Apa Itu Virus Wetland atau WELV? Bisa Menyebar Melalui Kutu

Ditemukan di wilayah China

Intinya Sih...

  • Telah ditemukan virus baru yang ditularkan melalui kutu yang ditemukan di China, yaitu Wetland virus (WELV).
  • WELV pertama kali ditemukan pada seorang pasien di Jinzhou, China, pada 2019. Gejala yang dilaporkan adalah demam, sakit kepala, dan muntah lima hari setelah digigit kutu.
  • Penelitian menunjukkan bahwa WELV bisa menyebabkan infeksi serius, termasuk menyerang organ-organ vital dan sistem saraf.

Telah ditemukan virus baru yang ditularkan melalui kutu yang ditemukan di China yang bisa menyebar ke manusia dan terkadang menyebabkan penyakit neurologis. 

Virus yang dinamai Wetland virus (WELV) ini pertama kali terdeteksi pada pasien rumah sakit yang dirawat di kota Jinzhou pada Juni 2019. Ini dilaporkan dalam sebuah studi yang diterbitkan pada hari Rabu (4/9/2024) dalam The New England Journal of Medicine. Virus ini berasal dari kelompok Orthonairovirus, yang biasanya dibawa oleh kutu. 

1. Penemuan WELV

Apa Itu Virus Wetland atau WELV? Bisa Menyebar Melalui Kutuilustrasi kutu (commons.wikimedia.org/CDC)

WELV pertama kali ditemukan pada seorang pasien di Jinzhou, China, pada Juni 2019. Pasien pria berusia 61 tahun tersebut mengalami demam, sakit kepala, dan muntah lima hari setelah digigit kutu di sebuah taman di Inner Mongolia, wilayah otonom di China utara.

Saat itu, antibiotik tidak efektif, yang menandakan bahwa penyebabnya bukan bakteri. Penelitian lebih lanjut menunjukkan adanya virus baru yang belum pernah terlihat sebelumnya, yaitu Wetland virus. Virus ini teridentifikasi melalui analisis DNA dan RNA dari sampel darah pasien.

2. Penyebaran melalui kutu

WELV termasuk dalam kelompok Orthonairovirus, yang berarti virus ini ditularkan melalui gigitan kutu. Ini serupa dengan virus yang menyebabkan demam berdarah Krimea-Kongo.

Dalam penelitiannya, para ilmuwan mengumpulkan sekitar 14.600 kutu dari wilayah tempat pasien terinfeksi. Mereka menemukan bahwa lima spesies kutu bisa membawa virus ini.

Spesies kutu yang paling sering terinfeksi adalah Haemaphysalis concinna. Penelitian ini menunjukkan bahwa WELV tersebar luas di antara kutu yang hidup di daerah-daerah tertentu, seperti kawasan basah dan hutan.

3. Hewan yang menjadi inang virus

Apa Itu Virus Wetland atau WELV? Bisa Menyebar Melalui Kutuilustrasi sapi (pexels.com/Min An)

Selain kutu, WELV juga ditemukan pada berbagai hewan, termasuk domba, kuda, babi, dan sejenis tikus yang disebut Transbaikal zokor.

Meskipun virus ini tidak ditemukan secara langsung pada anjing dan sapi, tetapi beberapa hewan tersebut memiliki antibodi terhadap virus. Ini menunjukkan bahwa mereka pernah terpapar dan berhasil melawan infeksi.

Hal itu menandakan bahwa hewan-hewan tersebut bisa menjadi inang virus, yang pada akhirnya dapat menyebarkannya ke manusia melalui gigitan kutu yang telah terinfeksi.

Baca Juga: Studi: Pemanis Eritritol Terkait dengan Risiko Kardiovaskular

4. Gejala yang ditimbulkan

Orang yang terinfeksi Transbaikal zokor umumnya mengalami gejala umum seperti demam, sakit kepala, mual, muntah, dan nyeri punggung. Beberapa pasien juga menunjukkan tanda-tanda kerusakan jaringan dan gangguan pembekuan darah.

Dalam beberapa kasus, infeksi ini bisa menyerang sistem saraf, menyebabkan gejala yang lebih serius, bahkan bisa terjadi koma. Pada satu kasus, seorang pasien mengalami peningkatan jumlah sel darah putih dalam cairan otaknya, yang menandakan adanya infeksi di otak dan sumsum tulang belakang.

5. Kemampuan virus menyebabkan infeksi serius

Apa Itu Virus Wetland atau WELV? Bisa Menyebar Melalui Kutuilustrasi perawat dan pasien (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Penelitian menunjukkan bahwa WELV bisa menyebabkan infeksi serius, termasuk menyerang organ-organ vital dan sistem saraf.

Ketika para ilmuwan menginfeksi tikus laboratorium dengan virus ini, mereka menemukan bahwa virus tersebut menyebar ke berbagai organ, termasuk otak, yang menyebabkan infeksi yang mematikan.

Hal ini memperkuat dugaan bahwa WELV bisa menimbulkan penyakit neurologis yang serius pada manusia. Walaupun begitu, sebagian besar pasien yang terinfeksi mampu pulih dengan pengobatan yang tepat.

6. Pentingnya pengawasan dan pencegahan

Para peneliti menekankan pentingnya meningkatkan pengawasan terhadap virus-virus baru, termasuk Orthonairovirus seperti WELV. Meningkatkan deteksi dini dan pemantauan penyebaran virus ini bisa membantu meminimalkan dampaknya terhadap kesehatan manusia.

Selain itu, masyarakat perlu waspada terhadap gigitan kutu, terutama di daerah yang berpotensi menjadi habitat kutu. Ini termasuk kawasan basah dan hutan, untuk mencegah penyebaran infeksi.

Virus Wetland atau WELV adalah ancaman kesehatan baru yang berpotensi menimbulkan infeksi serius pada manusia, terutama melalui gigitan kutu yang terinfeksi. Meski kasusnya saat ini masih terbatas di wilayah tertentu di China, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampaknya terhadap kesehatan manusia. 

Baca Juga: Studi: Tidak Ada Hubungan antara Ponsel dan Kanker Otak

Referensi

Live Science. Diakses pada September 2024. New tick-borne virus discovered in China can affect the brain, scientists report. 
Zhang, Xiao-Ai, Yi-Dan Ma, Yun-Fa Zhang, Zhen-Yu Hu, Jing-Tao Zhang, Shuo Han, Gang Wang, et al. “A New Orthonairovirus Associated with Human Febrile Illness.” New England Journal of Medicine 391, no. 9 (September 5, 2024): 821–31.

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya