Bagaimana Kekurangan Vitamin D Menyebabkan Depresi?

Banyak pengidap depresi mengalami defisiensi vitamin D

Vitamin D dikenal sebagai vitamin sinar matahari karena tubuh dapat memproduksinya saat kulit terpapar sinar matahari.

Vitamin D merupakan nutrisi yang larut dalam lemak yang penting untuk membantu menjaga tulang tetap sehat dan kuat, meningkatkan pertumbuhan sel, dan bermanfaat bagi fungsi kekebalan tubuh.

Belakangan, para ahli berpendapat vitamin D mungkin juga berperan dalam mencegah dan mengatasi depresi, karena para peneliti telah mencatat bahwa banyak orang dengan depresi memiliki kadar vitamin D kurang.

1. Cara kerja vitamin D dalam tubuh

Bagaimana Kekurangan Vitamin D Menyebabkan Depresi?ilustrasi suplemen vitamin D (unsplash.com/Towfiqubarbhuiya)

Otot, jantung, otak, dan sistem kekebalan memiliki reseptor vitamin D. Dijelaskan dalam laman WebMD, tubuh mengangkut vitamin ini ke ginjal dan hati untuk kemudian diubah menjadi hormon aktif. Vitamin D dalam bentuk ini membantu tubuh dalam menyerap kalsium.

Tubuh memperoleh vitamin D utamanya melalui paparan sinar matahari. Makanan dan suplemen tertentu juga bisa menjadi sumber vitamin D. 

2. Vitamin D dan depresi

Bagaimana Kekurangan Vitamin D Menyebabkan Depresi?ilustrasi laki-laki mengalami depresi (pexels.com/Alena Darmel)

Sebuah studi menemukan bahwa banyak orang dengan depresi juga memiliki tingkat sirkulasi vitamin D yang rendah dalam darahnya (Current Drug Targets, 2018). Dari hasil penelitian ini, para ahli meyakini ada kemungkinan kedua faktor tersebut saling berkaitan.

Penelitian lain menunjukkan bahwa rendahnya kadar vitamin D selama kehamilan berhubungan dengan depresi pascapersalinan (Advanced Biomedical Research, 2020).

Demikian pula, para peneliti telah menemukan kemungkinan hubungan antara depresi dan rendahnya kadar vitamin D pada penderita asam urat, cedera tulang belakang kronis, stroke, dan multiple sclerosis.

Selain itu, penelitian juga menunjukkan berbagai kelompok orang mengalami perbaikan gejala depresi setelah mereka mulai mengonsumsi suplemen vitamin D.

Studi lainnya mengamati bahwa vitamin D mengatur ekspresi gen untuk salah satu enzim penting tirosin hidroksilase, yang terlibat dalam sintesis dopamin dan norepinefrin (Annals of General Psychiatry, 2022). Neurotransmitter ini terkenal karena perannya dalam depresi dan gangguan mood.

Vitamin D juga merangsang reseptor di wilayah otak yang berkaitan dengan pengaturan emosi dan perilaku, seperti sistem limbik, korteks, dan otak kecil. Ini juga merangsang pelepasan neurotropin, yang memiliki peran penting dalam regulasi perkembangan saraf. 

Namun, potensi manfaat tersebut belum sepenuhnya jelas. Sebuah penelitian besar yang melibatkan lebih dari 18.000 orang dengan depresi menemukan bahwa mengonsumsi 2.000 IU vitamin D per hari selama 5 tahun tidak menyebabkan perbedaan skor depresi yang signifikan dibandingkan dengan mengonsumsi plasebo (JAMA, 2020).

Karena temuannya sangat beragam, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengetahui kaitan antara kekurangan vitamin D dan depresi. Juga, bagaimana mengonsumsi suplemen vitamin D dapat memengaruhi gejala depresi.

Baca Juga: Penyebab Depresi Memburuk di Malam Hari, Ternyata karena Ini!

3. Gejala kekurangan vitamin D dan depresi

Bagaimana Kekurangan Vitamin D Menyebabkan Depresi?ilustrasi laki-laki mengalami depresi (pexels.com/MART PRODUCTION)

Kekurangan vitamin D dan depresi dapat menimbulkan berbagai gejala. Berikut gejalanya dilansir Medical News Today:

  • Sakit tulang.
  • Otot berkedut.
  • Kelemahan.
  • Kekakuan sendi.
  • Nyeri otot.
  • Patah tulang.

Sementara itu, gejala depresi antara lain:

  • Perubahan kebiasaan tidur.
  • Perubahan nafsu makan.
  • Perubahan tingkat energi.
  • Penurunan kesenangan dalam beraktivitas.
  • Perasaan tidak berharga.
  • Kesulitan fokus.
  • Perubahan suasana hati. 
  • Pikiran untuk bunuh diri.

4. Faktor risiko rendahnya vitamin D

Bagaimana Kekurangan Vitamin D Menyebabkan Depresi?ilustrasi ibu hamil (unsplash.com/Camylla Battani)

Berikut beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan kamu kekurangan vitamin D:

  • Diet: Tidak mengonsumsi makanan yang bervariasi dapat meningkatkan risiko kamu mengalami rendahnya vitamin D. Karena vitamin D banyak ditemukan dalam produk hewani, mengikuti pola makan nabati dapat meningkatkan risiko defisiensi vitamin D.
  • Jarang terpapar sinar matahari: Orang yang tidak mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup mungkin tidak dapat menyintesis cukup vitamin D. Mereka yang tinggal sangat jauh dari garis khatulistiwa mempunyai risiko tinggi.
  • Warna kulit: Orang dengan kulit gelap menyerap lebih sedikit vitamin D dibandingkan dengan kulit terang karena melamin bersifat menghambat absorbsi vitamin D. Sebuah studi menggunakan radiasi UV untuk menyelidiki sintesis vitamin D pada orang dengan warna kulit berbeda. Ditemukan bahwa melanin menghambat sejumlah kecil produksi vitamin D3 (Journal of Investigative Dermatology, 2019).
  • Kegemukan: Sebuah studi menemukan bahwa rendahnya vitamin D dikaitkan dengan depresi pada orang dewasa yang mengalami obesitas (BMC Psychiatry, 2021).
  • Kondisi kesehatan tertentu: Orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti sedang hamil, penyakit asam urat, stroke, dan multiple sclerosis sering kali mengalami kekurangan vitamin D. 

5. Pengobatan

Bagaimana Kekurangan Vitamin D Menyebabkan Depresi?ilustrasi suplemen vitamin D (pexels.com/Anna Shvets)

Berbagai pilihan pengobatan tersedia untuk mengatasi kekurangan vitamin D dan mengurangi gejala depresi. Berikut opsi yang tersedia:

Orang yang kekurangan vitamin D dapat meningkatkan kadarnya dengan cara:

  • Suplemen makanan: Mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin D2, D3, atau keduanya dapat membantu mencukupi kebutuhan vitamin D.
  • Nutrisi: Makanan yang mengandung vitamin D antara lain ikan berlemak, kuning telur, dan beberapa keju. 
  • Meningkatkan paparan sinar matahari: Para ahli menyarankan agar orang-orang berjemur di bawah sinar matahari selama 5–30 menit setiap harinya.
  • Lampu vitamin D: Jika tidak bisa berjemur, tersedia lampu UV khusus yang dapat meniru efek sinar matahari.

Untuk depresi, perawatan yang tersedia biasanya melibatkan kombinasi terapi dan pengobatan. Depresi adalah kondisi yang rumit, dan reaksi orang terhadap metode pengobatan berbeda-beda. Umumnya, dokter akan merekomendasikan antidepresan, seperti inhibitor reuptake serotonin selektif, dan konseling.

Meskipun hasil penelitian tentang hubungan antara vitamin D dan depresi cukup beragam, tetapi tidak ada salahnya berusaha mencukupi kebutuhan vitamin D mengingat ini adalah nutrisi esensial untuk tubuh.

Baca Juga: Manfaat Vitamin B3 atau Niasin, Asupanmu Sudah Cukup?

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya