Kerontokan dan Kesehatan Mental Memiliki Hubungan yang Erat

Transplantasi rambut bisa jadi solusi kebotakan

Rambut yang sehat bukan hanya meningkatkan penampilan, tetapi juga mencerminkan kesehatan tubuh. Banyak faktor yang memengaruhi kesehatan rambut, mulai dari kebiasaan sehari-hari hingga kondisi kesehatan mental.

Kerontokan rambut bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius, seperti kekurangan nutrisi atau stres yang berkepanjangan.

Untuk memahami kerontokan lebih dalam, The Clinic Beautylosophy Cipete menyelenggarakan Mini Talkshow with Hair Transplantation Expert. 

1. Penyebab kerontokan

Kerontokan dan Kesehatan Mental Memiliki Hubungan yang Eratilustrasi rambut rontok (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Menurut dr. Nur Anindhawati, SpBP, dokter bedah plastik rekonstruksi dan estetika,  kerontokan bisa dibagi menjadi dua, yaitu kerontokan permanen dan kerontokan sementara. 

"Semua orang takut rontok, tapi yang perlu dikhawatirkan itu kerontokan yang permanen—kalau rontok terus rambutnya tidak tumbuh lagi," ucap dr. Anin dalam acara talk show pada Kamis (20/6/2024) di Jakarta Selatan. 

Penyebabnya bisa bermacam-macam, termasuk faktor genetik, perubahan hormon, nutrisi, stres, sampai penggunaan produk perawatan rambut yang tidak cocok.

Faktor genetik sering kali menjadi penyebab utama, terutama jika ada riwayat kebotakan dalam keluarga.

Perubahan hormon, seperti yang terjadi selama kehamilan, menopause, atau gangguan tiroid, juga bisa menyebabkan kerontokan rambut. Kerontokan permanen pada akhirnya akan menyebabkan kebotakan.

2. Kesehatan mental dan kebotakan

Aspek penting yang dibahas oleh dr. Anin dalam diskusi tersebut adalah hubungan kerontokan dan kondisi kesehatan mental. Stres kronis dan gangguan mental, seperti depresi dan kecemasan, bisa mempercepat kerontokan rambut.

"Trauma mental itu menurunkan fungsi kerja organ-organ tubuh kita, apalagi ke rambut karena rambut sebenernya mirip seperti alarm tubuh. Jadi yang pertama keliatan kalau ada sesuatu yang tidak baik dalam tubuh kita, itu rambut yang keliatan," jelas dr. Anin.

Stres memicu tubuh untuk melepaskan hormon kortisol, yang dapat mengganggu siklus pertumbuhan rambut. Ini menyebabkan lebih banyak rambut yang memasuki fase rontok.

Tak hanya itu, kebotakan itu sendiri bisa memengaruhi kesehatan mental seseorang, menyebabkan perasaan rendah diri, cemas, atau depresi. Penting untuk mengelola stres melalui pola hidup sehat atau konseling psikologis. 

Baca Juga: Studi: Minuman Berenergi Dikaitkan dengan Henti Jantung

3. Opsi pengobatan kebotakan

Kerontokan dan Kesehatan Mental Memiliki Hubungan yang Eratilustrasi acara Mini Talkshow with Hair Transplantation Expert (IDN Times/Rifki Wuda)

Menurut dr. Anin, penting untuk mengetahui bahwa kebotakan permanen akan terus berjalan seiring waktu. Oleh karena itu, jika kamu berencana untuk mengatasi kebotakan dengan transplantasi rambut, proses kebotakan harus dihentikan. 

"Jadi prinsipnya dua, yaitu menghentikan kebotakan dan mengisi area yang kosong tersebut dengan transplant (rambut)," jelas dr. Anin. 

Selain transplantasi, perawatan medis, seperti minoxidil dan finasteride, dapat membantu menumbuhkan kembali rambut dan mencegah kerontokan lebih lanjut. Terapi laser juga menjadi pilihan yang populer untuk merangsang pertumbuhan rambut.

Penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk menentukan perawatan yang ideal untuk kondisi rambut kamu. 

Menjaga kesehatan rambut memerlukan perhatian pada banyak aspek, termasuk manajemen stres, dan perawatan yang tepat. Memahami penyebab kerontokan dan kebotakan menjadi langkah penting untuk memiliki rambut yang sehat.

Baca Juga: Manfaat Minyak Kelapa untuk Rambut, Mitos atau Fakta?

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya