Apakah Rokok Elektrik Mengandung Nikotin?

Eh, ada gak sih?

Sebagian orang sudah mengetahui bahwa rokok mengandung berbagai zat berbahaya bagi tubuh. Salah satu zat berbahaya tersebut adalah nikotin. Nikotin disebut-sebut menjadi pemicu perokok menjadi kecanduan dan kesulitan untuk menghentikan kebiasaan merokok. 

Beberapa tahun terakhir, hadir jenis rokok baru yaitu rokok elektrik. Rokok elektrik ini membuat banyak orang, terutama anak muda tertarik menggunakannya karena dianggap lebih modern. Sebenarnya, apakah rokok elektrik juga mengandung nikotin? Simak penjelasan berikut!

1. Rokok elektrik

Apakah Rokok Elektrik Mengandung Nikotin?penelitian rokok elektrik di laboratorium CDC (unsplash.com/CDC)

Terdapat berbagai bentuk dan ukuran rokok elektrik dimana kebanyakan memiliki baterai, elemen pemanas, dan wadah sebagai tempat cairan. Cairan yang ada di rokok elektrik dipanaskan sehingga akan menghasilkan aerosol.

Cairan pada rokok elektrik ditambahkan zat perasa untuk menarik minat konsumen. Dikutip laman American Heart Association, bahan perasa pada cairan rokok elektrik dapat berbahaya bagi kesehatan meskipun secara umum aman digunakan jika ditelan dalam bentuk makanan dan minuman.

2. Kandungan nikotin pada rokok elektrik

Apakah Rokok Elektrik Mengandung Nikotin?ilustrasi rokok elektrik (pexels.com/Ruslan Alekso)

Dilansir Badan Kesehatan Dunia (WHO), terdapat rokok elektrik yang mengandung nikotin dan tidak mengandung nikotin pada cairannya. Rokok elektrik yang mengandung nikotin memiliki kadar yang berbeda-beda dan juga menghasilkan emisi yang berbahaya untuk kesehatan.

Nikotin merupakan zat yang sangat adiktif. Pemakai rokok elektrik yang mengandung nikotin dapat menjadi kecanduan sehingga kesulitan untuk berhenti menggunakannya, meskipun ia tidak memakai rokok konvensional.

3. Mengapa nikotin berbahaya bagi tubuh?

Apakah Rokok Elektrik Mengandung Nikotin?ilustrasi otak (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Dilansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), rokok elektrik termasuk barang yang relatif baru sehingga peneliti masih terus mempelajari tentang efek jangka panjang pemakaian rokok elektrik. Namun, kebanyakan rokok elektrik mengandung zat nikotin yang berdampak buruk bagi kesehatan.

Nikotin telah diketahui memiliki sifat sangat adiktif sehingga membuat penggunanya ketagihan atau ketergantungan. CDC dan American Heart Association menerangkan bahwa nikotin dapat memengaruhi perkembangan otak sehingga akan berbahaya terutama jika digunakan pada remaja dan dewasa muda. Tidak hanya itu saja, nikotin juga berbahaya bagi wanita hamil dan janin dalam kandungannya. Ini karena nikotin bersifat racun bagi janin sehingga dapat mengganggu perkembangannya.

Baca Juga: 5 Fakta tentang Rokok Elektrik yang Perlu Diketahui

4. Aerosol rokok elektrik juga berbahaya bagi orang lain yang ikut menghirup

Apakah Rokok Elektrik Mengandung Nikotin?ilustrasi aerosol rokok elektrik (unsplash.com/Yoann Boyer)

Emisi yang dihasilkan dari rokok elektrik terkadang disalahartikan beberapa orang sebagai uap air saja, padahal yang dihasilkan berupa aerosol yang juga mengandung partikel halus. Emisi yang dihasilkan rokok elektrik tersebut mengandung nikotin dan bahan kimia berbahaya lainnya. CDC menjelaskan, beberapa bahan yang terkandung pada aerosol antara lain nikotin, partikel berukuran sangat halus, bahan perasa misalnya diasetil, volatile organic compounds, bahan kimia penyebab kanker, dan logam berat seperti nikel, timbal, timah.

Dilansir WHO, ketika emisi atau aerosol rokok elektrik terhirup, tidak hanya berbahaya bagi penggunanya saja melainkan juga berbahaya bagi orang lain yang ikut menghirupnya. Selain itu, WHO dan CDC menerangkan bahwa beberapa produk yang diklaim tidak mengandung nikotin ditemukan kandungan nikotin di dalamnya.

5. Apakah rokok elektrik merusak paru-paru?

Apakah Rokok Elektrik Mengandung Nikotin?ilustrasi paru-paru (unsplash.com/Robina Weermeijer)

American Heart Association melansir rokok elektrik dikaitkan dengan ribuan kasus cedera paru-paru serius dan beberapa diantaranya meninggal dunia. Hal yang sama juga diterangkan oleh WHO bahwa semakin banyak bukti yang menunjukkan rokok elektrik berkaitan dengan adanya cedera paru-paru dimana terdapat kejadian luar biasa akibat cedera paru-paru yang terjadi di Amerika Serikat. Ini dijelaskan oleh CDC sebagai e-cigarette or vaping associated lung injury (EVALI).

Adanya kasus tersebut membuat CDC melakukan penyelidikan darurat terhadap kasus EVALI tersebut pada tanggal 17 September 2019. CDC mencatat, hingga tanggal 18 Februari 2020, terdapat total 2.807 kasus yang dirawat di rumah sakit termasuk kematian akibat EVALI yang dilaporkan ke CDC.

Baik rokok konvensional yang berasal dari tembakau dan rokok elektrik sama-sama berbahaya untuk kesehatan. Ini karena sebagian besar rokok elektrik juga mengandung nikotin, sama seperti rokok konvensional. Kandungan nikotin membuat penggunanya menjadi kecanduan, merusak perkembangan otak, dan lainnya. Jadi, akan lebih aman dan sehat jika tidak menggunakan keduanya.

Baca Juga: 5 Fakta tentang Rokok Elektrik yang Perlu Diketahui

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya