7 Perbedaan Antara Coyote dan Serigala

Coyote dan serigala sama-sama termasuk dalam famili Canidae. Kendati demikian, keduanya berbeda dalam banyak hal signifikan yang tidak hanya terbatas pada ukuran dan penampilan. Kedua spesies ini memiliki nenek moyang yang sama, tetapi adaptasi mereka terhadap lingkungan dan gaya hidup yang berbeda telah menyebabkan perbedaan yang jelas dalam perilaku, pola makan, struktur sosial, dan interaksi dengan manusia.
Memahami perbedaan ini akan menambah wawasan kita tentang dunia satwa sekaligus membantu kita menghargai peran unik mereka dalam ekosistem. Yuk, kita ulas lebih dalam apa saja perbedaan antara coyote dan serigala.
1. Ukuran dan penampilan fisik

Coyote umumnya lebih kecil dari serigala, dengan berat rata-rata 9-23 kg dan tinggi sekitar 61 cm dari kaki ke bahu. Tubuh mereka lebih ramping dengan ekor lebat yang biasanya mengarah ke bawah. Serigala, di sisi lain, jauh lebih besar, dengan berat antara 32-68 kg dan tinggi hingga 82 cm ke bahu. Mereka memiliki tubuh yang lebih kuat, leher lebih tebal, dan wajah lebih lebar.
Meskipun kedua hewan tersebut memiliki warna yang mirip—sering kali berupa campuran abu-abu, cokelat, dan hitam—serigala cenderung memiliki pola warna yang lebih seragam, dengan bulu yang lebih tebal untuk bertahan di iklim yang lebih dingin. Sebaliknya, coyote sering kali memiliki warna yang lebih bervariasi, dengan campuran abu-abu, cokelat, dan putih di perut dan kaki, sehingga membuat mereka tampak lebih lusuh.
2. Habitat dan jangkauan

Coyote adalah makhluk yang sangat mudah beradaptasi yang ditemukan di seluruh Amerika Utara dan Tengah. Mereka berkembang biak di berbagai lingkungan, termasuk gurun, hutan, padang rumput, dan bahkan daerah perkotaan. Kemampuan mereka untuk hidup berdampingan dengan manusia telah memungkinkan mereka untuk memperluas jangkauan mereka secara dramatis selama seabad terakhir. Di sisi lain, serigala lebih menyukai daerah terpencil dan liar. Mereka biasanya ditemukan di daerah berhutan, tundra, dan daerah pegunungan, tempat mereka memiliki ruang untuk berburu mangsa besar.
Seiring bertambahnya populasi manusia, serigala didorong ke habitat yang lebih terisolasi, dan jangkauan mereka telah menyusut secara signifikan. Sebaliknya, coyote menjadi lebih umum di daerah pinggiran kota dan bahkan perkotaan, menunjukkan kemampuan mereka untuk hidup berdekatan dengan manusia, sesuatu yang cenderung dihindari serigala.
3. Perilaku dan struktur sosial

Serigala dikenal karena struktur sosialnya yang kuat. Mereka hidup dalam kawanan, yang biasanya terdiri dari sepasang serigala yang berkembang biak dan keturunannya. Kawanan serigala ini berfungsi sebagai unit keluarga yang erat, sering berburu bersama dan membesarkan anak-anaknya secara kolektif. Kerja sama dalam kawanan sangat penting untuk berburu mangsa besar seperti rusa. Sebaliknya, coyote adalah hewan yang lebih senang menyendiri. Meskipun mereka dapat membentuk kelompok keluarga yang lebih besar, mereka cenderung berburu sendiri atau berpasangan, memilih mangsa yang lebih kecil seperti tikus dan burung.
Tidak seperti serigala, coyote menunjukkan perilaku yang lebih individualistis. Mereka adalah pemburu dan pemulung yang oportunis, dikenal karena kelicikan dan kemampuan beradaptasi mereka. Sementara serigala sangat bergantung pada kerja sama tim, coyote sering menggunakan kecerdasan dan refleks cepat individu untuk bertahan hidup.
4. Vokalisasi

Serigala terkenal dengan lolongannya yang dalam dan menyeramkan, yang dapat terdengar hingga jarak yang jauh, terkadang hingga 16 km. Lolongan ini berfungsi sebagai sarana komunikasi dalam kawanan, yang memungkinkan mereka untuk mengoordinasikan upaya perburuan, menandai wilayah, dan menemukan satu sama lain. Di sisi lain, coyote memiliki jangkauan vokal yang lebih bervariasi, menghasilkan teriakan, gonggongan, dan lolongan bernada tinggi. Vokalisasi mereka lebih pendek dan kurang merdu daripada serigala, tetapi tetap merupakan cara yang efektif untuk berkomunikasi, terutama dalam mempertahankan wilayah mereka.
Coyote sering kali bersuara lebih sering daripada serigala, terutama pada malam hari, di mana panggilan mereka dapat didengar di lingkungan perkotaan dan pedesaan. Lolongan dan gonggongan bernada tinggi mereka biasanya merupakan cara untuk menandai wilayah, menemukan pasangan, atau memperingatkan yang lain tentang potensi ancaman, sedangkan lolongan serigala lebih tentang koordinasi dan ikatan sosial.
5. Strategi pola makan dan berburu

Serigala adalah predator puncak dengan pola makan yang sebagian besar terdiri atas herbivora besar, seperti rusa besar, kijang, dan rusa besar. Mereka berburu secara berkelompok, menggunakan strategi terkoordinasi untuk menerkam mangsa yang jauh lebih besar dari mereka. Serigala dapat menempuh jarak yang jauh untuk mengejar mangsa, dan daya tahan serta kekuatan mereka menjadikan mereka pemburu yang tangguh. Sementara, coyote berfokus pada mangsa yang lebih kecil. Mereka memakan hewan pengerat, kelinci, serangga, dan terkadang mengais bangkai. Tidak seperti serigala, coyote tidak bergantung pada perburuan berkelompok dan sebaliknya menggunakan kecepatan dan sembunyi-sembunyi untuk menangkap hewan yang lebih kecil.
Sementara serigala membutuhkan wilayah yang luas dengan mangsa yang melimpah, coyote jauh lebih fleksibel dalam pola makan mereka. Coyote dikenal mengais dan bahkan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran ketika sumber makanan lain langka. Pola makan omnivora mereka membuat mereka tidak terlalu bergantung pada mangsa besar dan bisa bertahan di berbagai lingkungan.
6. Interaksi dengan manusia

Coyote jauh lebih mungkin terlihat di sekitar pemukiman manusia daripada serigala. Seiring berjalannya waktu, coyote menjadi semakin nyaman tinggal di dekat manusia dan bahkan di dalam kota. Mereka adalah pemakan oportunis, sering kali mencari makan di daerah perkotaan. Ini menjadikan coyote lebih sering terlibat dalam konflik dengan manusia, terutama yang berkaitan dengan hewan peliharaan dan ternak.
Serigala, di sisi lain, menghindari kontak dengan manusia dan jarang terlihat di daerah yang sudah berkembang. Kecenderungan mereka untuk tinggal di habitat liar dan terpencil membatasi interaksi mereka dengan manusia.
7. Status konservasi

Serigala, terutama serigala abu-abu, telah menghadapi penurunan populasi yang signifikan karena perburuan, hilangnya habitat, dan konflik dengan manusia. Banyak spesies serigala dilindungi oleh hukum, dan ada upaya konservasi yang sedang berlangsung untuk membantu populasi mereka pulih di berbagai negara.
Sebaliknya, populasi coyote telah berkembang pesat. Karena kemampuan adaptasi mereka dan kurangnya predator alami di banyak daerah, jumlah mereka terus meningkat, dan mereka tidak dianggap sebagai masalah konservasi.
Serigala sering menjadi fokus program reintroduksi, khususnya di daerah tempat mereka banyak diberantas. Upaya ini telah mendapat reaksi beragam, karena serigala dapat menjadi ancaman bagi ternak, tetapi mereka juga penting untuk menjaga ekosistem yang sehat. Sementara itu, coyote berkembang biak tanpa perlu campur tangan manusia.
Coyote dan serigala mungkin memiliki garis keturunan genetik yang sama, tetapi perbedaan mereka menyoroti bagaimana spesies dapat berevolusi untuk tumbuh subur di lingkungan yang beragam. Dari kemampuan adaptasi coyote terhadap kehidupan perkotaan hingga strategi berburu serigala yang berpusat pada kawanan di alam liar, kedua hewan tersebut menawarkan wawasan berharga tentang ketahanan satwa liar.
Referensi
Animal Differences. Diakses pada Oktober 2024. 11 Difference Between Wolf and Coyote (With Table)
Animal Wised. Diakses pada Oktober 2024. Differences Between Coyote and Wolf
Forest Preserve District. Diakses pada Oktober 2024. What's the difference?: Coyote vs. wolf
HowStuffWorks. Diakses pada Oktober 2024. Coyote vs. Wolf: Differences in Size, Habitat and Behavior
North American Nature. Diakses pada Oktober 2024. What Is The Difference Between Coyotes and Wolves?