Apakah Pernah Kena Cacar Air Bisa Terinfeksi Mpox?

Cacar air dan monkeypox disebabkan oleh virus yang berbeda

Intinya Sih...

  • Cacar air dengan mpox disebabkan oleh virus yang berbeda.
  • Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster, sementara mpox disebabkan oleh virus monkeypox yang termasuk genus orthopoxvirus.

Sebagian orang mungkin baru mendengar tentang mpox (sebelumnya dikenal sebagai monkeypox atau cacar monyet), walaupun ini sebetulnya bukan penyakit baru.

Beberapa orang juga menganggap apabila sudah pernah mengalami cacar air sebelumnya, maka memiliki kekebalan terhadap cacar monyet. Ada pula yang menganggap bahwa vaksinasi cacar air bisa memberikan perlindungan terhadap cacar monyet. Bagaimana faktanya?

1. Cacar air

Apakah Pernah Kena Cacar Air Bisa Terinfeksi Mpox?ilustrasi anak-anak sakit (pexels.com/MART PRODUCTION)

Chickenpox atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular. Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster yang termasuk dalam keluarga herpesvirus.

Virus varicella-zoster sangat mudah menyebar ke orang lain, terutama pada mereka yang belum pernah terinfeksi cacar air atau belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air. WHO menyebutkan bahwa virus tersebut dapat menular melalui droplet, aerosol, atau kontak langsung dengan sekresi pernapasan.

Cacar air menyebabkan munculnya lenting berisi cairan dan rasa gatal pada kulit. Lenting pada umumnya pertama muncul di area dada, punggung, dan wajah, kemudian menyebar ke seluruh tubuh, termasuk di dalam mulut atau area genetalia. Dalam beberapa hari lenting akan mengering dan menjadi keropeng.

2. Vaksin cacar air

Apakah Pernah Kena Cacar Air Bisa Terinfeksi Mpox?ilustrasi vaksin (pexels.com/Thirdman)

Cara terbaik untuk mencegah cacar air yaitu dengan mendapatkan vaksinasi cacar air. Vaksin cacar air aman dan efektif dalam mencegah infeksi.

Direkomendasikan untuk mendapatkan dua dosis vaksin cacar air bagi semua orang mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa jika belum pernah mendapatkan vaksin cacar air atau belum pernah terinfeksi cacar air.

Berdasarkan jadwal imunisasi tahun 2023 oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin cacar air diberikan secara subkutan sejak usia 12–18 bulan. Untuk anak usia 1 hingga 12 tahun, vaksin cacar air diberikan sebanyak 2 dosis dengan selang waktu 6 minggu hingga 3 bulan. Untuk anak usia 13 tahun ke atas, vaksin diberikan dengan selang waktu 4–6 minggu.

Pemberian satu dosis dapat melindungi individu, tetapi mungkin tidak menghentikan penularan. Pemberian dua dosis vaksin cacar air dapat mengurangi jumlah kasus, mencegah wabah, serta menurunkan angka kematian dan kejadian cacar air yang parah.

Baca Juga: 4 Komplikasi yang Bisa Disebabkan oleh Mpox

3. Sudah pernah terinfeksi cacar air, bisakah terinfeksi mpox?

Apakah Pernah Kena Cacar Air Bisa Terinfeksi Mpox?ilustrasi cacar monyet (freepik.com/freepik)

Banyak orang yang mengira bahwa cacar air dan mpox sama. Ada pula anggapan bahwa jika sudah pernah terinfeksi cacar air atau sudah pernah divaksinasi cacar air, maka sudah terlindungi dari cacar monyet.

Cacar air dengan cacar monyet disebabkan oleh virus yang berbeda. Seperti penjelasan sebelumnya, cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster, sementara cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox yang termasuk genus orthopoxvirus.

Jadi, walaupun sebelumnya sudah pernah terinfeksi cacar air, tetapi itu tidak memberikan perlindungan terhadap cacar monyet. Begitu pula dengan vaksinasi cacar air juga tidak memberikan perlindungan terhadap cacar monyet, karena vaksin tersebut hanya melindungi terhadap cacar air. 

4. Mpox

Apakah Pernah Kena Cacar Air Bisa Terinfeksi Mpox?ilustrasi orang dengan mpox (pixabay.com/geralt)

Meskipun sama-sama memiliki nama "cacar", tetapi cacar monyet dengan cacar air merupakan penyakit yang berbeda dengan penyebab yang berbeda pula.

Cacar monyet merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus monkeypox, termasuk genus orthopoxvirus. Virus tersebut dapat menular dari hewan ke manusia maupun antarmanusia.

Cacar monyet bukanlah penyakit baru dan sebelumnya merupakan penyakit endemik di beberapa wilayah di Afrika. Namun, saat ini mpox tercatat mengalami peningkatan kasus dan telah menyebar ke berbagai negara, termasuk di Indonesia.

5. Vaksinasi cacar monyet

Apakah Pernah Kena Cacar Air Bisa Terinfeksi Mpox?ilustrasi vaksinasi (pixabay.com/kfuhlert)

Menurut WHO, hasil studi observasi menunjukkan vaksin smallpox efektif memberi perlindungan terhadap mpox hingga 85 persen. Vaksin smallpox dan vaksin mpox dikembangkan dari virus vaccinia karena dapat memberikan perlindungan silang (cross-protection) terhadap kelompok virus yang sama, yaitu orthopoxvirus.

Dengan kata lain, penyebab smallpox dengan mpox serta virus vaccinia (komponen dalam vaksin smallpox) masih berkerabat dekat sehingga dapat memberikan perlindungan.

Walaupun vaksin mpox telah tersedia, tetapi WHO tidak merekomendasikan vaksinasi massal layaknya COVID-19. Untuk saat ini, pemberian vaksin mpox ditujukan untuk kelompok berisiko tinggi tertular cacar monyet, misalnya mereka yang kontak erat dengan penderita cacar monyet.

Meskipun sudah pernah terinfeksi cacar air atau sudah mendapat vaksinasi cacar air, itu hanya memberi perlindungan terhadap cacar air, sehingga tetap bisa terinfeksi mpox jika tidak melakukan langkah pencegahan. Sebab, cacar air dan mpox disebabkan oleh virus yang berbeda.

Vaksin yang dapat memberikan perlindungan terhadap mpox adalah vaksin smallpox, karena termasuk kelompok virus yang sama dengan mpox, yaitu orthopoxvirus.

Baca Juga: 4 Tips Merawat Kulit Bekas Luka Cacar Monyet

Referensi

Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Agustus 2024. Mpox.
World Health Organization. Diakses pada Agustus 2024. Mpox.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses pada Agustus 2024. Jadwal Imunisasi Anak IDAI 2023.
Infeksi Emerging Kemenkes RI. Diakses pada Agustus 2024. Frequently Asked Questions (FAQ) Mpox.

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya