Studi: Orang Kaya Lebih Berisiko Kena Kanker

Risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dan prostat

Intinya Sih...

  • Studi dari Universitas Helsinki menemukan hubungan antara status sosial ekonomi dan penyakit tertentu.
  • Menurut penelitian, orang kaya secara genetika lebih berisiko terkena kanker daripada orang miskin.
  • Berdasarkan temuan studi, kelompok masyarakat tersebut memiliki risiko genetik yang lebih tinggi untuk terkena kanker payudara, prostat, dan jenis kanker lainnya.

Penelitian baru mengungkapkan bahwa orang kaya secara genetika mempunyai risiko lebih besar terkena kanker dibandingkan dengan orang miskin.

Studi baru ini, yang dilakukan oleh Universitas Helsinki di Finlandia, meneliti hubungan antara status sosial ekonomi (SES) dan berbagai penyakit. Berdasarkan temuan tersebut, orang kaya memiliki risiko genetik yang lebih tinggi untuk terkena kanker payudara, kanker prostat, dan jenis kanker lainnya.

Sebaliknya, mereka yang kurang mampu secara genetik lebih rentan terkena diabetes dan radang sendi, serta depresi, alkoholisme, dan kanker paru-paru.

Dilaporkan oleh New York Post, studi ini direpresentasikan pada konferensi tahunan European Human Genetics Conference di Berlin, Jerman, pada Minggu (2/6/2024).

1. Menggunakan data genomik dan status sosio-ekonomi

Studi: Orang Kaya Lebih Berisiko Kena Kankerilustrasi kemiskinan (pexels.com/Riya Kumari)

Studi ini dipimpin oleh studi Dr. Fiona Hagenbeek dari fakultas Institute for Molecular Medicine Finland (FIMM). Ia mengatakan, hasil awal studi dapat mengarah pada skor risiko poligenik. Istilah ini digunakan untuk pewarisan satu sifat yang ditentukan oleh lebih dari satu gen.

Untuk melakukan penelitian ini, tim Dr. Hagenbeek menarik data genomik, SES, dan kesehatan pada sekitar 280.000 orang Finlandia, berusia 35 hingga 80 tahun.

Penelitian sebelumnya dilaporkan menunjukkan adanya beberapa perbedaan risiko, serupa dengan apa yang ditemukan peneliti kali ini. Namun, penelitian ini disebut-sebut sebagai penelitian pertama yang mencari hubungan antara 19 penyakit yang umum terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi.

2. Temuan bisa digunakan dalam skrining kesehatan

Studi: Orang Kaya Lebih Berisiko Kena Kankerilustrasi mamografi skrining kanker payudara (flickr.com/Joint Base Lewis McChord)

Menurut para peneliti, temuan dari studi ini akan sangat bermanfaat di masa depan. Contohnya, protokol skrining kanker payudara dapat diadaptasi sehingga perempuan dengan risiko genetik tinggi bisa menerima skrining lebih awal atau lebih sering.  

Sebagian besar model prediksi risiko klinis mencakup informasi demografi dasar seperti jenis kelamin dan usia. Konteks tersebut juga penting ketika memasukkan informasi genetik ke dalam layanan kesehatan. 

Dengan temuan studi ini, para ahli bisa menunjukkan bahwa prediksi genetik terhadap risiko penyakit juga bergantung pada latar belakang sosio-ekonomi seseorang.

Baca Juga: Studi: Mikroplastik Ditemukan pada Testis Manusia dan Anjing

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut

Studi: Orang Kaya Lebih Berisiko Kena Kankerilustrasi riset (freepik.com/freepik)

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami sepenuhnya hubungan antara profesi tertentu dan risiko penyakit. Studi juga harus dilakukan di negara-negara berpenghasilan rendah, menurut peneliti. 

Dr. Hagenbeek menyatakan bahwa penelitian hanya berfokus pada individu keturunan Eropa. Di masa mendatang, penting untuk melihat interaksi status sosio-ekonomi dan genetika di negara-negara yang berekonomi lebih tinggi dan lebih rendah.

Para peneliti menekankan bahwa kita tidak boleh memperlakukan informasi genetik sebagai "satu ukuran untuk semua". Sebaliknya, kita harus menyelidiki dan menggunakan keadaan yang mengubah risiko genetik saat melakukan prediksi penyakit.

Baca Juga: Studi: Vaksin HPV Juga Mencegah Kanker pada Laki-laki

Referensi

New York Post. Diakses pada Juni 2024. Wealthy people ‘at greater risk of cancer’ than the rest of us: study.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya