Apa Itu Transplantasi Rahim?

Diperuntukkan bagi perempuan dengan masalah rahim

Intinya Sih...

  • Transplantasi rahim membantu perempuan tanpa rahim atau yang menjalani pengangkatan rahim agar bisa memiliki anak.
  • Rahim donor dapat digunakan untuk satu atau dua kali kehamilan, untuk kemudian diangkat kembali.
  • Kriteria penerima transplantasi rahim: usia 20 hingga 40 tahun, sehat, negatif HIV dan hepatitis, tidak ada riwayat diabetes, dan bukan perokok.

Rahim merupakan bagian dari sistem reproduksi perempuan dan digunakan bayi yang sedang berkembang. Rahim terletak di panggul bawah dan berbentuk buah pir terbalik. Saat perempuan hamil, rahim akan tumbuh membesar seukuran semangka dan kemudian menyusut ke ukuran aslinya setelah bayi lahir.

Operasi transplantasi rahim dapat membantu perempuan yang terlahir tanpa rahim atau menjalani pengangkatan rahim. Transplantasi rahim yang berhasil dapat mengubah hidup penerimanya, memungkinkan perempuan memiliki anak.

1. Cara kerja transplantasi rahim

Transplantasi rahim melibatkan pengangkatan rahim dari donor yang masih hidup atau telah meninggal dan memindahkannya ke pasien yang rahimnya tidak berfungsi.

Selanjutnya, penerima rahim harus terus mengonsumsi obat anti penolakan selama rahim berada di dalam tubuhnya. Setelah bekas operasi sembuh, dokter harus menunggu untuk memastikan rahim merespons hormon penerima dan tidak menunjukkan tanda-tanda penolakan.

Meskipun rahim hasil transplantasi dapat digunakan untuk menampung janin, tetapi kehamilan spontan tidak akan terjadi karena saluran tuba tidak ditransplantasikan. Jadi, kehamilan dilakukan dengan bantuan fertilisasi in vitro.

Rata-rata, perempuan mulai menstruasi 30 hari setelah transplantasi rahim. Memiliki siklus menstruasi sangat diperlukan untuk menunjang suatu kehamilan. Jika menunjukkan tanda-tanda yang baik sekitar 6–12 bulan setelah transplantasi, dokter dapat memulai kehamilan melalui fertilisasi in vitro. Rahim donor dapat digunakan untuk satu atau dua kali kehamilan, untuk kemudian diangkat kembali.

2. Risiko operasi transplantasi rahim

Apa Itu Transplantasi Rahim?ilustrasi operasi (pexels.com/Skip Class)

Operasi transplantasi rahim memiliki beberapa risiko, seperti pendarahan, infeksi, cedera pada saraf, pembuluh darah, usus, kandung kemih atau ureter, penolakan rahim.

Penggunaan obat imunosupresif setelah operasi transplantasi rahim juga dapat menyebabkan diabetes dan kerusakan ginjal jika digunakan dalam jangka waktu lama.

Pada pendonor, risiko yang ada meliputi pendarahan, infeksi, cedera pada saraf, pembuluh darah, usus, kandung kemih, ureter.

Baca Juga: Operasi Pembesaran Penis: Persiapan, Prosedur dan Hasil

3. Siapa yang bisa menjadi penerima transplantasi rahim?

Perempuan yang mengalami masalah rahim hingga menyebabkan infertilitas merupakan kandidat potensial untuk transplantasi rahim. Berikut kriteria perempuan yang bisa menjadi penerima transplantasi rahim:

  • Berusia 20–40 tahun.
  • Tidak mengidap kanker selama lima tahun.
  • Memiliki berat badan yang sehat.
  • Negatif HIV, hepatitis B dan C.
  • Tidak ada riwayat diabetes.
  • Bukan perokok.
  • Tidak memiliki kontraindikasi untuk menjalani pengobatan imunosupresif.

4. Manfaat transplantasi rahim

Apa Itu Transplantasi Rahim?ilustrasi pasangan yang memegang foto USG buah hatinya (pexels.com/Melike Benli)

Sebelum adanya prosedur transplantasi rahim, pasangan dengan masalah infertilitas hanya bisa memiliki anak dengan cara kehamilan pengganti atau adopsi. Namun, dengan ditemukannya transplantasi rahim, pasangan suami istri bisa mendapatkan keturunan langsung.

Tingginya tingkat keberhasilan transplantasi rahim membuat para ahli merekomendasikannya sebagai pilihan untuk pasangan yang menginginkan keturunan.

5. Apakah transplantasi rahim mungkin dilakukan untuk transpuan?

Meskipun telah dilakukan lebih dari seratus kali, tetapi transplantasi rahim secara umum masih dalam tahap awal. Masih ada banyak penelitian yang harus dilakukan.

Sejauh ini, transplantasi rahim hanya diperuntukkan bagi perempuan dengan masalah rahim yang menginginkan kehamilan. Ada pertimbangan hormonal dan anatomi yang berarti bahwa prosedur medis ini tidak mungkin dilakukan secara langsung pada populasi transpuan.

Demikianlah informasi penting seputar transplantasi rahim. Prosedur ini menjadi harapan baru bagi perempuan dengan masalah infertilitas yang menginginkan keturunan biologis.

Baca Juga: Macam-macam Kelainan Bentuk Rahim Perempuan

Referensi

Euro News. Diakses pada Juli 2024. Uterus transplants are already a reality. What does it mean for transgender women getting pregnant?
Healthnews. Diakses pada Juli 2024. Uterus Transplant: How It’s Going Five Years On.
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada Juli 2024. Uterine Transplant Program.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya