Cara Mencegah TB pada Anak, Kasus di Indonesia Sangat Tinggi

TB pada anak bisa memicu stunting

Tuberkulosis (TB atau TBC) adalah penyakit menular pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Penyakit ini dapat ditularkan oleh penderita TB ke orang lain melalui batuk atau bersin yang menyebar melalui udara. Tak hanya terjadi pada orang dewasa, penyakit ini juga banyak dialami oleh anak-anak.

Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2022, Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara dengan kasus TB terbanyak di dunia, yaitu 10 persen dari kasus TB global. Karena alasan ini, penting bagi kita, khususnya para orang tua, untuk lebih waspada terhadap penyakit ini.

Di sini, kita akan membahas segala hal tentang TB pada anak dan strategi yang bisa dilakukan untuk mencegah TB pada anak.

1. Tanda dan gejala TB pada anak

Cara Mencegah TB pada Anak, Kasus di Indonesia Sangat Tinggiilustrasi anak sakit (pexels.com/Karolina Grabowska)

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, tanda dan gejala TB pada anak meliputi:

  • Batuk yang tidak kunjung sembuh.
  • Mual atau lemah.
  • Lesu dan tidak semangat bermain.
  • Penurunan berat badan.
  • Stunting.
  • Demam.
  • Keringat malam.

Bakteri penyebab TB paling sering menyerang paru-paru, tetapi penyakit ini juga dapat menyerang bagian tubuh lainnya.

Gejala penyakit TB di bagian tubuh lain bergantung pada area yang terkena. Bayi, anak kecil, dan anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh lemah mempunyai risiko tertinggi terkena bentuk TB yang paling parah, seperti TB meningitis.

2. Mengapa anak rentan terkena TB?

Cara Mencegah TB pada Anak, Kasus di Indonesia Sangat Tinggiilustrasi anak sakit (pexels.com/MART PRODUCTION)

TB paling sering disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri TB menyebar melalui udara saat pengidap TB batuk, bersin, atau berbicara. 

Diterangkan dalam laman Stanford Medicine, seorang anak biasanya tidak terinfeksi kecuali anak melakukan kontak berulang kali dengan bakteri penyebab TB.

Kecil kemungkinan TB menular melalui barang-barang pribadi, seperti pakaian, tempat tidur, cangkir, peralatan makan, toilet, atau barang-barang lain yang pernah disentuh oleh pengidap TB.

Anak-anak yang terkena infeksi TB mempunyai peluang lebih tinggi untuk terkena penyakit TB aktif karena sistem kekebalan tubuh mereka belum berkembang seperti sistem kekebalan orang dewasa.

Selain itu, anak dengan status gizi buruk berpeluang lebih tinggi terkena TB daripada anak dengan status gizi normal.

Anak-anak yang masih sangat kecil lebih mungkin tertular TB melalui aliran darah mereka dan menyebabkan komplikasi, seperti meningitis, dibandingkan anak-anak yang lebih dewasa.

Seorang anak lebih berisiko terkena TB jika ia:

  • Tinggal serumah dengan penderita TB.
  • Tunawisma.
  • Berasal dari negara yang banyak terdapat kasus TB.
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Baca Juga: Gejala Awal Seseorang Mengidap TBC, Batuk Terus-menerus

3. Pencegahan

Cara Mencegah TB pada Anak, Kasus di Indonesia Sangat TinggiIlustrasi vaksinasi anak (pixabay.com/12019)

Pemberian vaksin BCG atau bacille Calmette-Guérin merupakan langkah untuk mencegah penyakit TB. BCG digunakan di banyak negara untuk mencegah TB pada anak, termasuk di Indonesia. Bahkan, vaksin BCG untuk anak adalah program pemerintah dan diberikan secara gratis.

Selain vaksinasi, strategi lain yang bisa dilakukan untuk mencegah TB pada anak meliputi:

  • Jaga kebersihan rumah dan pastikan rumah memiliki ventilasi udara yang baik agar anak dapat menghirup udara segar.
  • Jangan biarkan anak tidur, dicium, atau digendong sembarangan oleh orang lain.
  • Menghindari kontak dengan orang yang memiliki penyakit aktif.
  • Ajari anak untuk sering mencuci tangan dengan sabun.
  • Gunakan handuk, gelas minum, dan peralatan makan secara terpisah antar anggota keluarga.
  • Jika terdapat anggota keluarga dengan TB, pastikan anak menutup mulut atau hidung saat batuk atau bersin menggunakan tisu, lalu segera buang tisu tersebut ke tempat sampah.
  • Jangan membuang air liur sembarangan karena dapat menjadi media penularan kuman.

4. Kapan harus ke dokter?

Cara Mencegah TB pada Anak, Kasus di Indonesia Sangat Tinggiilustrasi dokter sedang memeriksa anak (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Jika kamu curiga anak terinfeksi TB atau mungkin pernah melakukan kontak dengan seseorang yang terkena TB, segera temui dokter. Dokter akan mengatur beberapa tes untuk mengetahui apakah anak terinfeksi TB. Dilansir Royal Children's Hospital, berikut beberapa tes yang mungkin dilakukan:

  • Tes Mantoux: Sedikit cairan disuntikkan ke kulit di lengan bawah melalui goresan. Dokter akan memeriksa tes kulit dua sampai tiga hari kemudian untuk melihat apakah ada reaksi.
  • Tes Quantiferon Gold: Tes darah dilakukan menggunakan darah untuk mengukur bagaimana sistem kekebalan seseorang bereaksi terhadap bakteri penyebab TB.

Jika tes menunjukkan hasil positif, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah TB tersebut aktif, termasuk rontgen dada dan sampel dahak.

5. Perawatan TB anak

Cara Mencegah TB pada Anak, Kasus di Indonesia Sangat Tinggiilustrasi obat-obatan (pexels.com/Pixabay)

Dirangkum dari laman The Children’s Hospital of Philadelphia, perawatan ditentukan oleh dokter anak berdasarkan:

  • Usia, kesehatan anak secara keseluruhan, dan riwayat kesehatan.
  • Luasnya penyakit.
  • Toleransi terhadap pengobatan, prosedur, atau terapi tertentu.
  • Harapan perjalanan penyakit.
  • Pendapat atau preferensi orang tua.

Perawatan mungkin termasuk:

  • Rawat inap jangka pendek.
  • Obat-obatan.
  • Untuk TB laten pada anak usia 2 hingga 11 tahun. Biasanya isoniazid akan diberikan selama enam hingga 12 bulan untuk membunuh organisme penyebab TB dalam tubuh.
  • Untuk TB aktif. Dokter mungkin meresepkan tiga hingga empat obat sekaligus termasuk isoniazid, rifampisin, pirazinamid, atau streptomisin untuk jangka waktu hingga enam bulan atau lebih agar pengobatan efektif.

Anak biasanya menunjukkan perbaikan kondisi dalam beberapa minggu setelah pengobatan dimulai. Dua minggu setelah pengobatan dimulai, anak biasanya tidak akan menularkan penyakit, asalkan pengobatan dilakukan sampai akhir.

Kasus TB pada anak di Indonesia tergolong tinggi sehingga orang tua harus waspada dan melakukan yang terbaik untuk mencegah buah hati terinfeksi bakteri penyebab TB. Jika si kecil mengalami batuk berkepanjangan atau sulit menambah berat badan, segera hubungi dokter untuk melakukan tes TB.

Baca Juga: TBC Kulit: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya