7 Cara Efektif untuk Mengurangi Risiko Kanker Kolorektal

Lakukan sedini mungkin agar kamu terlindungi

Intinya Sih...

  • Kanker kolorektal (kanker usus besar) adalah kanker paling umum ketiga dunia, mencakup sekitar 10 persen dari seluruh kasus kanker dan merupakan penyebab utama kematian terkait kanker kedua di dunia.
  • Penyakit ini terutama menyerang orang berusia lanjut, dengan sebagian besar kasus terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas.
  • Kanker kolorektal sering kali didiagnosis pada stadium lanjut ketika pilihan pengobatan terbatas.
  • Beberapa faktor gaya hidup berkontribusi terhadap perkembangan kanker kolorektal, seperti tingginya asupan daging olahan dan rendahnya asupan buah dan sayur, gaya hidup sedenter, obesitas, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan.

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Ida Melani, Sp.PD, FINASIM 

Kanker kolorektal atau kanker usus besar adalah penyebab utama kedua kematian terkait kanker di seluruh dunia. Pada tahun 2020, diperkirakan lebih dari 1,9 juta kasus baru kanker kolorektal dan lebih dari 930.000 kematian akibat kanker kolorektal terjadi di seluruh dunia.

Variasi geografis yang besar dalam angka kejadian dan kematian diamati. Angka kejadian tertinggi terjadi di Eropa, Australia, dan Selandia Baru, sedangkan angka kematian tertinggi terjadi di Eropa Timur.

Pada tahun 2040 beban kanker kolorektal akan meningkat menjadi 3,2 juta kasus baru per tahun (meningkat 63 persen) dan 1,6 juta kematian per tahun (meningkat 73 persen).

Menurut data Global Cancer Observatory (Globocan) 2020, kanker kolorektal di Indonesia menduduki posisi ke empat di bawah kanker payudara, kanker serviks dan kanker payudara. Kasus baru kanker kolon menurut data ini adalah 34.189 yang merupakan 8,6 persen dari semua kanker baru seluruh kanker.

Tingkat kejadian kanker kolorektal telah menurun di negara-negara berpenghasilan tinggi, sebagian besar disebabkan oleh program skrining yang efektif.

Prognosis kanker kolorektal bervariasi tergantung pada stadium saat diagnosis. Kanker stadium awal memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi dibandingkan kanker stadium lanjut. Diagnosis yang tepat waktu, pengobatan yang tepat, dan perawatan tindak lanjut yang teratur penting untuk meningkatkan tingkat kelangsungan dan kualitas hidup.

Inilah beberapa cara mudah yang bisa membantu mengurangi risiko kanker kolorektal.

1. Skrining kanker kolorektal

Skrining adalah proses mencari kanker atau prakanker pada orang yang tidak memiliki gejala penyakit. Skrining kanker kolorektal secara teratur adalah salah satu alat paling ampuh untuk mencegahnya.

Sejak sel abnormal pertama mulai tumbuh menjadi polip, biasanya diperlukan waktu sekitar 10 hingga 15 tahun hingga sel tersebut berkembang menjadi kanker kolorektal. Dengan pemeriksaan kesehatan  rutin, sebagian besar polip dapat ditemukan dan diangkat sebelum polip berubah menjadi kanker.

Meskipun sebagian besar kasus kanker kolorektal terjadi pada orang berusia di atas 50 tahun, tetapi memulai skrining pada usia 45 tahun akan menyeimbangkan manfaat deteksi dan pencegahan dengan potensi risiko skrining.

American Cancer Society menurunkan usia yang direkomendasikan untuk memulai skrining menjadi 45 tahun setelah penelitian menunjukkan bahwa kasus baru kanker kolorektal makin meningkat di kalangan orang dewasa muda. Namun, orang dengan peningkatan risiko harus melakukan pemeriksaan lebih awal.

Bicarakan dengan dokter tentang kapan harus harus melakukan skrining dan tes apa saja yang mungkin tepat buat kamu sesuai kondisi dan kebutuhan.

2. Mengatur pola makan sehat

7 Cara Efektif untuk Mengurangi Risiko Kanker Kolorektalilustrasi diet (pexels.com/Cats Coming )

Pola makan sehat tidak hanya baik untuk usus, tetapi juga untuk kesehatan secara keseluruhan.

Pola makan nabati dan membatasi konsumsi daging merah (sapi, babi, dan domba) dan daging olahan (bacon, sosis, dan cold cuts)  telah terbukti dapat mengurangi risiko kanker usus besar.

Ada banyak pilihan yang tersedia untuk menambah variasi daging yang kamu konsumsi. Daging yang tidak memiliki risiko yang sama adalah unggas (ayam, kalkun, dan lain-lain) dan makanan laut (tuna, udang, salmon, cod, dan lain-lain).

Seperti berat badan dan olahraga, pola makan dapat memengaruhi keseimbangan bakteri sehat dan bakteri jahat di usus. Ini dapat memengaruhi risiko kanker.

Pedoman Diet untuk Orang Amerika 2015–2020 merekomendasikan asupan harian 2½ cangkir sayuran, 2 cangkir buah, dan 6 ons biji-bijian (setengahnya dianjurkan berupa biji-bijian utuh).

Kalau kamu termasuk orang yang tidak banyak mengonsumsi makanan nabati, jumlah tersebut sepertinya tidak mungkin tercapai. Tujuan ini dapat dibuat tidak terlalu menakutkan dengan memasukkan ½ cangkir sayuran dan buah-buahan pada setiap makanan dan camilan kamu. Dengan memilih makan lebih banyak buah dan sayuran, kamu juga akan meningkatkan asupan serat.

3. Stop merokok

Merokok dalam jangka panjang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal, serta banyak kanker dan masalah kesehatan lainnya.

Merokok meningkatkan risiko karena menyebabkan kerusakan DNA dan peradangan pada usus dan paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan hipoksia, suatu kondisi ketika oksigen pada tingkat jaringan tidak mencukupi, yang selain mutasi DNA, dapat menyebabkan sel-sel menyimpang berkembang di dalam tubuh dan berubah menjadi kanker.

Sebuah studi populasi Jerman pada tahun 2020 terhadap lebih dari 4.900 peserta menemukan bahwa merokok saat ini dikaitkan dengan risiko kanker kolorektal sebesar 59 persen lebih tinggi, dan mantan perokok dikaitkan dengan peningkatan risiko sebesar 19 persen. Risiko ini tidak meningkat pada mereka yang berhenti merokok lebih dari 20 tahun sebelumnya.

4. Batasi alkohol, lebih baik lagi hindari sama sekali

7 Cara Efektif untuk Mengurangi Risiko Kanker Kolorektalilustrasi minuman beralkohol (pexels.com/Andrea Piacquadio )

Beberapa penelitian menemukan risiko lebih tinggi terkena kanker kolorektal dengan peningkatan asupan alkohol, terutama di kalangan laki-laki. Yang terbaik adalah tidak minum alkohol.

Bagi peminum alkohol, sebaiknya tidak lebih dari satu gelas per hari untuk perempuan atau dua gelas per hari untuk laki-laki. Tidak minum alkohol sama sekali dapat membantu mengurangi risiko.

Baca Juga: Akurasi Tes Darah Ini 83 Persen Deteksi Kanker Kolorektal

5. Olahraga teratur

7 Cara Efektif untuk Mengurangi Risiko Kanker Kolorektalilustrasi olahraga (pexels.com/Andrea Piacquadio )

Usahakan untuk aktif secara fisik setidaknya selama 30 menit setiap hari. Aktivitas fisik yang dilakukan bisa sederhana dan dibagi sepanjang hari—15 menit pada pagi hari dan 15 menit lagi setelah bekerja adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan harian.

Pilihan olahraganya bisa termasuk jalan kaki, hiking, bersepeda, berlari, berenang, atau sesuatu yang membuat kamu bergerak. Hal penting yang harus diingat adalah untuk lebih sering menggerakkan tubuh.

6. Mempertahankan berat badan

Obesitas telah diketahui dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal. Apabila kamu mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, berkonsultasilah dengan dokter mengenai cara sehat untuk mengurangi berat badan.

Meningkatkan asupan makanan nabati dan aktivitas fisik akan membantu mencegah penambahan berat badan sepanjang hidup. Jika kamu sudah dianggap kelebihan berat badan atau obesitas, penurunan berat badan juga dapat membantu mengurangi risiko.

Sebagai tambahan, indeks massa tubuh yang tinggi juga terkait dengan meningkatnya risiko kanker kolorektal, khususnya pada laki-laki.

7. Konsumsi vitamin, mineral, dan kalsium

7 Cara Efektif untuk Mengurangi Risiko Kanker Kolorektalilustrasi konsumsi suplemen kolagen (pennmedicine.org)

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi multivitamin harian yang mengandung asam folat atau folat, dapat menurunkan risiko kanker kolorektal. Akan tetapi, tidak semua penelitian menemukan hal ini.

Faktanya, beberapa penelitian telah mengisyaratkan bahwa asam folat membantu pertumbuhan tumor yang ada. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan mengenai hal ini.

Selain itu, beberapa studi menunjukkan bahwa vitamin D dapat menurunkan risiko kanker kolorektal. Kadar vitamin D yang rendah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal serta kanker lainnya.

Karena kekhawatiran paparan sinar matahari yang berlebihan dapat menyebabkan kanker kulit, sebagian besar ahli tidak merekomendasikan hal ini sebagai cara untuk menurunkan risiko kanker kolorektal. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah peningkatan asupan vitamin D dari suplemen dapat membantu mencegah kanker kolorektal.

Rendahnya tingkat kalsium makanan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal dalam beberapa penelitian. Studi lain menunjukkan bahwa peningkatan asupan kalsium dapat menurunkan risiko kanker kolorektal.

Kalsium penting untuk sejumlah alasan kesehatan selain dari kemungkinan efek pada risiko kanker. Namun, karena kemungkinan peningkatan risiko kanker prostat pada laki-laki dengan asupan kalsium atau produk susu yang tinggi, dan kemungkinan risiko kanker lain yang lebih rendah seperti kanker kolorektal dan kanker payudara, tidak ada rekomendasi khusus mengenai konsumsi produk susu untuk pencegahan kanker.

Kalsium dan vitamin D mungkin bekerja sama untuk mengurangi risiko kanker kolorektal, karena vitamin D membantu penyerapan kalsium oleh tubuh. Namun, tidak semua penelitian menemukan bahwa suplemen nutrisi ini mengurangi risiko.

Beberapa penelitian telah menemukan kemungkinan hubungan antara pola makan tinggi magnesium dan pengurangan risiko kanker kolorektal, terutama di kalangan perempuan. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah hubungan tersebut benar-benar ada.

Yuk, lakukan perubahan hidup mulai dari pola makan, rutin olahraga, menjaga berat badan, tidak merokok dan minum alkohol, serta lakukan skrining untuk mengurangi risiko kanker kolorektal. 

Mengubah gaya hidup mungkin dirasakan sulit untuk beberapa orang. Namun, tidak hanya kanker usus besar, perubahan gaya hidup yang kamu lakukan juga dapat mengurangi beberapa risiko jenis kanker lainnya serta beberapa penyakit serius lainnya.

Baca Juga: Kanker Usus Besar dan Diabetes Bisa Menjadi Kombinasi Mematikan

Referensi

World Cancer Research Fund International. Diakses pada Maret 2024. Colorectal cancer statistics.
Merck KGaA. Diakses pada Maret 2024. Apa Saja Gejala Kanker Usus Besar?
American Cancer Society. Diakses pada Maret 2024. Six Ways to Lower Your Risk for Colorectal Cancer. 
The University of Texas MD Anderson Cancer Center. Diakses pada Maret 2024. Colorectal cancer prevention: What you need to know.
American Institute for Cancer Research. Diakses pada Maret 2024. Colorectal Cancer.
Cedars-Sinai. Diakses pada Maret 2024. 6 Expert Tips to Prevent Colorectal Cancer.
National Cancer Institute. Diakses pada Maret 2024. Colorectal Cancer Prevention (PDQ®)–Patient Version.
American Cancer Society. Diakses pada Juni 2024. Can Colorectal Cancer Be Prevented?
Mayo Clinic Health System. Diakses pada Juni 2024. Reducing your risk for colorectal cancer.
Lovelace Health System. Diakses pada Juni 2024. 5 Ways to Decrease Your Risk of Colorectal Cancer.
World Health Organization. Diakses pada Juni 2024. Colorectal Cancer.

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya