Anemia pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Bayi yang baru lahir pun dapat mengalami anemia

Anemia tidak hanya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Bayi yang baru lahir pun dapat mengalaminya. Beberapa kondisi seperti bayi lahir prematur atau memiliki rhesus darah yang berbeda dari ibunya dapat menjadi penyebab anemia pada bayi.

Anemia pada bayi tidak perlu dirisaukan karena kondisi ini bisa diobati oleh dokter. Inilah informasi penting yang wajib diketahui orang tua perihal anemia pada bayi.

1. Penyebab

Anemia pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi ibu hamil yang dirawat di rumah sakit (pixabay.com/Parentingupstream)

Secara umum, semua bayi yang lahir akan mengalami penurunan jumlah sel darah merah di dalam tubuhnya. Hal ini disebabkan karena bayi yang dulunya bergantung pada plasenta untuk mendapatkan oksigen, setelah lahir ia dapat menghirup oksigen sendiri. Transisi drastis ini mengakibatkan jumlah sel darah merah menurun cepat.

Mengutip laman Idaho Falls Pediatrics, penurunan jumlah sel darah merah pada bayi yang baru lahir akan kembali normal dengan sendirinya. Bayi mulai mampu memproduksi sel darah merah sendiri pada usia 6 hingga 8 minggu. 

Namun, bayi yang usianya lebih dari 8 minggu dan tidak kunjung mengalami kenaikan jumlah sel darah merah berisiko mengalami anemia. Menambahkan dari laman UCSF Benioff Children's Hospitals, kondisi berikut ini dapat memicu anemia pada bayi:

  • Kondisi kesehatan ibu, seperti plasenta previa, memicu penurunan jumlah sel darah merah di bayi.
  • Penyakit keturunan atau genetik seperti talasemia dan perbedaan rhesus antara ibu dan anak dapat menyebabkan anemia hemolitik (kerusakan sel darah merah yang terjadi sangat cepat). 
  • Anemia hemolitik juga dapat terjadi akibat dari infeksi dan penyakit autoimun.
  • Kekurangan zat besi juga menyebabkan penurunan sel darah merah.

2. Cara mendeteksi anemia pada bayi

Anemia pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi sampel darah untuk tes laboratorium (unsplash.com/National Cancer Institute)

Mengutip Cleveland Clinic, bayi yang mengalami anemia umumnya tidak bergejala. Akan tetapi, orang tua dapat mewaspadai tanda-tanda di bawah ini:

  • Warna kulit bayi pucat.
  • Bayi terlihat lemas, seperti tidak bertenaga.
  • Kemampuan makan buruk atau mudah lelah saat diberi makan atau susu.
  • Ketika tidur napas dan denyut jantung bayi sangat cepat. 
  • Bayi yang rhesusnya berbeda dari ibu kulitnya cenderung berwarna kuning.

Serangkaian tes dan wawancara akan dilakukan guna memastikan apakah bayi memiliki anemia atau tidak. Studi dalam jurnal American Family Physician tahun 2016 menganjurkan tes complete blood count  (CBC) sebagai langkah awal untuk mendeteksi anemia, disertai wawancara untuk menanyakan riwayat kesehatan keluarga (komplikasi saat melahirkan, golongan darah, dan rhesus).

Baca Juga: Anemia Makrositik: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Perawatan

3. Pengobatan

Anemia pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi dokter menggunting tali plasenta (pexels.com/Vidal Balielo Jr.)

Bayi yang tidak lahir prematur biasanya tidak memerlukan perawatan khusus kecuali minum susu formula dan/atau makanan yang sudah diberi tambahan zat besi. Mereka juga akan memperoleh zat besi yang cukup lewat air susu ibu (ASI). Beberapa contoh makanan yang kandungan zat besinya tinggi antara lain bayam, kacang, daging sapi dan kedelai.  

Sayangnya, kondisi di atas tidak berlaku untuk bayi yang lahir prematur dan memiliki anemia. Mengutip Verywell Health, bayi prematur memerlukan tindakan medis ini agar kondisi anemia tidak memburuk:

  • Transfusi darah.
  • Terapi hormon.
  • Mengonsumsi suplemen zat besi.
  • Penundaan pemotongan tali pusat (delayed cord clamping). Penundaan pemotongan tali pusat dapat meningkatkan kadar zat besi sehingga mengurangi tindakan transfusi darah.  

4. Pencegahan

Anemia pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi ibu yang memberi MPASI kepada bayi (unsplash.com/hui sang)

Seperti yang dijelaskan dalam laman Mayo Clinic, orang tua dapat menerapkan langkah-langkah ini untuk mencegah dan/atau menangani anemia pada bayi:

  • Memberikan susu formula yang sudah diberi tambahan zat besi (iron-fortified milk).
  • Bayi yang lahir normal dan tidak prematur dapat diberikan suplemen zat besi berupa tetesan mulai dari usia 4 bulan hingga saat bayi sudah bisa mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI). Suplemen tidak diperlukan bila mayoritas pola makan bayi berasal dari ASI dan susu formula yang sudah diberi tambahan zat besi.
  • Bayi prematur memerlukan suplemen zat besi yang diberikan pada usia 2 minggu hingga 1 tahun. Akan tetapi, bayi yang minum ASI dan mayoritas pola makannya dari iron-fortified milk tidak memerlukan suplemen zat besi.  
  • Saat bayi mulai makan MPASI pada usia 4 hingga 6 bulan, sebaiknya berikan bayi produk makanan yang sudah diberi tambahan zat besi (iron-fortified food). 

5. Komplikasi yang dapat terjadi

Anemia pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi bayi dengan kondisi kritis (unsplash.com/Hush Naidoo Jade Photography)

Anemia pada bayi yang tidak tertangani dengan baik akan memengaruhi kesehatan dan proses tumbuh kembang bayi. Sebuah laporan yang terbit dalam Italian Journal of Pediatrics tahun 2020 mengungkapkan bahwa anemia memperlambat pertumbuhan otak, kekurangan gizi, serta gangguan motorik dan sosial emosional. Anemia juga dapat memengaruhi kemampuan anak dalam belajar.

Selain mengganggu pertumbuhan otak, anemia pada bayi yang tidak diobati akan mengakibatkan tubuh mudah terekspos oleh senyawa timbal. Laman MedlinePlus menyebutkan bahwa kadar zat besi yang terlalu rendah di dalam tubuh menyebabkan tubuh menyerap timbal (lead).

Itulah informasi seputar anemia pada bayi. Orang tua sebaiknya konsultasi ke dokter apabila mendapati gejala seperti kulit bayi mendadak pucat, tidak bertenaga, dan sulit makan. Orang tua juga dianjurkan untuk tidak memberikan suplemen atau vitamin kepada bayi tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis anak.

Baca Juga: Anemia Diamond-Blackfan: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Maria  Sutrisno Photo Verified Writer Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya