8 Bahaya Konsumsi Garam Terlalu Banyak, Awasi Pola Makan

Salah satunya meningkatkan risiko kanker perut

Intinya Sih...

  • Garam penting untuk tubuh karena mengandung natrium dan klorida yang mendukung fungsi otot, saraf, dan menjaga keseimbangan air serta mineral.
  • Mengonsumsi garam berlebih dapat menyebabkan kembung, pembengkakan, naiknya tekanan darah, mulut kering, dehidrasi, dan sakit kepala.
  • Asupan garam yang tinggi dapat meningkatkan risiko kanker perut dan menyebabkan kerusakan oksidatif pada otak yang berpotensi menyebabkan demensia.

Garam merupakan mineral yang terdiri dari natrium klorida. Mineral ini sangat umum digunakan sebagai bahan masakan untuk menambah cita rasa atau untuk mengawetkan makanan.

Garam mempunyai peran yang penting untuk tubuh. Natrium berfungsi untuk memaksimalkan fungsi otot dan saraf. Di samping itu, klorida membantu menjaga keseimbangan air dan mineral yang tepat. 

Meskipun bermanfaat, tetapi garam bisa menjadi berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan. Apa saja efek samping mengonsumsi garam terlalu banyak? Simak penjelasannya di bawah ini, ya!

1. Kembung dan pembengkakan

Efek samping pertama yang bisa dirasakan jika mengonsumsi garam terlalu banyak adalah kembung atau adanya pembengkakan di beberapa area.

Hal ini bisa terjadi karena ginjal berusaha menjaga perbandingan air dan natrium secara ideal. Untuk melakukan hal tersebut, tubuh akan menahan ekstra air demi mengimbangi natrium yang dikonsumsi terlalu banyak. 

Meningkatnya penampungan air dalam tubuh juga bisa menyebabkan pembengkakan, khususnya di tangan dan kaki. 

2. Tekanan darah naik

8 Bahaya Konsumsi Garam Terlalu Banyak, Awasi Pola Makanilustrasi cek tekanan darah tinggi (unsplash.com/Mufid Majnun)

Natrium berlebih dalam tubuh tidak hanya menyebabkan kembung dan pembengkakan, tetapi juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah. Perubahan tekanan darah akibat natrium terjadi melalui ginjal. 

Garam yang berlebih dalam tubuh membuat ginjal sulit menghilangkan cairan yang tidak dibutuhkan. Hasilnya, peristiwa ini menyebabkan tekanan darah menjadi naik.

Maka dari itu, hindarilah makanan yang mengandung banyak garam. Makanan yang tidak terasa asin juga bisa memiliki kandungan natrium yang tinggi. Contohnya adalah roti lapis, piza, dan sup kalengan. 

3. Rasa haus yang berlebihan

Makanan yang mengandung banyak garam bisa menyebabkan mulut kering atau rasa haus yang berlebihan. Rasa haus tersebut adalah cara tubuh untuk mendorong kamu untuk meminum banyak air putih agar perbandingan natrium dan air kembali seimbang. 

Di sisi lain, tidak minum air putih yang cukup setelah mengonsumsi makanan yang mengandung banyak garam bisa menyebabkan kadar natrium di tubuh menjadi naik di atas tingkat aman atau yang disebut dengan hipernatremia.

Baca Juga: Mengganti Garam Lebih Sehat untuk Jantung? Ini Faktanya!

4. Gangguan perut

8 Bahaya Konsumsi Garam Terlalu Banyak, Awasi Pola Makanilustrasi rasa lapar (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Mengonsumsi terlalu banyak garam bisa mengakibatkan dehidrasi. Perutmu akan merasakannya jika ini terjadi. Gejala yang bisa muncul adalah perasaan mual atau bahkan diare. 

Jika kamu merasakan sakit pada perut, bisa jadi penyebabnya adalah makanan yang kamu konsumsi mengandung terlalu banyak garam. Meminum banyak air putih bisa membantu mengembalikan hidrasi tubuh dan mengatasi masalah perut yang terjadi. 

5. Sakit kepala

Konsumsi garam berlebih bisa mengakibatkan sakit kepala sesekali atau bahkan secara reguler. Untuk beberapa orang, hal ini bisa diakibatkan oleh tekanan darah yang naik. Sakit kepala merupakan gejala umum tekanan darah tinggi. 

Tidak hanya itu, orang dengan tekanan darah normal juga bisa mengalami sakit kepala setelah mengonsumsi garam terlalu banyak.

6. Meningkatkan risiko kanker perut

8 Bahaya Konsumsi Garam Terlalu Banyak, Awasi Pola Makanilustrasi kanker perut (badgut.org)

Sebuah studi yang melibatkan 268.000 partisipan menyatakan bahwa orang yang memiliki asupan garam rata-rata 3 gram per hari memiliki risiko terkena kanker perut hingga 68 persen lebih tinggi dibandingkan orang-orang yang asupan garam rata-ratanya hanya 1 gram per hari. 

Walaupun penyebab pastinya masih belum terlalu dipahami, tetapi para ahli percaya bahwa makanan yang mengandung banyak garam bisa menyebabkan seseorang lebih rentan terhadap kanker perut dengan menyebabkan luka atau peradangan pada lapisan lambung.  

7. Meningkatkan risiko demensia

Kandungan garam yang tinggi bisa menyebabkan kadar senyawa peradangan pada otak meningkat. Peristiwa ini kemudian bisa mengakibatkan kerusakan oksidatif dan mulai menghambat aliran darah. 

Hal ini dibuktikan melalui studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Neuroscience. Penelitian tersebut mengatakan bahwa konsumsi garam berlebih menyebabkan demensia pada tikus. Para pakar percaya bahwa hal serupa juga mungkin berlaku pada manusia untuk kasus demensia.

8. Meningkatkan risiko batu ginjal

8 Bahaya Konsumsi Garam Terlalu Banyak, Awasi Pola Makanilustrasi garam (pexels.com/Castorly Stock)

Rutin mengonsumsi garam berlebih bisa membuat kamu lebih berisiko mengembangkan batu ginjal. Ini karena kelebihan garam meningkatkan jumlah kalsium dalam urine.

Batu ginjal terbentuk ketika kalsium bergabung dengan oksalat atau asam urat dalam urine dan mulai membentuk kristal. Ketika kristal ini makin besar, itu menjadi batu yang dapat berjalan ke saluran kemih dan tersangkut. Hasilnya biasanya adalah rasa sakit yang hebat sampai batu itu keluar.

Mengingat banyaknya potensi bahaya dari mengonsumsi garam terlalu banyak, yuk, mulai kontrol asupan garam dan penambahannya pada makanan. Terapkan pola makan sehat bergizi seimbang, rutin olahraga, tidur cukup, kelola stres dengan baik, dan cek kesehatan secara rutin agar kesehatan tetap terjaga.

Baca Juga: Sodium dalam MSG Tiga Kali Lebih Rendah daripada Garam

Referensi

Healthline. Diakses pada Agustus 2024. What Happens If You Eat Too Much Salt?
WebMD. Diakses pada Agustus 2024. Signs You're Eating Too Much Salt.
Eating Well. Diakses pada Agustus 2024. What Happens to Your Body When You Eat Too Much Salt?
Amer, Muhammad, Mark Woodward, dan Lawrence J Appel. “Effects of dietary sodium and the DASH diet on the occurrence of headaches: results from randomised multicentre DASH-Sodium clinical trial.” BMJ Open 4, no. 12 (1 Desember 2014): e006671.
D’Elia, Lanfranco, Giovanni Rossi, dkk. “Habitual salt intake and risk of gastric cancer: A meta-analysis of prospective studies.” Clinical Nutrition 31, no. 4 (1 Agustus 2012): 489–98.
Faraco, Giuseppe, David Brea, dkk. “Dietary salt promotes neurovascular and cognitive dysfunction through a gut-initiated TH17 response.” Nature Neuroscience 21, no. 2 (January 15, 2018): 240–49.

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya