Refleks Gastrokolik, Selalu Ingin BAB Setiap Habis Makan

Ini normal, tetapi kadang bisa mengganggu aktivitas

Intinya Sih...

  • Saat kamu merasa ingin buang air besar, saat itulah refleks gastrokolik sedang bekerja. Refleks gastrokolik membantu sistem pencernaan yang sehat untuk mengosongkan usus dari tinja.
  • Refleks gastrokolik yang terlalu aktif dapat berkaitan dengan gangguan pencernaan seperti IBS, sindrom dumping, dan penyakit radang usus, serta dipengaruhi oleh faktor makanan dan minuman tertentu.

Apakah kamu sering merasa ingin buang air besar segera setelah makan? Ini merupakan hal normal bagi banyak orang dan merupakan bagian dari apa yang disebut refleks gastrokolik. 

Refleks gastrokolik terjadi saat otot, saraf, dan hormon pencernaan membantu memindahkan makanan melalui saluran pencernaan. Jika kamu buang air besar secara teratur setelah setiap kali makan, dan tinja tampak normal bagimu serta tidak memiliki gejala lain, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Berikut ini kita akan menyelami lebih dalam seputar refleks gastrokolik.

1. Apa itu refleks gastrokolik?

Saat kamu merasa ingin buang air besar, saat itulah refleks gastrokolik sedang bekerja. Refleks gastrokolik membantu sistem pencernaan yang sehat untuk mengosongkan usus dari tinja.

Hal ini memberi ruang bagi makanan berikutnya yang kamu makan. Refleks gastrokolik paling umum dirasakan tepat setelah sarapan, tetapi kamu dapat merasakannya setelah makan apa pun.

2. Penyebab refleks gastrokolik yang terlalu aktif

Refleks Gastrokolik, Selalu Ingin BAB Setiap Habis Makanilustrasi laki-laki ingin buang air besar (freepik.com/cookie_studio)

Tidak diketahui dengan jelas penyebab refleks gastrokolik yang terlalu aktif. Namun, pada orang dengan sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS), kemungkinan refleks gastrokolik disebabkan oleh kadar hormon dan neuropeptida yang tidak normal yang bertanggung jawab untuk mengatur motilitas sistem pencernaan.

Perubahan dalam mikrobioma usus dapat menyebabkan perubahan dalam motilitas usus besar dan mengakibatkan gejala.

Refleks gastrokolik yang terlalu aktif berkaitan dengan masalah pencernaan berikut:

  • IBS: Gangguan gastrointestinal fungsional dengan gejala termasuk sembelit dan/atau diare.
  • Sindrom dumping: Kondisi ketika makanan bergerak terlalu cepat dari lambung ke usus halus, terutama pada orang yang telah menjalani operasi bariatrik.
  • Penyakit radang usus: Kondisi yang ditandai peradangan kronis pada saluran pencernaan bagian bawah.

Faktor tambahan yang dapat meningkatkan respons refleks gastrokolik, meliputi:

  • Makan makanan besar, terutama jika makanan tersebut tinggi lemak.
  • Minum minuman dingin dalam jumlah banyak sekaligus.
  • Mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa .
  • Mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung oligosakarida, disakarida, monosakarida, dan poliol yang dapat difermentasi (FODMAP).

Baca Juga: 6 Manfaat dan Pose Yoga untuk Kesehatan Pencernaan

3. Mengelola gejala refleks gastrokolik yang terlalu aktif

Perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan dapat membantu mengatasi kondisi  yang menyebabkan refleks gastrokolik terlalu aktif. Kamu dapat meringankan atau menghindari gejala dengan melakukan hal berikut:

  • Makan makanan dalam porsi kecil beberapa kali sehari alih-alih tiga kali makan besar.
  • Minum minuman dingin secara pelan-pelan daripada menenggaknya cepat. Minum suplemen probiotik atau makan makanan kaya probiotik, seperti acar, kimchi, asinan kubis, kombucha, atau yogurt untuk membantu menjaga keseimbangan mikrobioma usus.
  • Gunakan minyak pepermin sebelum makan atau minum teh pepermin setelah makan.
  • Kelola stres dengan yoga, latihan pernapasan, imajinasi terbimbing, dan meditasi.

4. Makanan apa yang harus dihindari orang dengan refleks gastrokolik yang terlalu aktif

Refleks Gastrokolik, Selalu Ingin BAB Setiap Habis Makanilustrasi makanan tinggi lemak (pixabay.com/Lachezar Chokoev)

Kamu tidak perlu mengubah pola makan jika secara alami memiliki refleks gastrokolik yang terlalu aktif. Ini karena apa yang kamu makan mungkin tidak akan membuat banyak perbedaan pada bagaimana usus besar merespons sinyal dari perut.

Namun, jika kamu memiliki IBS, apa yang kamu makan dapat memengaruhi gejala. Dalam hal ini, kamu mungkin perlu menghindari makanan yang dapat memperburuk gejala, seperti:

  • Makanan berlemak.
  • Alkohol.
  • Makanan pedas.
  • Kafein.

5. Kapan harus menemui penyedia layanan kesehatan

Refleks gastrokolik adalah proses alami tubuh yang membantu memastikan ada cukup ruang di saluran pencernaan untuk makanan dan minuman yang kamu konsumsi. Merasa ingin buang air besar setelah makan biasanya tidak memerlukan kunjungan ke penyedia layanan kesehatan.

Namun, jika kamu melihat gejala yang berhubungan dengan refleks gastrokolik yang terlalu aktif yang berlangsung lebih dari beberapa hari, hubungi penyedia layanan kesehatan. Mereka mungkin dapat membantu mengidentifikasi penyebab refleks gastrokolik yang meningkat. Gejala-gejala ini meliputi:

  • Dorongan tiba-tiba untuk buang air besar, terutama setelah makan.
  • Diare kronis, atau tinja encer.
  • Nyeri perut.
  • Perut kembung.

Jadi, refleks gastrokolik adalah respons fisiologis normal terhadap konsumsi makanan, di mana tubuh memberi sinyal pada saluran pencernaan untuk berkontraksi dan memindahkan makanan ke luar. Hal ini memberi ruang bagi lebih banyak makanan di dalam saluran pencernaan.

Hanya saja, refleks gastrokolik yang terlalu aktif dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Jika kamu sering merasa tiba-tiba ingin buang air besar setelah makan atau mengalami kram perut yang sering terkait dengan makanan, kamu harus berbicara dengan dokter.

Baca Juga: 5 Tips Ampuh Cegah Masalah Pencernaan setelah Makan Daging Kurban 

Referensi

GoodRx Health. Diakses pada September 2024. Is It Normal to Have to Poop Right After You Eat?
Verywell Health. Diakses pada September 2024. Gastrocolic Reflex: Why You Need to Poop After Eating.
Verywell Health. Diakses pada September 2024. What Is the Gastrocolic Reflex?

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya