Benarkah Pakai TWS Tiap Hari Menyebabkan Tuli?

Yuk, ketahui risikonya sejak awal!

Intinya Sih...

  • Penggunaan TWS dalam jangka waktu lama dan volume keras dapat menyebabkan gangguan pendengaran, seperti noise-induced hearing loss (NIHL).
  • Studi menunjukkan bahwa penggunaan perangkat audio apa pun, termasuk TWS, bisa memengaruhi pendengaran.
  • Aturan praktis untuk mencegah kerusakan pendengaran saat menggunakan TWS ialah mendengarkan dengan aman pada 80 persen dari volume maksimum selama total 90 menit sehari.

True wireless stereo (TWS) adalah perangkat audio sejenis earphones yang tidak memerlukan kabel. Perangkat ini biasanya dihubungkan ke ponsel atau komputer untuk kebutuhan hiburan, seperti mendengarkan musik atau menonton film. Pada era modern seperti saat ini, penggunaan TWS memang sudah menjadi gaya hidup yang hampir tidak bisa lepas, terutama bagi anak muda dan remaja.

Sayangnya, penggunaan TWS terlalu sering dalam jangka waktu yang lama berkaitan dengan risiko gangguan pendengaran. Bahkan, topik ini sempat menjadi ramai di media sosial yang menyebutkan bahwa penggunaan TWS bisa menyebabkan tuli. Benarkah begitu? Lantas bagaimana batas aman penggunaan TWS untuk keseharian? Yuk, simak selengkapnya berikut ini.

1. Benarkah penggunaan TWS setiap hari menyebabkan hilangnya pendengaran?

Benarkah Pakai TWS Tiap Hari Menyebabkan Tuli?ilustrasi penggunaan TWS (pexels.com/Michael Burrows)

Jawabannya bisa jadi. Penggunaan perangkat audio seperti TWS dalam jangka waktu yang lama dan volume yang keras bisa berisiko menyebabkan gangguan pendengaran. Ini bisa menyebabkan gangguan pendengaran akibat kebisingan atau noise-induced hearing loss (NIHL). Risiko ini telah dilaporkan dalam beberapa artikel ilmiah, seperti jurnal Cureus pada 2022 berjudul “Impact on Hearing Due to Prolonged Use of Audio Device: A Literature Review”.

Artikel ilmiah tersebut meninjau sejumlah studi yang mempelajari tentang keterkaitan antara penggunaan perangkat audio dengan risiko NIHL. Dalam laporannya, sejumlah studi menunjukkan adanya hubungan positif antara penggunaan perangkat audio dengan NIHL. Artinya, penggunaan perangkat audio apa pun, termasuk TWS, bisa memengaruhi pendengaran.

Pada 2009, Vogel dkk. meneliti sebanyak 1.687 remaja berusia 12–19 tahun. Dari semua responden, 90 persen terperinci mendengarkan musik melalui headphones pada perangkat audio portabel. Hasil penelitian melaporkan bahwa sekitar 29 persen anggota memiliki risiko gangguan pendengaran karena paparan yang dinilai sebesar 89 desibel selama lebih dari 1 jam setiap hari.

Pada studi potong lintang yang dilakukan oleh Ansari dkk. pada 2011 juga melaporkan hal serupa. Studi ini melakukan survei terhadap 2.400 siswa SMA secara acak yang menggunakan headphones atau perangkat audio apa pun. Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 45 persen dari populasi yang terlibat memiliki catatan masalah pendengaran. Adapun, persentase perempuan jauh lebih tinggi daripada laki-laki. Sekitar 37 persen responden mengaku mendengarkan musik tanpa henti dan sekitar 50 persen mendengarkan musik dengan volume dengan tingkat lebih tinggi dari biasanya.

Pada 2014, Naik dkk. juga melakukan penelitian serupa terhadap seribu mahasiswa yang dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok A melibatkan 250 mahasiswa dengan kecenderungan mendengarkan musik menggunakan earphones minimal 2 jam setiap hari. Kelompok B dengan jumlah peserta yang sama punya kecenderungan mendengarkan headphones selama kurang dari 1 jam setiap hari.

Kelompok C melibatkan mahasiswa yang menggunakan headphones, tetapi sering menggunakan speaker. Kelompok D melibatkan mahasiswa yang tidak terbiasa mendengarkan musik melalui headphones. Hasil studi menunjukkan, sekitar 5–10 persen mahasiswa dari kelompok A dan 1–5 persen dari kelompok B menggambarkan kehilangan pendengaran frekuensi tinggi. Sementara, pada kelompok C dan D, tidak ada gangguan pendengaran yang signifikan yang diamati.

Pada 2019, Zia dkk. juga meninjau tentang manifestasi penggunaan earphones, korek kuping, dan berenang terhadap penyakit telinga. Beberapa data manifestasi gejala dikumpulkan, seperti cedera pada liang telinga, sensasi kesemutan, keluarnya cairan dari telinga, tinitus, dan gangguan pendengaran. Adapun, sekitar 56 persen dari populasi yang dipertimbangkan menggunakan headphones mayoritas dari mereka mengalami infeksi telinga, gatal, dan kerusakan pendengaran.

Pada 2020, Byeon juga meninjau sebanyak 530 remaja Korea Selatan berusia 12–19 tahun yang terbiasa menggunakan headphones di tempat umum dengan lingkungan yang bising. Hasil studi menunjukkan bahwa remaja yang terpapar kebisingan tingkat tinggi melalui earphones dan remaja yang menggunakan headphones selama lebih dari 80 menit setiap hari memiliki kemungkinan risiko kehilangan pendengaran hingga 20–25 persen. Ini menunjukkan bahwa kelompok-kelompok ini 4,5 kali lebih rentan terhadap kerusakan pendengaran.

 

2. Apa itu gangguan pendengaran akibat kebisingan?

Benarkah Pakai TWS Tiap Hari Menyebabkan Tuli?ilustrasi headphones (pexels.com/Tirachard Kumtanom)

Gangguan pendengaran akibat kebisingan atau NIHL merupakan kondisi kerusakan telinga akibat suara yang keras atau terlalu berisik. Berdasarkan penyebabnya, gangguan ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu NIHL trauma akustik dan NIHL kronis. NIHL trauma akustik merupakan kehilangan pendengaran seketika setelah satu kali terpapar suara yang sangat keras dan kuat. Sementara, NIHL kronis disebabkan oleh paparan yang bertahap dari waktu ke waktu, seperti kerusakan pendengaran akibat penggunaan headphones atau perangkat audio lainnya.

Beberapa gejala gangguan pendengaran akibat kebisingan paling umum:

  • perasaan penuh atau tertekan dalam telinga;
  • ketidakmampuan mendengar suara bernada tinggi, seperti kicauan burung; dan
  • ucapan teredam atau terdistorsi.

Gejala-gejala ini dapat muncul seketika atau seiring berjalannya waktu setelah kebisingan berakhir. Dalam beberapa waktu, pendengaran mungkin pulih, tetapi gejala di atas sudah dapat menunjukkan adanya kerusakan pada telinga. Jika paparan suara yang keras terus-menerus terjadi, kerusakan bisa berlanjut dan menyebabkan kerusakan pendengaran permanen.

 

Baca Juga: 7 Rekomendasi TWS Rp100 Ribuan Terbaik 2024, Ada Soundcore R50i

3. Bagaimana kebisingan bisa merusak pendengaran?

Benarkah Pakai TWS Tiap Hari Menyebabkan Tuli?ilustrasi sakit telinga (freepik.com/cookie_studio)

Telinga memiliki tiga bagian penting, yaitu telinga bagian luar, tengah, dan dalam. Saat terdapat suara, gelombang suara akan berjalan masuk ke telinga bagian tengah dan diteruskan ke telinga bagian dalam. Pada telinga bagian dalam, suara akan ditangkap oleh koklea, yaitu organ pendengaran yang mengandung sel-sel rambut halus.

Sel-sel rambut pada koklea ini akan menangkap sinyal suara, kemudian meneruskannya ke otak untuk diterjemahkan sebagai suara yang bisa kita dengar. Paparan suara yang keras dapat meningkatkan kekuatan getaran pada sel-sel rambut halus pada koklea. Jika paparan suara terlalu kuat atau berlangsung terlalu lama, ini bisa melemahkan sel-sel rambut.

Saat sel-sel rambut koklea melemah, ini bisa mengurangi jumlah sinyal suara yang bisa diteruskan ke otak. Akibatnya, ini bisa menurunkan atau menyebabkan kehilangan pendengaran. Sayangnya, saat sel-sel rambut ini rusak, mereka tidak bisa diregenerasi atau dipulihkan kembali.

4. Batas aman penggunaan TWS

Benarkah Pakai TWS Tiap Hari Menyebabkan Tuli?ilustrasi TWS (pexels.com/Sanket Mishra)

Ada beberapa aturan praktis yang direkomendasikan ahli untuk mencegah kerusakan pendengaran saat menggunakan TWS atau perangkat audio lainnya. Melalui laman New York Times, Cory Portnuff, seorang audiolog di Rumah Sakit Universitas Colorado, merekomendasikan aturan 80 untuk 90. Artinya, kamu bisa mendengarkan dengan aman pada 80 persen dari volume maksimum selama total 90 menit sehari.

Jika mendengarkan pada tingkat volume lebih pelan, kamu mendapatkan lebih banyak waktu. Jika kamu mendengarkan pada 60 persen volume maksimum atau lebih rendah, secara umum kamu bisa mendengarkan dengan aman sepanjang hari setiap hari. Dalam hal ini, semakin keras volumenya, semakin pendek durasi penggunaannya.

Di sisi lain, rekomendasi lebih ketat disarankan oleh James E Foy, dokter spesialis anak osteopati dari Vallejo, California. Ia menyarankan untuk mendengarkan perangkat MP3 pada level 60:60. Artinya tidak lebih dari 60 persen volume maksimum selama total 60 menit sehari.

FYI, 80 persen dari volume tertinggi adalah sekitar 85 desibel. Ini setara dengan kebisingan mesin potong rumput bertenaga gas atau suara lalu lintas kota dari dalam mobil. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mencatat bahwa untuk mencegah kehilangan pendengaran akibat kebisingan, kamu harus menghindari paparan berkepanjangan terhadap suara sekitar di atas 70 desibel.

Penggunaan TWS pada era modern saat ini memang telah menjadi bagian dari gaya hidup tersendiri. Sayangnya, kebiasaan ini justru bisa memicu risiko kesehatan, yaitu menyebabkan gangguan pendengaran. Nah, jika kamu ingin menggunakan perangkat audio seperti TWS dengan aman, sebaiknya ikuti aturan praktis penggunaannya di atas, ya!

Baca Juga: 5 Rekomendasi TWS Rp300 Ribuan Terbaik 2024, Ada Edifier X3 Lite 

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya