Fakta Endometrial Receptivity Analysis, Tes untuk Bayi Tabung

Untuk mengetahui kesiapan rahim untuk transfer embrio

Intinya Sih...

  • Endometrial Receptivity Analysis (ERA) membantu menentukan waktu terbaik untuk mentransfer embrio selama siklus IVF.
  • Hasil tes ERA dapat berupa pra reseptif, reseptif, atau pasca reseptif, memengaruhi keberhasilan transfer embrio dan kehamilan.
  • Tes ERA mungkin tidak cocok untuk setiap pasien IVF karena beberapa faktor.

Beberapa pasangan pejuang garis dua memilih melakukan fertilisasi in vitro (IVF) atau bayi tabung sebagai salah satu usaha mereka dalam mendapatkan buah hati.

IVF mengacu pada proses pengambilan sel telur dan menempatkannya dalam cawan petri bersama sel sperma untuk menciptakan embrio. Embrio tersebut kemudian akan dipindahkan ke rahim.

Salah satu hal yang membantu memastikan keberhasilan IVF adalah memastikan embrio dipindahkan pada waktu yang ideal. Di sinilah endometrial receptivity analysis (ERA) dilakukan.

Baca Juga: IVF atau Bayi Tabung: Pengertian, Risiko, dan Prosedurnya

1. Apa itu ERA?

Fakta Endometrial Receptivity Analysis, Tes untuk Bayi Tabungilustrasi rahim (pexels.com/ Nadezhda Moryak)

Untuk memahami apa itu ERA, pertama-tama kamu harus tahu apa itu endometrium.

Endometrium adalah lapisan rahim. Ini berubah selama kehamilan dan selama siklus menstruasi untuk menyediakan lingkungan yang ideal untuk implantasi sel telur yang telah dibuahi dan pertumbuhan plasenta.

Reseptivitas endometrium adalah kemampuan endometrium untuk menyediakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan embrio.

ERA adalah tes yang mengukur karakteristik tertentu dari endometrium untuk menentukan waktu terbaik untuk implantasi embrio selama IVF.

2. Alur kerja ERA

Biopsi endometrium akan dilakukan oleh dokter dalam siklus transfer embrio tiruan sebelum siklus IVF. Sampel ini kemudian akan dianalisis untuk menilai penerimaan endometrium dan hari optimal untuk transfer embrio.

Sampel akan dikirim ke laboratorium, di mana analisis molekuler diselesaikan untuk menentukan waktu terbaik untuk mencoba implantasi embrio dalam siklus transfer di masa depan. Ada tiga hasil yang berpotensi didapatkan, meliputi:

  • Pra reseptif: Endometrium belum siap menerima embrio dan transfer pada saat ini mungkin tidak ideal.
  • Reseptif: Waktu yang optimal untuk mentransfer embrio untuk implantasi.
  • Pasca reseptif: Endometrium telah mencapai tahap implantasi embrio yang optimal, sehingga waktu idealnya telah lewat.

Setelah hasil tes selesai dan penerimaan endometrium ditentukan, hasil tersebut akan dikirim ke dokter. Dokter kemudian dapat membuat penyesuaian yang diperlukan untuk mempersonalisasi protokol IVF dan menjadwalkan transfer embrio saat endometrium reseptif.

Setelah embrio dipindahkan ke dalam rahim, kamu harus terus mengonsumsi obat apa pun yang diresepkan dalam pengobatan dan menunggu 16 hari sebelum melakukan tes kehamilan untuk melihat apakah pengobatan berhasil.

Kamu dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari, dengan catatan tidak melakukan latihan fisik yang berat dan beristirahat jika merasa perlu. Klinik akan memastikan kehamilan dengan pemindaian ultrasonografi dan tes darah.

3. Manfaat tes ERA

Fakta Endometrial Receptivity Analysis, Tes untuk Bayi Tabungilustrasi embrio (freepik.com/tirachardz)

Tanpa tes ERA, 30 persen siklus IVF diklaim gagal karena transfer embrio dilakukan di luar jendela implantasi. Sebanyak 238 gen berekspresi berbeda-beda tergantung pada tahap siklus kesuburan, sehingga ERA memungkinkan dokter menemukan waktu implantasi embrio yang ideal.

Studi lain menemukan bahwa proses biopsi itu sendiri dapat memengaruhi siklus kesuburan pasien. Pola endometrium dapat menyebabkan terjadinya remodeling pada lapisan rahim, sehingga menciptakan reaksi peradangan yang berpotensi meningkatkan kehamilan pada siklus berikutnya. Meski begitu, sebagian mengatakan bahwa ini tidak benar.

4. Kelemahan tes ERA

Ada beberapa kelemahan dalam tes ERA. Pengujian tersebut memerlukan waktu beberapa minggu, bersifat invasif dan menyakitkan.

Tidak ada indikasi juga bahwa ERA benar-benar bermanfaat bagi pasien bayi tabung. Sebagian besar penelitian disponsori oleh perusahaan penguji, sehingga menimbulkan konflik kepentingan.

Selain itu, reseptivitas endometrium secara keseluruhan tidak meyakinkan karena banyaknya variabel. Pengujian dapat dilakukan pada waktu yang berbeda-beda selama siklus kesuburan, menggunakan embrio dengan kualitas berbeda, menanamkan embrio pada waktu berbeda, dan bekerja dengan peralatan berbeda.

Beberapa penelitian memiliki data yang buruk karena bias, inkonsistensi, dan ketidaktepatan. Masa implantasi pasien juga dapat berubah dari siklus ke siklus.

5. Haruskah menjalani tes ERA?

Fakta Endometrial Receptivity Analysis, Tes untuk Bayi Tabungilustrasi hamil (pexels.com/Amina Filkins)

Jika kamu baru memulai mencoba untuk hamil, tidak memiliki riwayat keguguran atau belum pernah menjalani IVF, mungkin kamu akan bertanya-tanya tentang kondisi endometrium saat menerima embrio.

Saat melakukan konsultasi kesuburan awal, tim klinis akan terlebih dahulu melihat cadangan ovarium dan fungsi ovarium. Mereka juga biasanya akan melakukan USG untuk melihat ovarium, rahim, dan melihat lapisan rahim.

Menilai reseptivitas endometrium bukanlah sesuatu yang harus dilakukan, kecuali menurut dokter itu perlu diperlukan. Jika kamu mempunyai kekhawatiran atau ingin mendiskusikan pilihan ini, diskusikan dengan dokter.

Umumnya, ERA disarankan jika kamu telah menjalani dua atau lebih siklus IVF yang tidak berhasil, dengan kualitas embrio baik.

Jika pernah mengalami dua kali keguguran atau lebih, kamu mungkin ingin bertanya kepada dokter apakah preimplantation genetic testing-aneuploidy adalah sesuatu yang disarankan, karena dapat membantu meningkatkan kemungkinan memiliki bayi yang sehat dan menurunkan risiko keguguran.

6. Efek samping

Nyeri setelah prosedur medis ini biasanya ringan, tetapi kamu mungkin mengalami bercak atau pendarahan ringan. Periode menstruasi berikutnya mungkin terjadi lebih awal atau terlambat.

Kamu akan diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi. Infeksi biasanya muncul dalam bentuk demam, nyeri di perut, atau keluarnya cairan berbau busuk dari vagina.

Bagi pasangan yang khawatir akan kegagalan bayi tabung yang berulang, ERA mungkin merupakan langkah logis berikutnya. Namun, tes ini mungkin bukan tes yang tepat untuk setiap pasien IVF.

ERA akan disediakan untuk pasien yang benar-benar membutuhkannya, yaitu mereka yang mengalami kegagalan implantasi berulang, atau mereka dengan kondisi peradangan, seperti endometriosis.

Baca Juga: Apa Itu OPU dalam Prosedur Bayi Tabung?

Referensi

Verywell Family. Diakses pada Juli 2024. Should You Get an Endometrial Receptivity Analysis?
Igenomix. Diakses pada Juli 2024. What to Know About Endometrial Receptivity Analysis.
IVF London. Diakses pada Juli 2024. Endometrial Receptivity Analysis ERA & Timed Embryo Replacement.
Rafael, Zion Ben. “Endometrial Receptivity Analysis (ERA) test: an unproven technology.” Human Reproduction Open 2021, no. 2 (1 Januari 2021).

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya