Cegah Demam Berdarah dengan Cara Tepat, Ayo Vaksin!

Lakukan metode 3M Plus dan vaksin

Menurut data Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), ada sekitar 131.265 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia pada tahun 2022, dengan 1.183 kematian. Peningkatan ini hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2021. 

Karena peningkatan kasus DBD yang signifikan, perusahaan farmasi Takeda bersama dengan Kemenkes melaksanakan diskusi media tentang pencegahan demam berdarah dengue pada Minggu (5/2/2023). 

Acara ini menghadirkan dokter spesialis anak Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, SpA(K) untuk membagikan informasi tentang DBD dan cara pencegahannya. 

1. Pencegahan dini DBD dengan 3M Plus

Cegah Demam Berdarah dengan Cara Tepat, Ayo Vaksin!ilustrasi menjaga kebersihan (unsplash.com/Curology)

Profesor Hartono menjelaskan bahwa pencegahan dini DBD yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan "3M Plus".

"3M" meliputi menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas. Sementara itu, "Plus" yang dimaksud adalah:

  • Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
  • Menggunakan obat anti nyamuk.
  • Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
  • Gotong royong membersihkan lingkungan.
  • Memeriksa tempat-tempat penampungan air.
  • Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup. 
  • Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras. 
  • Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar. 
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk. 

"Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar (3M Plus), mengenali tanda bahaya infeksi demam berdarah, dan melakukan langkah pencegahan sedini mungkin," ucap Prof. Hartono. 

2. Strategi pemerintah dalam mencegah DBD

Cegah Demam Berdarah dengan Cara Tepat, Ayo Vaksin!ilustrasi strategi kesehatan (unsplash.com/National Cancer Institute)

Dalam acara ini hadir pula dr. Imran Pambudi, MPHM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Direktorat Jenderal P2P Kemenkes.

Ia mengatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mengatasi DBD dengan target 0 kematian akibat DBD pada tahun 2030. Pemerintah juga memiliki target untuk mengurangi demam berdarah dengan angka kurang dari 49 per 100.000 pada 2024.

"Ini tentunya bisa diwujudkan melalui upaya promotif dan preventif. Sejumlah kegiatan yang terus kami lakukan antara lain adalah peningkatan kesadaran, pencegahan vektor, dan tentunya mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti vaksinasi," kata dr. Imran.

Baca Juga: Cakupan Imunisasi di Indonesia Turun Drastis akibat Pandemi

3. Mencegah DBD dengan vaksinasi

Cegah Demam Berdarah dengan Cara Tepat, Ayo Vaksin!ilustrasi vaksinasi (unsplash.com/CDC)

Profesor Hartono menjelaskan bahwa vaksinasi menjadi salah satu cara paling efektif untuk mencegah DBD. Vaksinasi akan membantu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi yang berfungsi melawan virus penyebab DBD.

Tidak hanya untuk bayi dan anak, vaksinasi DBD juga bisa dilakukan untuk orang dewasa. Selain vaksinasi, mengenali gejala DBD juga penting dalam pencegahan penyakit ini.

"Pemberian vaksinasi pada anak merupakan salah satu cara yang dianjurkan untuk mengurangi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di Indonesia. Dengan adanya vaksin demam berdarah ini diharapkan mampu mengurangi risiko seorang anak sakit demam berdarah dan mengurangi risiko rawat inap serta demam berdarah berat," jelas Prof. Hartono. 

Gejala demam berdarah bisa berupa sakit kepala disertai demam, mual muntah, nyeri perut, nyeri di belakang mata, serta nyeri pada otot dan sendi. 

Demam berdarah dengue mengalami kenaikan yang cukup signifikan. DBD bisa dicegah dengan cara 3M Plus dan vaksinasi. Strategi tersebut diharapkan bisa mencapai target kematian 0 akibat demam berdarah di tahun 2030.

Baca Juga: Demam Berdarah Sebabkan 1.183 Kematian di Indonesia pada 2022

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya