Penanggulangan Demam Berdarah di Indonesia Bisa Jadi Contoh Dunia

Pelepasan nyamuk ber-Wolbachia telah menjadi inovasi penting

Intinya Sih...

  • Menurut Derek Wallace, President Global Vaccine Business Unit Takeda, Indonesia menunjukkan komitmen luar biasa dalam mengatasi penyakit yang menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat ini.
  • Indonesia juga dianggap telah memperkuat kolaborasi lintas sektor dan mengintegrasikan pendekatan inovatif, termasuk vaksinasi, ke dalam strategi nasional.

Sebagai salah satu negara yang paling terdampak oleh demam berdarah atau demam dengue, sistem kesehatan Indonesia menghadapi beban cukup berat. Walaupun begitu, Indonesia tetap menunjukkan kepemimpinan kuat dalam memerangi demam berdarah melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue (SNPD) 2021–2025.

Program ini memprioritaskan upaya pencegahan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, untuk mencapai tujuan nol kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030.

Takeda Global mengakui dan mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam upaya-upaya pencegahan dan penanganan demam berdarah yang berjalan hingga saat ini. 

1. Indonesia bisa menjadi contoh dunia

Penanggulangan Demam Berdarah di Indonesia Bisa Jadi Contoh DuniaIlustrasi kerja sama di tempat kerja (freepik.com/freepik)

Menurut Derek Wallace, President Global Vaccine Business Unit Takeda, Indonesia menunjukkan komitmen luar biasa dalam mengatasi penyakit yang menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat ini.

Dalam kunjungannya ke Indonesia pada Kamis (19/9/2024), ia menyoroti betapa pentingnya sinergi antara berbagai pemangku kepentingan dalam memerangi demam berdarah.

"Dilihat dari sudut pandang global, Indonesia menjadi contoh bagi dunia dalam pencegahan demam berdarah, di mana para pemangku kepentingan dari berbagai sektor bersinergi secara efektif untuk melawan penyakit yang mengancam jiwa ini," ujar Derek.

Pemerintah Indonesia, lanjut Derek, memainkan peran kunci dalam memimpin inisiatif pengendalian vektor. Indonesia juga dianggap telah memperkuat kolaborasi lintas sektor dan mengintegrasikan pendekatan inovatif, termasuk vaksinasi, ke dalam strategi nasional.

2. Program yang telah dilakukan Indonesia

Penanggulangan Demam Berdarah di Indonesia Bisa Jadi Contoh Duniailustrasi vaksinasi (pexels.com/CDC)

Salah satu upaya utama adalah program pemberantasan sarang nyamuk dengan pendekatan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur ulang), dan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J).

Selain itu, intervensi teknologi seperti pelepasan nyamuk ber-Wolbachia telah menjadi inovasi penting dalam mengurangi populasi nyamuk pembawa virus.

Pemerintah juga memperkuat kerja sama lintas sektor. Ini termasuk dengan menyelenggarakan International Arbovirus Summit 2024 untuk berbagi strategi global dalam mengatasi demam berdarah.

Di tingkat daerah, komitmen ini terlihat melalui program percontohan vaksinasi demam berdarah. Di Provinsi Kalimantan Timur, misalnya, Dinas Kesehatan memvaksinasi 9.800 anak-anak usia sekolah dasar di Balikpapan, yang kemudian diperluas ke Samarinda.

Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, yang memiliki angka kasus demam berdarah tertinggi kedua di provinsi tersebut, meluncurkan program serupa dengan sasaran 1.120 siswa sekolah dasar.

Baca Juga: Akibat Global Warming, Siklus Kasus DBD Makin Sulit Diprediksi

3. Gejala demam berdarah yang harus diwaspadai

Penanggulangan Demam Berdarah di Indonesia Bisa Jadi Contoh Duniailustrasi diskusi diskusi media “Kepemimpinan Indonesia dalam Pencegahan dan Penanggulangan DBD” (IDN Times/Rifki Wuda)

Dalam diskusi tersebut, Dr. dr. Anggraini Alam, SpA(K), Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan akan gejala demam berdarah yang perlu diwaspadai. 

Ada tiga fase dalam perjalanan penyakit demam berdarah selama tujuh hari, yang meliputi fase demam, fase kritis, dan pemulihan. Fase kritis ditandai dengan turunnya demam.

"Apabila ada salah satu saja tanda bahaya, seperti nyeri perut hebat, muntah-muntah, perdarahan, lemah atau gelisah, harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut," ucap Dr. Anggraini

Hingga saat ini, belum ada obat khusus untuk mengobati demam berdarah, sehingga pencegahan menjadi krusial. Upaya ini harus dimulai dari tingkat terkecil, yaitu diri sendiri dan keluarga.

"Gerakan 3M Plus dan vaksinasi adalah langkah penting untuk melindungi keluarga kita dari ancaman dengue," tambahnya. 

Dengan berbagai inisiatif yang telah dilaksanakan, Indonesia membuktikan sebagai pelopor dalam penanggulangan demam berdarah di dunia. Komitmen pemerintah yang didukung oleh kolaborasi lintas sektor menciptakan pendekatan terintegrasi untuk penanganan secara menyeluruh.

Baca Juga: Penyebaran Nyamuk Wolbachia Efektif Cegah Demam Berdarah

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya