5 Kebiasaan Makan Tidak Sehat, Sebaiknya Hindari saat Puasa
ilustrasi makan berlebihan (Unsplash.com/Alex Haney)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama bulan Ramadan, mengaturan pola makan menjadi kunci utama dalam menjaga kesehatan dan keseimbangan tubuh. Namun, terkadang saat menjalani puasa, kita kecenderungan mengonsumsi makanan yang tidak sehat saat sahur dan buka puasa.
Saat sahur, kita sering kali tergoda untuk mengonsumsi makanan berlemak dan berkalori tinggi, dengan harapan agar bisa bertahan lebih lama tanpa rasa lapar saat puasa. Sementara itu, saat berbuka puasa, keinginan untuk mengonsumsi makanan yang manis dan berlemak juga muncul.
Kebiasaan inilah yang bisa berpotensi merugikan kesehatan dan meningkatkan risiko penyakit. Beberapa kebiasaan makan tidak sehat berikut ini sebaiknya kamu hindari selama puasa di bulan Ramadan agar tubuhmu tetap sehat.
1. Tidak memperhatikan asupan makanan saat sahur
ilustrasi makan mie (Pexels.com/RDNE Stock project)Sahur merupakan waktu yang tepat untuk mengisi energi di tubuh kita sebelum menjalankan puasa. Namun, terkadang banyak orang yang melewatkan waktu sahur atau mengonsumsi makanan yang mengandung gizi tidak seimbang saat sahur. Padahal, sahur dengan makanan yang sehat dan bergizi bisa membantu menjaga kebugaran fisik dan memberikan energi yang cukup untuk menjalani puasa sepanjang hari.
Mengutip dari laman UM Surabaya, jika kamu melewatkan sahur atau sahur dengan makanan yang tidak bergizi, maka akan berisiko mengalami hipoglikemia. Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah berada di bawah normal.
Kondisi tersebut bisa membuat fungsi tubuh tidak bekerja dengan baik, sehingga kamu akan merasa lemas, pusing, dan akan mengganggu produktivitasmu. Oleh karena itu, pastikan untuk mengonsumsi makanan seimbang, seperti makanan yang kaya akan sumber karbohidrat kompleks, protein, serat, dan vitamin saat santap sahur.
2. Berbuka puasa dengan makanan berat
ilustrasi makan berat saat buka puasa (Pexels.com/Askar Abayev)Saat waktu berbuka tiba, seringkali kita tergoda untuk mengonsumsi makanan berat yang pedas dan berlemak sebagai kompensasi dari lapar dan haus yang dirasakan sepanjang hari. Namun, hal ini bisa membuat sistem pencernaan yang mulanya beristirahat kemudian dipaksa bekerja terlalu keras saat waktu buka puasa, sehingga berpotensi menyebabkan masalah pencernaan.
Mengutip dari laman FamilyDoctor, makanan berat yang pedas dan berlemak cenderung sulit dicerna dan bisa menyebabkan gangguan pencernaan, seperti mulas, kembung, maag dan asam lambung. Sebagai gantinya, kamu bisa memilih makanan ringan yang mudah dicerna, seperti buah-buahan segar, kurma, atau sup sayuran untuk memulihkan energi tanpa memberatkan pencernaan saat buka puasa.
Baca Juga: 10 Kebiasaan Makan yang Buruk saat Puasa, Bikin Tubuh Rawan Sakit
3. Mengonsumsi minuman manis dan berkafein
Editor’s picks
ilustrasi mengonsumsi minuman manis (Pexels.com/Tim Samuel)Mengonsumsi minuman manis dan berkafein, seperti minuman bersoda, teh manis, atau kopi saat sahur atau buka puasa sebenarnya sah-sah saja. Namun, mengutip dari laman Healthline, kandungan gula dan kafein dalam minuman tersebut bisa menyebabkan peningkatan diuresis atau produksi urin, yang mana bisa mengakibatkan tubuh kehilangan cairan secara berlebihan.
Jika kamu tidak mendapatkan asupan cairan yang cukup untuk menggantikan cairan yang hilang selama puasa, kamu bisa berisiko mengalami dehidrasi. Dehidrasi bisa menyebabkan gejala seperti haus, mulut kering, penurunan konsentrasi, kelelahan, dan pusing, yang mana akan mengganggu ibadah puasa dan aktivitasmu.
Oleh karena itu, kamu perlu membatasi konsumsi minuman manis dan berkafein selama bulan Ramadan. Lebih baik kamu mengonsumsi air putih sebagai minuman utama saat sahur, buka puasa, dan sebelum tidur untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
4. Mengonsumsi makanan berkalori tinggi di malam hari
ilustrasi mengonsumsi makanan siap saji (Pexels.com/Pavel Danilyuk)Setelah melaksanakan ibadah tarawih atau kegiatan lainnya di malam hari, sering kali kita merasa lapar dan ingin mengonsumsi makanan sebagai camilan larut malam. Namun, kebiasaan ini malah justru berujung pada konsumsi makanan berkalori tinggi dan tidak sehat, seperti makanan cepat saji, camilan manis, atau makanan berlemak.
Mengutip dari laman Calm, mengonsumsi makanan berkalori tinggi secara berlebihan di malam hari bisa mengganggu ritme metabolisme tubuh, yang mana bisa berisiko meningkatkan berat badan dan kadar gula darah. Sebagai alternatifnya, pilihlah camilan yang lebih sehat, seperti buah-buahan segar, kacang-kacangan, atau yogurt rendah lemak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
5. Pola makan tidak teratur
ilustrasi makan berlebihan saat buka puasa (Unsplash.com/Outcast India)Mengatur pola makan dengan baik sangatlah penting saat berbuka dan sahur agar tubuh mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk menjalani puasa. Mengutip dari laman NuGenomics, pola makan tidak teratur bisa berupa melewatkan waktu makan dan makan berlebihan. Kebiasaan ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi dan energi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Makan berlebihan bisa menyebabkan kekenyangan, sakit perut, dan gangguan pencernaan lainnya. Sementara melewatkan waktu makan, misalnya saat sahur bisa menyebabkan penurunan energi yang bisa membuat kamu merasa lemas dan lelah. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan pola makanan yang seimbang dengan memperhatikan kebutuhan energi dan nutrisi agar tubuh tetap sehat saat menjalani aktivitas dan ibadah puasa.
Jangan lupa untuk selalu mengonsumsi makanan yang sehat, bergizi seimbang, serta memperhatikan pola makan yang tepat selama berpuasa. Hindari kebiasaan makan yang tidak sehat selama bulan Ramadan, agar puasa kita berjalan dengan lancar dan tetap produktif. Ingat, kebiasaan makan yang baik akan memberikan manfaat yang maksimal bagi kesehatan tubuh kita.
Baca Juga: 4 Kebiasaan Makan Malam yang Buruk bagi Kesehatan, Segera Hentikan!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
