Kasus TB di Indonesia Tertinggi ke-2, Setelah India

Angka kematiannya 134.000 per tahun

Indonesia menjadi negara tertinggi kedua dunia dalam kasus tuberkulosis (TBC atau TB), setelah India. Menurut laporan Global TB Report 2023, angka kasusnya mencapai 1.060.000 dengan angka kematian 134.000 per tahun.

Sebenarnya pemerintah menargetkan insiden rate TB 65/100.000 penduduk. Namun, tampaknya masih sangat jauh karena saat ini angka kasusnya tembus 385/100.000 penduduk.

Setidaknya ada tiga beban yang dihadapi Indonesia, yakni TB SO (menyerang paru-paru), TB HIV (pasien dengan HIV terserang TB) dan TB RO (pasien TB yang resistan obat).

Kasus baru terus meningkat

Kasus TB di Indonesia Tertinggi ke-2, Setelah Indiailustrasi seseorang dengan tuberkulosis atau TBC (pexels.com/Edward Jenner)

Ketua Satuan Tugas Covid Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) & Anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI, Prof Dr. dr. Erlina Burhan, SpP(K) menjelaskan bahwa kasus baru terus alami peningkatan.

Pada tahun 2020, angka TB telah mencapai 834.000 kasus. Namun, dua tahun kemudian menjadi 1.060.000 kasus. Sementara itu, angka kematiannya sudah mencapai 140.700 jiwa per tahun atau setara seperti 16 jiwa per jam.

"Kasus TB yang tidak ditemukan dan berhenti berobat sebelum selesai pengobatan akan terus menjadi sumber penularan di masyarakat," jelasnya.

Belum lagi pada pasien TB kebal obat, yang angkanya meningkat hingga 31.000 tahun pada 2022.

Pemerintah menargetkan angka kematian TB harus turun 90 persen pada tahun 2030. Selain itu, tingkat terjangkitnya inidividu akan TB juga harus turun 80 persen pada periode yang sama.

Baca Juga: Tips Puasa bagi Pasien TBC Paru dan Manfaatnya

Penularan dan individu yang berisiko

TB dapat menular melalui droplet. Di bawah ini adalah besaran droplet yang dihasilkan:

  • Berbicara menghasilkan 1.000 droplet.
  • Batuk mengeluarkan 3.000 droplet.
  • Bersin menghasilkan 40.000 droplet.

"Setiap droplet tersebut mengandung kuman MTb yang menular ke orang lain di sekitar pasien yang sakit," Prof. Erlina mengatakan.

Adapun individu yang berisiko tinggi TB adalah:

  • Kontak erat dengan pasien TB.
  • Anak di bawah 5 tahun dan lansia di atas 65 tahun.
  • Individu dengan status gizi rendah.
  • Punya daya tahan tubuh rendah.
  • Orang dengan HIV/AIDS.
  • Perokok.
  • Memiliki kondisi sosio-ekonomi rendah.

Terapi dan perkembangan vaksin

Kasus TB di Indonesia Tertinggi ke-2, Setelah Indiailustrasi suntikan (pexels.com/RF._.studio)

Cakupan terapi TB masih rendah, hanya 2,6 persen, yang masih jauh dari target 50 persen untuk tahun 2025. Meski begitu, peningkatan penemuan TB tahun kemarin meningkat hingga 77 persen.

Untuk tata laksana pengobatannya sendiri, terdiri dari:

  1. Pengobatan TB sensitif obat dilakukan selama 6 bulan dengan kombinasi obat rifampisin, isoniazid, pirazinamid, dan etambutol
  2. Pengobatan TB resistan obat selama 9–24 bulan.

Pengobatan TB cukup lama, sehingga salah satu faktor keberhasilan pengobatan adalah kepatuhan pasien.

Vaksin TB yang tersedia adalah vaksin BCG yang sudah ditemukan lebih dari 100 tahun yang lalu.

Vaksin yang sedang dalam proses penelitian adalah M72/AS01E-4, yang ditujukan untuk memproteksi remaja dan orang dewasa yang terinfeksi Mtb.

Lainnya adalah Cansino Biologics Inc., yang tengah mengembangkan teknologi aerosolisasi sebagai metode pemberian vaksin. Diharapkan vaksin baru ini dapat digunakan dan menggantikan BCG.

Baca Juga: Cara Mencegah TB pada Anak, Kasus di Indonesia Sangat Tinggi

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya