Waspada Obesitas pada Anak, Perhatikan Gejalanya

Leher belakang yang menghitam bisa menjadi indikasi

Intinya Sih...

  • Menurut Riskesdas, pada 2018, 1 dari 5 anak usia sekolah (20 persen, atau 7,6 juta) dan 1 dari 7 remaja (14,8 persen, atau 3,3 juta) di Indonesia hidup dengan kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Obesitas pada anak bukan lah masalah sepele, tetapi merupakan tantangan serius yang memerlukan perhatian bersama dari semua pihak.

Obesitas pada anak menjadi masalah serius di Indonesia dengan peningkatan kasus yang signifikan.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), pada 2018, 1 dari 5 anak usia sekolah (20 persen, atau 7,6 juta) dan 1 dari 7 remaja (14,8 persen, atau 3,3 juta) di Indonesia hidup dengan kelebihan berat badan atau obesitas.

Menanggapi isu tersebut, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) bersama institusi terkait menyelenggarakan diskusi publik tentang obesitas anak pada Selasa (5/3/2024). Acara ini didukung oleh Kedutaan Besar Denmark di Indonesia, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), dan Novo Nordisk.

1. Cara mengetahui obesitas pada anak

Waspada Obesitas pada Anak, Perhatikan Gejalanyailustrasi anak-anak (pexels.com/Rebecca Zaal)

Menurut Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), FAAP, FRCPI, Direktur Eksekutif International Pediatric Association, obesitas pada anak dapat diukur dengan menggunakan kurva referensi berdasarkan pengukuran berat badan dan tinggi badan.

"Jika kurva menunjukkan angka persentil di atas 85, itu menandakan overweight atau kelebihan berat badan. Jika angka persentil di atas 95, maka dapat dikatakan obesitas," jelas Prof. Aman.

Selain itu, tanda akantosis nigrikans (AN) yang berupa warna kehitaman pada leher anak juga bisa menjadi indikator adanya obesitas. AN merupakan kelainan kulit yang umum terjadi pada anak gemuk dan merupakan tanda dari resistansi insulin.

Baca Juga: Akantosis Nigrikans: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

2. Bahaya obesitas pada anak

Waspada Obesitas pada Anak, Perhatikan Gejalanyailustrasi bayi makan (unsplash.com/Hui Sang)

Dalam jangka panjang, obesitas pada anak bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, SpPD, KEMD, PhD, Wakil Menteri Kesehatan RI, menekankan bahwa obesitas pada anak tidak hanya berdampak pada penampilan fisik, tetapi juga dapat menyebabkan resistensi insulin. Kondisi ini bisa berujung pada penyakit diabetes dan gangguan kardiovaskular.

Data menunjukkan bahwa sekitar 15–16 persen anak di Jakarta yang masih menjadi siswa SD mengalami resistansi insulin. Sementara itu, 34 persen dilaporkan mengalami hipertensi. Dengan kondisi ini, risiko penyakit diabetes dan penyakit lainnya pada anak-anak ini hampir pasti meningkat. 

"Menurut data dari Riskesdas, obesitas di Indonesia meningkat dari 10,05 persen pada tahun 2007 menjadi 21,8 persen pada tahun 2018," kata Prof. Dante. 

3. Tips mencegah obesitas pada anak

Waspada Obesitas pada Anak, Perhatikan Gejalanyailustrasi diskusi media tentang Obesitas pada anak (dok. Novo Nordisk)

Untuk menangani dan mencegah obesitas pada anak, Prof. Aman menyarankan untuk menghindari makanan yang diproses. Penting juga untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur setiap hari.

Membatasi waktu duduk, aktif berolahraga setiap hari, dan mengurangi konsumsi gula tambahan termasuk cara yang disarankan oleh Prof. Aman. 

Dengan prevalensi obesitas anak yang tinggi di Indonesia, perubahan gaya hidup sehat harus dimulai dari tingkat keluarga. Kemitraan strategis antar pemangku kepentingan diperlukan untuk mendorong perubahan kebijakan yang berkelanjutan dalam mengatasi masalah ini.

Obesitas pada anak bukan lah masalah sepele, tetapi merupakan tantangan serius yang memerlukan perhatian bersama dari semua pihak. Dengan memahami bahaya dan langkah mencegah obesitas pada anak, kita dapat melindungi generasi masa depan dari risiko kesehatan yang serius.

Baca Juga: Tips Mencegah Obesitas dengan Mindful Eating, Coba Praktikkan!

Topik:

  • Nurulia R F
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya