Apa Itu Vicarious Trauma dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Terjadi akibat terpapar peristiwa traumatis orang lain

Dalam era ketika mana berita dan informasi mudah diakses, kita sulit melindungi diri dari peristiwa traumatis yang dialami orang lain.

Sebagai contoh, kamu menyaksikan bagaimana serangan Israel terhadap Palestina yang dampaknya begitu mendalam bagi warga sipil. Setiap hari mungkin kamu mungkin melihat artikel maupun cuplikan video yang memperlihatkan korban, kehancuran, dan kekejaman lainnya.

Melihat itu semua wajar jika kamu merasa sedih yang mendalam, empati, perasaan tidak berdaya, sekaligus kemarahan dan kekecewaan terhadap apa yang kamu saksikan.

Terkadang, tanpa disadari kamu membawa beban emosional dari peristiwa traumatis yang dialami oleh orang lain. Fenomena ini dikenal sebagai vicarious trauma.

1. Apa itu vicarious trauma?

Apa Itu Vicarious Trauma dan Bagaimana Cara Mengatasinya?Ilustrasi vicarious trauma (freepik.com/freepik)

Vicarious trauma, yang juga dikenal sebagai trauma tidak langsung atau trauma sekunder, adalah fenomena saat kamu merasakan efek emosional dari peristiwa traumatis meskipun tidak terlibat secara langsung (European Journal of Psychotraumatology, 2022).

Fenomena ini sering terjadi saat kamu menyaksikan atau membaca tentang situasi menyedihkan melalui berita, media sosial, atau televisi.

Walaupun peristiwa tersebut tidak secara langsung kamu alami, tetapi koneksi manusiawi yang kuat membuat kamu merasakan dampaknya, termasuk rasa takut, sedih, dan kemarahan.

Dilansir Channel NewsAsia, menurut psikolog klinis Mahima Didwania, reaksi ini adalah hal yang umum dan normal karena manusia memiliki hubungan yang lebih dalam daripada yang kamu kira.

Contoh trauma tidak langsung melibatkan konflik internasional, penembakan massal, pengusiran pengungsi, atau bahkan isu-isu sehari-hari seperti biaya hidup.

2. Efek dari vicarious trauma

Apa Itu Vicarious Trauma dan Bagaimana Cara Mengatasinya?ilustrasi sedih (freepik.com/freepik)

Dilansir GoodTherapy, orang-orang merespons vicarious trauma dengan berbagai cara. Beberapa orang lebih terpengaruh daripada yang lain, dan mungkin mengalami gejala yang lebih luas, yang umumnya terbagi dalam lima kategori:

  • Gejala emosional: Ini dapat mencakup perasaan sedih, cemas, atau sedih yang berkepanjangan. Beberapa orang mungkin menjadi mudah tersinggung atau marah, sering mudah teralihkan, dan/atau mengalami perubahan suasana hati atau selera humor. Seseorang mungkin juga mulai merasa tidak aman secara umum.
  • Gejala perilaku: Ini bisa termasuk isolasi, peningkatan konsumsi alkohol atau zat, perubahan kebiasaan makan, dan kesulitan tidur. Orang yang mengalami gejala perilaku vicarious trauma mungkin terlibat dalam perilaku berisiko dan menghindari orang atau tugas, atau mungkin merasa sulit memisahkan pekerjaan dan kehidupan pribadi dan mungkin meningkatkan beban kerja mereka.
  • Gejala fisiologis yang memengaruhi kesejahteraan fisik: Mungkin muncul dalam bentuk sakit kepala, ruam, ulkus, atau heartburn.
  • Gejala kognitif: Ini dapat berupa sinisme dan sikap negatif atau menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, mengingat, atau mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Orang-orang seperti terapis, pekerja sosial, petugas kepolisian, petugas pemadam kebakaran, paramedis, dokter, atau jurnalis di kawasan konflik juga mungkin merasa sulit untuk berhenti memikirkan trauma yang dialami oleh orang yang dirawat atau ditemuinya, bahkan saat tidak sedang bekerja.
  • Gejala spiritual: Ini bisa mencakup rasa putus asa, berkurangnya rasa tujuan, dan perasaan terputus dari orang lain dan dunia secara umum. Seseorang mungkin kehilangan tujuan hidupnya atau merasa seolah-olah tidak layak atau tidak pantas untuk dicintai.

Baca Juga: Trauma Antargenerasi: Definisi, Gejala, Penyebab, Pengobatan

3. Cara tetap terinformasi tanpa mengalami vicarious trauma

Apa Itu Vicarious Trauma dan Bagaimana Cara Mengatasinya?Ilustrasi ngobrol (pexels.com/Liza Summer)

Dirangkum dari laman The Guardian, ada beberapa strategi yang dapat untuk mencegah vicarious trauma:

  1. Praktikkan belas kasihan pada diri sendiri: Akui perasaan empati sebagai tanda kepekaan, bukan kelemahan. Prioritaskan kesejahteraan pribadi dengan mengambil jeda, berbagi perasaan dengan orang terdekat, dan terhubung dengan orang lain yang memiliki kekhawatiran serupa.
  2. Batasi konsumsi berita: Tentukan waktu khusus dalam sehari untuk mengikuti berita, hindari terus-menerus membaca berita atau terlibat dalam percakapan yang menyedihkan. Ini membantu mencegah rasa emosional berlebihan.
  3. Pilih sumber tepercaya: Cari sumber berita yang dapat diandalkan untuk mendapatkan informasi seimbang dan faktual.
  4. Batasi paparan konten grafis: Hindari paparan berlebihan pada gambar atau cerita yang mengganggu dengan mematikan atau tidak mengikuti akun yang sering membagikannya. Gunakan fitur peringatan atau filter di platform media sosial.
  5. Alihkan perhatian dan memiliki rutinitas perawatan diri: Libatkan diri dalam kegiatan yang kamu sukai, menghabiskan waktu dengan orang-orang terkasih, menikmati alam, dan lain-lain.
  6. Cari bantuan profesional: Jika vicarious trauma berdampak serius pada kesehatan mental, pertimbangkan untuk berbicara dengan seorang profesional kesehatan mental untuk panduan dan dukungan.
  7. Terlibat dalam tindakan positif: Untuk meredakan perasaan tidak berdaya, lakukan tindakan positif seperti menyumbang kepada organisasi bantuan, terlibat dalam advokasi damai, menjadi sukarelawan, dan lain-lain.

4. Cara mengatasi vicarious trauma

Apa Itu Vicarious Trauma dan Bagaimana Cara Mengatasinya?ilustrasi mengalami trauma (pexels.com/Liza Summer)

Orang dengan vicarious trauma dapat meredakan gejalanya melalui terapi yang menangani bentuk trauma lainnya. Secara khusus, terapi perilaku kognitif serta desensitisasi dan pemrosesan ulang gerakan mata berhasil mengatasi gejala trauma perwakilan (Journal of EMDR Practice and Research, 2023).

Kalau kamu mengalami vicarious trauma, kamu bisa mendapatkan manfaat dari terapi. Kamu mungkin juga perlu memperbanyak perawatan diri dan istirahat, termasuk mengambil cuti dari posisi atau bidang kerja yang membuat kamu rentan terhadap trauma orang lain. Bagi beberapa orang, vicarious trauma bisa menjadi begitu kuat sehingga mereka tidak dapat kembali ke menjalani tugasnya.

Dalam menghadapi vicarious trauma, penting untuk diingat bahwa reaksi emosional yang kamu rasakan adalah refleksi dari kepekaan dan kemanusiaan yang kamu miliki.

Vicarious trauma bukanlah suatu kelemahan, melainkan merupakan sinyal tentang sejauh mana kamu bisa terhubung dengan dunia sekitar. Dengan memahami risiko vicarious trauma dan menerapkan strategi yang tepat untuk mencegah dan mengatasinya, kamu bisa tetap terhubung dengan dunia tanpa mengorbankan kesejahteraan diri sendiri.

Baca Juga: Rape Trauma Syndrome (RTS): Gejala, Tahapan, Penyebab, dan Perawatan

Nida Photo Verified Writer Nida

Capturing the whispers of life, one sentence at a time.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya