Kesepian Meningkatkan Risiko Penyakit Parkinson

Orang yang kesepian punya cara kerja otak yang berbeda

Kesepian membuat seseorang berpotensi lebih tinggi terkena penyakit Parkinson, menurut penelitian baru. Ini adalah penyakit dengan kelainan neurodegeneratif yang dapat menyebabkan gemetar, kaku, masalah ingatan, dan gejala lainnya.

Studi baru yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Neurology pada 2 Oktober 2023 menemukan bahwa orang yang kesepian memiliki kemungkinan 37 persen untuk didiagnosis dengan penyakit Parkinson.

Kesepian memengaruhi kesehatan otak

Kesepian Meningkatkan Risiko Penyakit Parkinsonilustrasi otak manusia (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Kesepian sebenarnya dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena demensia dan penyakit Alzheimer. Penelitian ini mencoba mencari tahu apakah kita bisa melihat hal yang sama pada penyakit Parkinson.

Meskipun tidak dapat membuktikan bahwa kesepian menyebabkan penyakit Parkinson, tetapi temuan ini menambah daftar panjang dampak negatif kesehatan yang dapat timbul akibat kesepian.

Studi baru ini adalah yang pertama menguji hubungan antara risiko penyakit Parkinson dan kesepian, kata Antonio Terracciano, PhD, penulis studi dan profesor di departemen geriatri di Florida State University College of Medicine, Amerika Serikat, kepada Health.

Studi ini menggunakan data dari 491.603 peserta dalam kohort UK Biobank di Inggris, yang semuanya mengisi kuesioner antara tahun 2006 dan 2010. Di antara hal lainnya, kelompok tersebut diminta untuk memberikan jawaban "ya" atau "tidak" apakah mereka merasa kesepian.

Selama periode 15 tahun, para peneliti mengamati berapa banyak partisipan yang didiagnosis dengan penyakit Parkinson. Dari sana, tim peneliti dapat melihat apakah ada perbedaan risiko terkena penyakit Parkinson berdasarkan kesepian.

Tim peneliti menemukan bahwa orang yang mengaku kesepian memiliki risiko 37 persen lebih besar terkena Parkinson. Bahkan, setelah memperhitungkan faktor risiko penyakit Parkinson lainnya, seperti genetika dan kondisi kesehatan lainnya, orang yang kesepian masih mengalami peningkatan risiko sebesar 25 persen.

Peserta penelitian berusia antara 38 dan 73 tahun, dan sekitar 54 persen adalah perempuan. Kesepian lebih umum terjadi pada perempuan, orang-orang yang berusia sedikit lebih muda, orang-orang dengan pendidikan rendah, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan mental dan fisik. Namun, hubungan antara kesepian dan penyakit Parkinson konsisten pada jenis kelamin dan usia.

Para ahli mencatat beberapa kemungkinan keterbatasan penelitian terkait kualitas data:

  • Data mungkin tidak tepat karena diagnosis yang salah, atau diagnosis mungkin terlewat jika seseorang tidak memeriksakan diri ke dokter dan menunjukkan gejalanya.
  • Kesepian dapat didefinisikan secara berbeda, dan dalam suatu spektrum, artinya data mungkin tidak sekonkret yang diinginkan para peneliti.

Secara umum, penelitian ini hanyalah “eksplorasi” atau titik awal. Penelitian ini juga tidak dapat mengatakan secara pasti apakah kesepian menyebabkan penyakit Parkinson, atau sebaliknya.

Baca Juga: Mengenal Deep Brain Stimulation, Pengobatan Penyakit Parkinson

Apa yang terjadi dengan otak?

Kesepian Meningkatkan Risiko Penyakit Parkinsonilustrasi otak manusia (freepik.com/kjpargeter

Ada studi yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan area otak yang berhubungan dengan kesepian. 

Pada orang dewasa muda yang kesepian, area otak yang berhubungan dengan kognisi sosial dan empati memiliki materi putih yang kurang padat, merupakan jaringan besar serabut saraf yang memungkinkan pertukaran informasi dan komunikasi berbagai area di otak. Namun, pada orang lanjut usia, wilayah otak yang penting untuk pemrosesan kognitif dan pengaturan emosi sebenarnya lebih kecil volumenya (Scientific Reports, 2015).

Sementara itu, sebuah penelitian menunjukkan bahwa otak orang-orang yang kesepian memproses dunia secara istimewa. Para peneliti meminta peserta untuk menonton serangkaian klip video saat berada di dalam pemindai fMRI, dan menemukan bahwa orang yang tidak kesepian menunjukkan aktivitas saraf yang sangat mirip satu sama lain, sedangkan orang yang kesepian menunjukkan aktivitas otak yang berbeda satu sama lain (Psychological Science, 2023).

Orang yang berpotensi merasa kesepian

Kesepian Meningkatkan Risiko Penyakit Parkinsonilustrasi kesepian (pexels.com/Darina Belonogova)

Kesepian lebih umum terjadi pada perempuan, orang-orang yang lebih muda, orang-orang dengan pendidikan rendah, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan mental dan fisik. Namun, hubungan antara kesepian dan penyakit Parkinson konsisten pada jenis kelamin dan usia.

Orang yang kesepian lebih cenderung melakukan antropomorfisasi pada gadget atau hewan peliharaan (Psychological Science, 2008).

Jadi, kesepian bukan hanya perasaan tidak adanya orang lain, tetapi juga keinginan untuk menjalin hubungan. Entah itu memikirkan karakter fiksi seperti teman sejati atau tertarik pada suatu objek, otak kita tampaknya mencari hubungan sosial, terutama ketika merasa tidak ada orang lain yang menyediakan hal-hal tersebut dalam jumlah yang cukup untuk kita.

Baca Juga: 14 Tanda dan Gejala Awal Baru Penyakit Parkinson

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya