Bolehkah Minum Protein Shake sebagai Pengganti Sarapan?

Pahami manfaat dan risikonya untuk kesehatan

Intinya Sih...

  • Protein dikenal karena kemampuannya untuk memperpanjang rasa kenyang, sehingga membuat protein shake menjadi pilihan yang baik untuk sarapan.
  • Protein shake kerap digunakan sebagai bagian dari strategi penurunan berat badan. Ini karena kemampuannya untuk memberikan beberapa manfaat pada tubuh. 

Protein shake sering kali menjadi pilihan sarapan praktis, terutama bagi mereka yang ingin menjaga berat badan atau membangun otot. Namun, apakah aman menjadikan minuman ini sebagai pengganti sarapan harian?

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, seperti kandungan nutrisi dalam protein shake dan kebutuhan gizi harian masing-masing individu. Berikut hal-hal yang perlu kamu ketahui tentang manfaat dan risiko yang mungkin muncul dari konsumsi protein shake. 

1. Mudah dan praktis

Bolehkah Minum Protein Shake sebagai Pengganti Sarapan?ilustrasi susu protein (pixabay.com/Couleur)

Protein termasuk minuman yang aman dikonsumsi untuk sarapan. Manfaat utama yang bisa didapatkan adalah cara penyajiannya yang mudah dan praktis. 

Untuk menyajikannya, kamu hanya perlu mencampurkan bubuk protein dengan air, susu, atau alternatif lainnya, dan sarapan sudah siap dalam hitungan menit. Ini sangat bermanfaat bagi kamu yang memiliki rutinitas pagi yang padat atau tidak terbiasa menyiapkan makanan padat.

Selain itu, shake ini mudah dibawa dan dikonsumsi saat bepergian, menjadikannya solusi sarapan cepat tanpa mengorbankan asupan protein harian.

2. Membuat kamu merasa kenyang

Protein dikenal karena kemampuannya untuk memperpanjang rasa kenyang, sehingga membuat protein shake menjadi pilihan yang baik untuk sarapan.

Ketika dikonsumsi pada pagi hari, protein bisa membantu menekan nafsu makan dan mencegah keinginan ngemil sebelum waktu makan siang. Hal ini disebabkan oleh protein yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dibandingkan karbohidrat. Dengan perasaan kenyang lebih lama, protein shake bisa menjadi cara yang baik untuk mengelola berat badan dan kebiasaan makan.

Menurut sebuah studi tahun 2022 terhadap 75 orang, mengonsumsi shake Cokelat Nutrisystem tinggi protein membuat peserta merasa kenyang lebih lama. Di sisi lain, kelompok kontrol yang mengonsumsi minuman cokelat rendah protein dan rendah serat merasa lapar lebih cepat. 

3. Memudahkan memasukkan nutrisi tambahan

Bolehkah Minum Protein Shake sebagai Pengganti Sarapan?ilustrasi bubuk protein (pixabay.com/hewq)

Protein shake tidak hanya menyediakan asupan protein, tetapi juga bisa menjadi medium untuk menambahkan nutrisi penting lainnya. Kamu dapat menambahkan buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, atau biji-bijian untuk meningkatkan kandungan serat, vitamin, dan mineral dalam shake.

Beberapa orang juga menambahkan suplemen seperti bubuk kolagen, omega-3, atau superfood untuk mendapatkan manfaat kesehatan tambahan. Dengan cara ini, protein shake menjadi lebih fleksibel dan mampu memenuhi berbagai kebutuhan nutrisi yang mungkin sulit didapatkan dari sarapan konvensional.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Latihan untuk Membangun Kekuatan Punggung

4. Efek protein shake untuk penurunan berat badan

Protein shake kerap digunakan sebagai bagian dari strategi penurunan berat badan. Ini karena kemampuannya untuk memberikan beberapa manfaat pada tubuh. 

Sebagai contoh, menurut artikel tinjauan tahun 2020, protein shake bisa meningkatkan metabolisme. Hal ini bisa meningkatkan jumlah kalori yang dibakar tubuh sepanjang hari.

Selain itu, penelitian telah menemukan bahwa protein juga bisa mengurangi asupan kalori dan rasa lapar dengan. Protein yang dikonsumsi akan mengubah kadar hormon tertentu yang terlibat dalam pengendalian nafsu makan, termasuk ghrelin dan leptin. 

Namun, penting untuk memperhatikan keseluruhan asupan kalori dan kualitas nutrisi agar proses penurunan berat badan tetap sehat dan berkelanjutan.

5. Peran protein shake dalam fitness

Bolehkah Minum Protein Shake sebagai Pengganti Sarapan?ilustrasi blender (freepik.com/gratispik)

Bagi mereka yang menjalani rutinitas fitness, protein shake memiliki peran penting, terutama dalam mendukung pemulihan otot setelah latihan.

Protein adalah komponen utama yang dibutuhkan tubuh untuk memperbaiki jaringan otot yang rusak selama olahraga. Protein shake bisa memberikan sumber protein yang cepat dan mudah.

Mengonsumsi protein shake sebagai sarapan setelah sesi olahraga pagi bisa mempercepat proses pemulihan dan membantu membangun otot. Ini juga bermanfaat bagi mereka yang ingin meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan komposisi tubuh secara keseluruhan.

6. Potensi risiko kesehatan

Meskipun protein shake memiliki banyak manfaat, ada beberapa hal yang harus diwaspadai. Beberapa produk yang dijual di pasaran mengandung gula tambahan, pengawet, atau bahan kimia yang tidak sehat jika dikonsumsi secara rutin.

Terlalu sering menggantikan makanan padat dengan shake juga bisa menyebabkan kekurangan serat dan nutrisi penting.

Untuk mencegah dampak negatif ini, penting untuk memilih produk shake yang berkualitas dan seimbang. Kamu juga perlu mengonsumsinya sebagai bagian dari pola makan yang bervariasi dan seimbang.

Sebagai pilihan sarapan, protein shake menawarkan banyak manfaat, mulai dari kemudahan hingga perannya dalam mendukung program fitness. Namun, penting untuk mengonsumsinya dengan bijak dan tidak menjadikannya sebagai pengganti makanan padat secara terus-menerus. 

Baca Juga: Identitas Orang yang Sudah Meninggal Rentan Dicuri, Menurut Studi

Referensi

Jenkins, Alexandra, Courtney McCormick, Sharon Tate, Janice Campbell, and Thomas Wolever. “Effect of Consuming a High Protein, High Fiber Shake on Measures of Satiety: A Randomized, Controlled, Cross-Over Study in Healthy Overweight and Obese Subjects.” Current Developments in Nutrition 6 (June 1, 2022).
Moon, Jaecheol, and Gwanpyo Koh. “Clinical Evidence and Mechanisms of High-Protein Diet-Induced Weight Loss. Journal of Obesity & Metabolic Syndrome 29, no. 3 (September 30, 2020): 166–73.
Kohanmoo, Ali, Shiva Faghih, and Masoumeh Akhlaghi. “Effect of short- and long-term protein consumption on appetite and appetite-regulating gastrointestinal hormones, a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials.” Physiology & Behavior 226 (November 1, 2020): 113123.
John W. Carbone, and Stefan M. Pasiakos. “Dietary Protein and Muscle Mass: Translating Science to Application and Health Benefit.” Nutrients 11, no. 5 (May 22, 2019).

Topik:

  • Nurulia R F
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya