Bentuk Kelamin Bayi Laki-Laki yang Tidak Normal, Perlu Tahu!

Cermati sejak dini untuk perawatannya

Memperhatikan tumbuh kembang anak sejak bayi lebih dari sekadar mengukur tinggi dan berat badan. Ada berbagai kondisi yang perlu dikenali oleh mama dan papa, salah satunya adalah bentuk kelaminnya. Kerap diabaikan, hal ini penting demi memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak agar sesuai usianya. 

Nah, memperhatikan bentuk kelamin bayi laki-laki yang tidak normal ini bisa kamu lakukan bersamaan dengan perawatan rutinnya. Di luar itu, kenali juga berbagai kondisi yang menyebabkan bentuk penis anak laki-laki tidak normal dan pahami langkah yang perlu diambil.

Bagaimana bentuk kelamin bayi laki-laki tidak normal?

Bentuk Kelamin Bayi Laki-Laki yang Tidak Normal, Perlu Tahu!ilustrasi bayi kembar (unsplash.com/Fallon Michael)

Saat lahir, bayi laki-laki bisa mengalami kondisi kulup dan penis yang dikatakan tidak normal. Namun, kondisi tersebut bisa membaik seiring berjalannya waktu. Kendati demikian, ada juga yang mengharuskan untuk melakukan perawatan khusus. Berikut beberapa tanda bentuk kelamin bayi laki-laki tidak normal dan kondisi yang menyebabkannya.

1. Mikropenis atau penis kecil

Sesuai artinya, mikropenis adalah kondisi ketika penis anak lebih kecil dari ukuran seharusnya. Kondisi ini terjadi ketika ukuran penis bayi kurang dari 0,75 inci atau sekitar 1,9 cm. Diagnosis mikropenis diberikan ketika panjangnya kurang dari 2,5 standar deviasi di bawah usia rata-rata. 

Mikropenis ini bisa terjadi begitu saja meski beberapa orang mengaitkannya dengan kelainan hormon sehingga memengaruhi pertumbuhan organ intim. Secara keseluruhan, hal ini bisa dikaitkan dengan masalah pada kelenjar hipofisis atau hipotalamus. Oleh karenanya, terapi hormon kerap menjadi alternatif pengobatan. Ada kalanya tindakan pembedahan juga mungkin diperlukan.

2. Kulup ketat atau fimosis

Pada dasarnya, kondisi fimosis normal dijumpai pada 96 persen bayi laki-laki yang baru lahir, melansir WA Paediatric Surgery and Urology. Namun, padaperkembangannya kekencangan pada kulup secara bertahap mestinya berkurang. Akan tetapi, hal itu jadi kondisi yang perlu diwaspadai ketika tidak terjadi seiring bertambahnya usia anak.

Fimosis atau kulup ketat merupakan istilah yang menggambarkan kondisi ketika kulup bayi tidak dapat ditarik hingga memperlihatkan kepala penis. Jika disertai rasa nyeri, bengkak, keluar cairan, hingga kesulitan buang air kecil, perlu segera mendapat perawatan. Pemberian steroid topikal direkomendasikan untuk digunakan sedini mungkin guna mengobati kondisi tersebut.

3. Hipospadia

Bentuk Kelamin Bayi Laki-Laki yang Tidak Normal, Perlu Tahu!ilustrasi bayi laki-laki (unsplash.com/Michal Bar Haim)

Hipospadia merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan spektrum varian atau kondisi tidak wajar dalam perkembangan penis. Kondisi ini memengaruhi tempat terbukanya saluran urine atau uretra pada penis. Bisa dengan uretra yang terbuka di bagian bawah batang penis, skrotum, bahkan dasar skrotum.

Kasus yang terjadi bisa berbeda pada masing-masing bayi sehingga perlu mendapat perawatan segera. Bedah rekonstruksi mungkin direkomendasikan guna mengatasi masalah kesehatan ini sehingga tidak menimbulkan gangguan pada masa mendatang.

Baca Juga: Testis Besar Sebelah Apakah Normal? Berikut Penjelasannya

4. Hidrokel

Penyebab lain bentuk kelamin bayi laki-laki tidak normal yang juga perlu diwaspadai yaitu hidrokel. Kondisi ini dijelaskan sebagai adanya cairan dalam kantung skrotum yang mengelilingi testis. Bayi bisa saja tidak mengalami rasa sakit, tetapi muncul pembengkakan pada area tersebut. 

Hidrokel pada bayi laki-laki bisa membaik dengan sendirinya. Akan tetapi, tindakan bedah diperlukan ketika cairan tidak berkurang. Tindakan bedah dilakukan untuk menghilangkan saluran dari perut ke skrotum yang mungkin menjadi pemicu penumpukan cairan.

5. Unsentenced testis atau testis terlambat turun

Bentuk kelamin bayi laki-laki tidak normal berikutnya adalah testis yang tidak turun. Ditandai dengan salah satu atau kedua testis tampak hilang atau tidak dapat dirasakan di dalam kantong skrotum. Bayi baru lahir bisa saja mengalaminya, tetapi umumnya akan turun dengan sendirinya pada 6 bulan pertama.

Jika hal tersebut tidak terjadi, proses pembedahan orkiopeksi perlu dilakukan untuk merekonstruksi ulang testis ke dalam skrotum. Tindakan ini dapat mengurangi risiko kanker atau kemandulan pada masa mendatang.

6. Hermaphrodit

Hermaphrodit merupakan perkembangan jenis kelamin yang tidak lazim pada bayi. Kondisi ini ditandai dengan skrotum yang tidak membentuk buah zakar atau menyerupai bentuk vagina. Selain itu, bisa juga ditandai dengan penis kecil serupa klitoris sehingga menimbulkan bingung kelamin atau ambiguous genitalia. 

Kebanyakan masalah kesehatan ini tidak menimbulkan ancaman khusus, tetapi intervensi medis jelas dibutuhkan. Dokter mungkin akan merekomendasikan tindakan bedah dan sejumlah perawatan guna mencegah timbulnya dampak negatif dari kondisi bawaan lahir ini.

Bentuk kelamin bayi laki-laki normal

Bentuk Kelamin Bayi Laki-Laki yang Tidak Normal, Perlu Tahu!ilustrasi bayi laki-laki (unsplash.com/Carlo Navarro)

Setelah memahami bentuk kelamin bayi laki-laki yang tidak normal, bagaimana dengan kondisi kebalikannya alias normalnya? Panjang normal penis baru lahir sekitar 1,1—1,6 inci atau sekitar 2,7—4 cm. Sementara itu, lingkarnya berkisar antara 0,35—0,5 inci atau 0,35—1,2 cm. Akan tetapi, ukuran tersebut bisa sangat bervariasi tergantung pada hormon dan genetik. 

Pengukuran tersebut dilakukan dengan meregangkan penis secara hati-hati, lalu ukur dari bagian ujung hingga pangkal. Selain dari ukuran, kamu bisa mendeteksi bentuk kelamin bayi laki-laki yang normal dengan memastikan tidak ada tanda-tanda seperti pada pembahasan sebelumnya.

Memahami bentuk kelamin bayi laki-laki yang tidak normal sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan permanen ketika anak dewasa. Oleh karena itu, terus perhatikan dan konsultasikan pada dokter jika mendapati tanda-tanda yang menurutmu aneh, ya.

Referensi:

"Micropenis in Children". Health Encyclopedia University of Rochester Medical Center. Diakses Juni 2024
"Foreskin and penile conditions". WA Paedriatic Surgery and Urology. Diakses Juni 2024
"Hypospadias and Penile Anomalies". PennState Health Children's. Diakses Juni 2024
"Penile Adhesions and Skin Bridges". Cleveland Clinic. Diakses Juni 2024
"When your baby is intersex". Baby Center. Diakses Juni 2024

Baca Juga: Kenapa Testis Sakit Jika Ditendang? Berikut Alasannya

Topik:

  • Laili Zain Damaika
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya