertimbangkan dosis serta durasi pengobatan sesuai dengan usia, kondisi kesehatan, dan kebutuhan pasien. Adapun dilansir Reference Medscape dan sumber lain, aturan umum pemberian albumin sesuai tujuannya:

Hipoalbuminemia

Digunakan untuk pemulihan dan pemeliharaan defisiensi volume darah yang bersirkulasi yang disebabkan oleh penyakit atau perdarahan aktif. Dosis maksimal usia dewasa yakni 2 gram/kg berat badan diberikan setiap hari.

Hipovolemia

Diindikasikan untuk pemulihan dan pemeliharaan volume darah. Dosis pemberian awal usia dewasa 25 gram yang terus disesuaikan dengan kebutuhan volume. Sedangkan untuk anak-anak pemberian albumin 1 gram/kg berat badan.

Gangguan pernapasan dewasa (ARDS)

Pemberian albumin pada kondisi kesehatan gangguan pernapasan dewasa bertujuan memperbaiki kelebihan volume cairan terkait ARDS. Dosis yang diberikan 25 gram selama 30 menit, ulangi setiap 8 jam sesuai kebutuhan.

Luka bakar

Diindikasikan setelah 24 jam pasca luka bakar jika penipisan albumin yang parah untuk mendukung reabsorpsi edema. Penentuan dosis albumin pada kasus luka bakar harus berdasar pengamatan langsung tanda-tanda vital, pengukuran tekanan onkotik plasma, atau kandungan protein.

Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir

Dapat memberikan albumin 25% sebelum atau selama transfusi tukar dengan dosis 1 gram/kg berat badan.

5. Efek samping

Albumin: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis, dan Efek Sampingilustrasi pusing sebagai efek samping albumin (pexels.com/andrea piacquadio)

Anafilaksis atau syok berat akibat reaksi alergi mungkin terjadi apabila kamu memiliki alergi pada albumin. Gejalanya dapat berupa mual, muntah, kesulitan bernapas, hingga ruam kulit. Segera panggil dokter apabila kamu mengalami hal serupa setelah mendapat pengobatan albumin. 

Beberapa gejala efek samping lebih umum setelah pemberian albumin infus yang juga dapat terjadi yakni:

  • Bibir dan kuku biru
  • Nyeri dada
  • Batuk, terkadang hingga mengeluarkan dahak berwarna merah muda berbusa
  • Pernapasan berisik dan cepat
  • Kesulitan menelan
  • Pusing
  • Detak jantung cepat
  • Gatal-gatal, ruam kulit
  • Peningkatan keringat
  • Kulit pucat
  • Bengkak di bagian tubuh tertentu
  • Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa

Daftar gejala di atas bisa menjadi efek samping wajar yang terjadi karena tubuh sedang menyesuaikan dengan pengobatan. Tim medis mungkin akan memberitahukan cara-cara mencegah atau mengatasi jika hal-hal tersebut terjadi. Dapatkan konsultasi lanjutan jika gejala tidak kunjung hilang.

Pengobatan albumin yang merupakan cairan infus yang diberikan langsung melalui jarum suntik ke pembuluh darah. Pemasangan dan pemberian albumin hanya boleh dilakukan oleh tim medis profesional. 

Baca Juga: Hipoalbuminemia: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatan

Topik:

  • Laili Zain
  • Langgeng Irma Salugiasih
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya