Apakah Bau Ketiak Bersifat Genetik? Ini Penjelasannya!

Ada beberapa temuan menarik, nih

Pernahkah kamu menemukan seseorang yang bau ketiak atau sedang mengalaminya sendiri? Biasanya, berkeringat, belum mandi, sampai tak pakai deodoran atau antiperspirant jadi kecurigaan utama kita saat bau badan tak sedap muncul. Namun, benarkah bau badan bisa dihilangkan dengan mandi dan deodoran saja? Jawabannya ternyata tak sesederhana itu.

Ternyata, ada sejumlah faktor lain yang bisa memicu munculnya bau badan. Bahkan, ada temuan menarik soal pengaruh faktor genetik terhadap bau ketiak dan bau badan seseorang. Seperti apa? Mari kita bedah satu per satu!

1. Bau ketiak dan bau badan muncul dari reaksi keringat dengan spesies bakteri di permukaan kulit

Apakah Bau Ketiak Bersifat Genetik? Ini Penjelasannya!ilustrasi seseorang mengelap keringat (Pexels.com/RDNE Stock project)

Bau ketiak dan bau badan adalah reaksi alami antara keringat dengan bakteri yang menghuni permukaan kulit kita. Manusia memiliki dua kelenjar bernama ekrin (berada di kulit tangan, leher, dahi, dan lainnya) dan apokrin (berada di rambut yang tumbuh di permukaan kulit seperti kemaluan, ketiak, dan area puting) yang berfungsi mengatur temperatur tubuh dengan cara memproduksi keringat. Keringat secara alamiah tidak berbau, tetapi akan menimbulkan aroma khas ketika bereaksi dengan bakteri.

Menurut temuan Rudden, dkk. dari Universitas York yang dipublikasikan dengan judul "The Molecular Basis of Thioalcohol Production in Human Body Odour" dalam jurnal Scientific Reports, spesies bakteri yang dimaksud bernama Staphylococcus hominis. Mekanismenya begini, bakteri akan memproduksi enzim C-T lyase yang ketika bertemu dengan keringat akan menghasilkan senyawa thioalcohol. Senyawa ini dideskripsikan memiliki aroma yang cukup menyengat untuk hidung manusia, yakni mirip kombinasi bawang putih, sulfur, dan daging merah.

Thioalcohol inilah yang kemudian kita kenal secara umum sebagai bau badan. Fakta ini bisa dipakai untuk meramu sebuah produk deodoran dan antiperspirant yang ampuh menangkal bau badan. Misalnya dengan memasukan agen antibakteri dalam komposisinya. 

2. Sebagian orang bahkan tidak bau badan karena faktor genetik

Apakah Bau Ketiak Bersifat Genetik? Ini Penjelasannya!ilustrasi lengan (Pexels.com/Margarita Arkhangelskaya)

Menariknya, ada sebagian orang yang secara natural tidak memiliki aroma tubuh. Merujuk riset yang dipublikasikan Rodriguez, dkk. pada 2013 dengan judul "Dependence of Deodorant Usage on ABCC11 Genotype: Scope for Personalized Genetics in Personal Hygiene" dalam Journal of Investigative Dermatology, ada sebagian orang yang mengalami disfungsi pada gen ABCC11 sehingga tak memiliki masalah bau badan. Gen tersebut juga berpengaruh terhadap pembentukan kotoran telinga basah, sehingga tak heran bila ada sebagian orang yang tak punya bau badan serta telinga yang relatif kering. 

Temuan Rodriguez, dkk. juga mengindikasikan pewarisan gen sehingga pasangan yang salah satunya punya disfungsi pada gen ABCC11-nya memiliki kemungkinan melahirkan anak dengan kondisi serupa. Riset tersebut mengambil sampel di Inggris dengan melibatkan etnik kulit putih dan non-kulit putih terutama asal Asia Timur. Salah satu caranya dengan melihat pola penggunaan deodoran harian para responden. Hanya saja, riset itu punya beberapa kekurangan seperti ketidakjelasan perbedaan definisi deodoran (antibau) dan antiprespirant (antikeringat) yang berpotensi mengurangi akurasi data.

Baca Juga: 8 Penyebab Bau Badan selama Kehamilan, Apakah Wajar?

3. Ada kondisi yang menyebabkan seseorang secara alami punya bau badan tak sedap

Apakah Bau Ketiak Bersifat Genetik? Ini Penjelasannya!ilustrasi parfum (Pexels.com/cottonbro studio)

Faktor eksternal seperti pola makan, penggunaan deodoran, antiprespirant, parfum, serta frekuensi mandi sering jadi alasan yang dipakai orang saat berhadapan dengan kasus bau badan tak sedap. Nyatanya, tidak sedikit yang setelah melakukan berbagai tips penghilang bau badan tak kunjung menemui perkembangan. Akarnya mungkin kondisi klinis tertentu seperti trimethylaminuria yang ditandai dengan aroma tubuh amis seperti ikan.

Ada pula yang dinamakan hypermethioninemia (kelebihan kadar metionin yang menyebabkan gangguan organ termasuk aroma tubuh dan urin menyerupai kubis rebus), serta phenylketonuria (aroma tubuh mirip lumut alias apek karena kelebihan kadar fenilalanin). Ketiganya bisa saja karena faktor genetik maupun pengaruh konsumsi obat tertentu. Dilansir National Health Service (NHS) Inggris, untuk kasus bau badan membandel seperti ini, dokter biasanya bisa memberikan resep antiobiotik atau suplemen dan vitamin khusus.

Kondisi hiperhidrosis atau produksi keringat berlebih juga bisa terjadi sehingga menyebabkan risiko bau badan meningkat. Prosedur injeksi botoks pada kelenjar keringat yang rentan bau seperti ketiak untuk mengurangi produksi keringat berlebih juga bisa dilakukan. Tentunya tiap prosedur klinis punya risiko dan efek samping sendiri yang wajib dipertimbangkan. 

Ternyata memang ada faktor genetik yang berpengaruh dalam pembentukan aroma tubuh seseorang. Menjaga kebersihan diri dan menggunakan produk antibau atau antikeringat memang jadi solusi terbaik dan paling minim risiko sejauh ini, tetapi kalau memang membandel ada baiknya kamu berkonsultasi ke ahli untuk tahu akar masalahnya. 

Baca Juga: 5 Penyebab Kenapa Ketiak Tetap Bau setelah Mandi

Referensi

Rudden, M., Herman, R., Rose, M. et al. (2020). The molecular basis of thioalcohol production in human body odour. Scientific Reports: 10, 12500.
Rodriguez, Santiago, et al. (2013). Dependence of Deodorant Usage on ABCC11 Genotype: Scope for Personalized Genetics in Personal Hygiene. Journal of Investigative Dermatology: Volume 133, Issue 7, Pages 1760-1767, ISSN 0022-202X.
The Guardian. "Know sweat: scientists solve mystery behind body odour". Diakses pada Agustus 2024. 
Science. "Scientists discover the secret behind bad body odor". Diakses pada Agustus 2024. 

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya