Asam Sulfat untuk Ibu Hamil, Apakah Efeknya Berbahaya?

Sedang ramai di media sosial, nih

Topik asam sulfat untuk ibu hamil mendadak ramai dibicarakan. Alih-alih dapat mencegah stunting, senyawa ini justru dikatakan dapat memengaruhi kehamilan. Beberapa bahkan menyebut bahayanya zat kimia ini pada ibu hamil dan janin.

Apa itu asam sulfat sebenarnya dan bagaimana pengaruhnya pada kesehatan ibu serta kandungan? Berikut penjelasan lebih lengkapnya buatmu.

Apa itu asam sulfat?

Asam sulfat adalah zat kimia yang bersifat korosif. Rumus molekulnya adalah H₂SO₄. Sifat zat kimia ini larut dalam air dengan pelepasan panas dan korosif terhadap logam. Melihat dari sifatnya, maka asam sulfat untuk ibu hamil sangat perlu dihindari.

Lebih jauh, asam sulfat dapat menghanguskan kayu dan sebagian besar bahan organik yang berkontak dengannya, melansir PubChem National Library of Medicine. Di luar itu, asam sulfat pekat dapat terbakar atau meledak jika bersentuhan dengan bahan kimia lain seperti aseton, alkohol, dan beberapa logam halus. Ketika dipanaskan, zat kimia ini dapat mengeluarkan asap dengan kandungan racun seperti sulfur trioksida.

Asam sulfat sendiri kerap digunakan dalam pembuatan pupuk, bahan peledak, dan lem. Penggunaan senyawa ini juga ditemukan pada pemurnian minyak bumi, pengawetan logam, penggunaan baterai, dan sebagainya.

Senyawa asam sulfat dapat ditemukan di udara dalam bentuk tetesan kecil. Selain itu, asam sulfat pun menempel dengan partikel kecil lainnya di udara.

Proses pembakaran batu bara, minyak, dan gas dapat melepaskan sulfur dioksida yang  secara perlahan berubah menjadi sulfur trioksida. Ketika bereaksi dengan air di udara, maka akan membentuk asam sulfat.

Baca Juga: Ini Perbedaan Asam Folat dan Folat, Jangan Salah ya!

Bahaya asam sulfat untuk kesehatan

Asam Sulfat untuk Ibu Hamil, Apakah Efeknya Berbahaya?ilustrasi laki-laki sakit (pexels.com/cottonbro studio)

Paparan asam sulfat dapat masuk ke saluran pernapasan saat kita menghirup oksigen. Dari proses tersebut, tetesan lalu mengendap di saluran pernapasan. Jika partikelnya lebih kecil, maka berpotensi masuk lebih dalam ke paru-paru.

Centers of Disease Control and Prevention menyebutkan bahwa asam sulfat dapat menyebabkan gangguan kesehatan saat bersentuhan dengan jaringan tubuh. Sama seperti zat asam lainnya, asam sulfat dapat menyebabkan korosi, mengiritasi, hingga menimbulkan efek langsung pada kulit, mata, saluran pernapasan, maupun pencernaan. 

Nah, menghirup asam sulfat juga dapat menyebabkan erosi gigi dan iritasi saluran pernapasan. Jika diminum, asam sulfat pekat dapat membakar mulut dan tenggorokan, hingga mengikis lubang di perut yang dapat berakibat fatal. 

Apabila bersentuhan dengan kulit, asam sulfat dapat memicu luka bakar kimia. Di luar itu, senyawa ini juga tidak boleh mengenai mata karena dapat menimbulkan luka bakar hingga kebutaan.

Diketahui juga adanya peningkatan risiko kanker laring akibat menghirup asam sulfat konsentrasi tinggi secara rutin. Meski demikian, sebagian besar terjadi pada perokok yang juga terpapar asam dan bahan kimia lain, melansir sumber yang sama.

Efek asam sulfat untuk ibu hamil

Asam Sulfat untuk Ibu Hamil, Apakah Efeknya Berbahaya?ilustrasi ibu hamil (pixabay.com/Pexels)

Lantas, bagaimana dengan efek asam sulfat untuk ibu hamil? Asam sulfat jelas perlu dihindari, bahkan oleh seseorang yang tidak sedang hamil sekalipun.

Lebih jelasnya, secara keseluruhan paparan asam sulfat pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan pada pernapasan, pencernaan, indra perasa, dan organ lainnya. Meski demikian, belum ada bukti yang menunjukkan dampak asam sulfat terhadap janin yang dikandung oleh ibu terpapar selama kehamilan, melansir Public Health England.

Penelitian terbatas pada hewan pun belum menunjukkan adanya dampak cacat lahir, penurunan berat badan, atau bahkan bentuk kelainan keturunan lainnya. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh sifat asam sulfat yang menyebabkan efek buruk pada titik kontaknya. Artinya, efek paparan asam sulfat pada ibu hamil, lebih kepada sang ibu, bukan janinnya.

Di luar itu, CDC juga menyebutkan bahwa asam sulfat diperkirakan tidak diserap atau didistribusikan ke seluruh tubuh. Asam sulfat diperkirakan tidak akan diangkut melalui plasenta ibu ke janin dalam kandungan.

Selain itu, zat kimia ini pun tidak memengaruhi komposisi ASI. Oleh karena itu, paparan asam sulfat pada orangtua seharusnya tidak berdampak pada janin. Meski demikian, tetap dapat memengaruhi kesehatan ibu, ya. 

Secara keseluruhan, asam sulfat untuk ibu hamil memang sepatutnya dihindari. Meski kecil kemungkinan berdampak pada janin dalam kandungan, tetapi tetap bisa memengaruhi kesehatan sang ibu.  

Baca Juga: Gibran Salah Sebut, Ini Manfaat Asam Folat untuk Pria

Topik:

  • Laili Zain Damaika
  • Lea Lyliana
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya