9 Keyakinan Aneh tentang Pengobatan yang Dulu Pernah Diyakini

Makin jadul makin gak logis

Banyak orang yang tidak mau pergi ke dokter ketika sakit. Pertanyaannya, siapa yang mau sakit? Jelas tidak ada orang yang ingin sakit, tetapi tubuh kita tidak sesempurna itu. Ada kalanya kita merasa lemah dan terserang penyakit. 

Saat tiba di fasilitas kesehatan, kita sering kali diminta untuk menunggu, menghadapi situasi yang tidak nyaman, dan merasa waswas dengan kabar buruk yang bisa saja menimpa kita.

Untungnya, kita hidup di zaman yang mana kita dapat mengunjungi dokter. Artinya, dokter pada zaman modern ini tidak akan menyarankan kita untuk meminum air radioaktif, menyarankan ibu hamil meminum alkohol, atau meresepkan heroin sebagai obat flu.

Dunia kedokteran dulu tidak sama dengan zaman modern seperti sekarang. Banyak orang yang dulu ternyata percaya pada pengobatan dan hal-hal yang aneh untuk mengobati suatu penyakit. Akan tetapi, kepercayaan tersebut sudah ditentang pada era modern ini.

1. Dahulu, mandi bisa menyebabkan penyakit

9 Keyakinan Aneh tentang Pengobatan yang Dulu Pernah Diyakiniilustrasi mandi (freepik.com/ freepik)

Jauh sebelum kebersihan dianggap sebagai bagian dari iman, membersihkan diri dianggap menyeramkan. Dijelaskan dalam laman UVA Health, antara abad ke-5 dan ke-6 Masehi hingga tahun 1800-an, banyak orang yang jarang mandi, lho.

Ironisnya, keyakinan ini berasal dari ajaran suatu agama pada waktu itu, yang mengatakan bahwa kebersihan adalah moral atau kebiasaan yang buruk. Selain itu, para dokter menganggap bahwa tubuh yang kotor justru membuat seseorang kebal terhadap penyakit.

Selama beberapa abad, kebanyakan orang menganut teori racun, yang menyatakan bahwa udara buruk bisa menyebabkan berbagai penyakit. Mandi dianggap bisa membuka pori-pori. Jadi, para dokter khawatir jika itu bisa membuat tubuh lebih mudah menyerap udara berbahaya.

Oleh karena itu, dokter menyimpulkan bahwa dengan tetap kotor sepanjang hari, penyakit tidak mudah masuk ke dalam tubuh. Namun, orang-orang kaya mulai mengabaikan perintah ini pada abad ke-19. Bukan karena masalah kesehatan, tetapi karena ingin tampil lebih menonjol dan bersih di antara masyarakat jelata yang berpenampilan lusuh dan bau karena jarang mandi.

Dengan munculnya teori kuman pada tahun 1870-an sampai 1880-an, para ahli mulai menyadari manfaat dari mandi. Kebersihan tidak lagi menjadi masalah kelas sosial. Kebersihan juga disebut-sebut sebagai cara untuk memutus rantai infeksi, seperti tuberkulosis. Sebagai bonus, mandi juga dapat menghilangkan bau tidak sedap dari tubuh.

2. Bayi tidak bisa merasakan rasa sakit

9 Keyakinan Aneh tentang Pengobatan yang Dulu Pernah Diyakiniilustrasi bayi (unsplash.com/Michal Bar Haim)

Bayi adalah makhluk yang lemah. Itu sebabnya, sebagai orang dewasa, kita ingin selalu memeluk mereka, melindunginya dari bahaya. Namun, apa jadinya jika dokter di zaman dulu justru menyakiti bayi. Ya, dulu para ahli percaya bahwa bayi tidak bisa merasakan sakit.

Dilansir The New York Times, kesalahpahaman ini muncul pada tahun 1940-an, akibat dari beberapa temuan eksperimental yang keliru. Dulu, peneliti menusuk bayi dengan peniti, tetapi reaksi mereka biasa saja. Nah, dari reaksi bayi yang relatif tenang ini membuat dokter menyimpulkan bahwa bayi baru lahir tidak merasakan rasa sakit.

Hal ini sebenarnya tidak masuk akal secara evolusioner. Para ahli juga beralasan bahwa bayi belum sepenuhnya berkembang. Jadi, sistem saraf mereka kemungkinan besar juga belum lengkap.

Dokter pun tidak memberikan obat pereda nyeri selama melakukan operasi. Akibatnya, 77 persen dari seluruh bayi baru lahir yang menjalani operasi antara tahun 1954 sampai 1983 hanya diberikan dinitrogen oksida sebagai anestesinya. Bayangkan!

3. Dua pertiga penyakit disebabkan oleh masturbasi

9 Keyakinan Aneh tentang Pengobatan yang Dulu Pernah Diyakiniilustrasi masturbasi (unsplash.com/Steve Harvey)

Tidak seperti pakar medis modern, para dokter pada zaman kuno menganggap bahwa onani (masturbasi) dapat membuat seseorang kelelahan, gila, hingga kebutaan.

Menurut studi yang yang ditulis antropolog Michael Patton, kepercayaan palsu ini berasal dari seorang ahli saraf abad ke-18 bernama Samuel Tissot (Journal of Religion and Health, 1986).

Sebagai seorang Katolik Swiss yang taat, Tissot menasihati Paus Vatikan mengenai masalah kesehatan yang ia ketahui. Pada tahun 1758, ia menerbitkan buku berjudul Onania, yang "secara ilmiah" menjelek-jelekkan masturbasi.

Pada tahun 1760, Tissot menekankan rincian permasalahannya dengan bukunya yang berjudul On the Diseases Caused by Masturbation. Tissot mengaku bahwa buku itu ditulis berdasarkan cerita dari pasiennya sendiri dan dari pasien-pasien dokter terkenal di Eropa lainnya.

Tidak diketahui secara pasti apakah pasien tersebut salah memahami gejala yang mereka alami atau Tissot mengarang cerita dari kesaksian mereka. Akan tetapi, pasien yang melakukan onani diduga menjadi pucat, bodoh, banci, pengangguran, lemah, dan bahkan tidak memiliki pemahaman. Ada pasien yang bahkan mengaku lumpuh.

Diperkirakan, ada 800 buku yang meniru klaim ini. Bahkan, dipercaya bahwa dua pertiga dari semua penyakit medis dan mental disebabkan oleh masturbasi.

Baca Juga: 7 Hal Aneh yang Terjadi pada Tubuh setelah Berjalan Kaki

4. Otak manusia terbuat dari sperma

9 Keyakinan Aneh tentang Pengobatan yang Dulu Pernah Diyakiniilustrasi otak manusia (unsplash.com/Milad Fakurian)

Dijelaskan dalam laman Stanford University, pada abad ke-2 Masehi, dokter Romawi kuno bernama Galenus, berteori bahwa otak adalah organ dingin dan lembap yang terbentuk dari sperma.

Galenus sendiri adalah seorang pemikir terkemuka yang ide-idenya bertahan hingga Abad Pertengahan. Tentu saja, pemikiran aneh Galenus tentang sperma dan otak melahirkan beberapa gagasan aneh tentang reproduksi.

Para ahli medis Abad Pertengahan percaya bahwa selama proses pembuatan bayi, sperma yang diproduksi seorang laki-laki akan mengalir ke kepala mereka. Selain itu, mereka mendalilkan bahwa perempuan juga menghasilkan sperma sendiri, yang diklasifikasikan sebagai sejenis “susu”. Hal ini tentunya menimbulkan banyak pertanyaan tidak mengenakkan tentang pendidikan seks saat peradaban kuno dan Abad Pertengahan.

5. Guinness bagus untuk ibu hamil

9 Keyakinan Aneh tentang Pengobatan yang Dulu Pernah Diyakiniilustrasi ibu hamil (unsplash.com/Jonathan Borba)

Dahulu, minuman keras dianggap seperti minuman kesehatan. Irlandia juga meyakini hal itu pada tahun 1920-an, berkat minuman menyehatkan bernama Guinness.

Guinness sebenarnya mengandung banyak folat, vitamin B, antioksidan, dan sedikit serat. Namun, iklan pada akhir tahun 1920-an terlalu melebih-lebihkan khasiat Guinness.

Menurut buku Inventing Millions yang ditulis Paul Holper, meminum Guinness konon bisa menyelamatkan nyawa seorang prajurit yang terluka saat ikut Pertempuran Waterloo.

Kandungan zat besinya yang tinggi bisa mempercepat kesembuhan setelah operasi. Para dokter sangat percaya pada Guinness, saking percayanya, para dokter bahkan memberikannya kepada ibu hamil dan ibu menyusui.

Saat ini, banyak orang yang teredukasi bahwa minuman keras tidak boleh diminum ibu hamil dan menyusui. Hingga akhirnya diketahui bahwa minimum alkohol ini membuat bayi lahir cacat.

Masalah ini juga bukan hanya terjadi di Irlandia. Masyarakat di Kanada, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa tidak memahami dampak alkohol pada janin hingga memasuki tahun 1970-an.

6. Merokok dapat meredakan sakit tenggorokan

9 Keyakinan Aneh tentang Pengobatan yang Dulu Pernah Diyakiniilustrasi merokok (pexels.com/cottonbro)

Seperti yang kita tahu, sebagian besar perokok zaman sekarang menyadari bahayanya rokok, walaupun banyak pula yang masih merokok. Hal ini berbeda dengan zaman dulu.

Pada tahun 1930-an sampai 40-an, orang Amerika Serikat menderita amnesia pernapasan dan mereka merokok untuk menyembuhkannya. Berdasarkan apa yang ditulis The LA Times, 60 persen dokter merokok pada akhir tahun 1940-an. Para dokter pada masa itu meragukan data yang ada mengenai bahaya merokok.

Tentu saja, tidak semua dokter pada zaman itu gagal melihat suatu masalah. Bahkan, ada dokter yang percaya bahwa rokok menyebabkan kanker paru-paru. Agar masyarakat tidak mendapat informasi yang salah, perusahaan-perusahaan tembakau mulai memberikan sampel rokok kepada dokter dan mengundang mereka ke konvensi. Lalu, akhirnya, hampir semua dokter mendukung rokok dalam iklan dan di tempat praktik mereka.

Dokter bahkan memberikan informasi yang salah kepada pasiennya bahwa merokok dapat meredakan sakit tenggorokan. Perusahaan-perusahaan tembakau besar terbukti sangat persuasif dalam hal ini. Hingga tahun 1985, kantor pusat American Medical Association (AMA) di Chicago memiliki mesin rokok untuk memproduksi rokok. Namun, AMA tidak mau membahas masa lalunya karena hal itu sangat memalukan.

7. Arteri manusia mengandung darah

9 Keyakinan Aneh tentang Pengobatan yang Dulu Pernah Diyakiniilustrasi alat peraga arteri manusia (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Menurut A Dictionary of Medicine, designed for popular use (1828) oleh Alexander MACAULAY (M.D.), kata "arteri" secara teknis berarti "penampung udara".

Hal ini bukan karena darah mengandung oksigen, tetapi karena para dokter zaman dahulu berpikir bahwa arteri itu kosong, padahal sebenarnya arteri menampung darah. Itu karena, para dokter zaman dulu meneliti anatomi manusia dari orang yang sudah mati atau mayat.

8. Minuman radioaktif meningkatkan stamina tubuh

9 Keyakinan Aneh tentang Pengobatan yang Dulu Pernah DiyakiniRadithor, minuman radioaktif yang dulu dianggap menyehatkan. (commons.wikimedia.org/Sam LaRussa)

Sulit dipercaya bahwa pada awal abad ke-20, beberapa orang menganggap bahwa minuman radioaktif itu menyehatkan. Mengapa bisa begitu?

Para kapitalis pada zaman itu menjual segala liontin radon yang dapat menyembuhkan rematik hingga supositoria radioaktif. Selain itu, air radon (radium) menjadi pilihan kesehatan utama.

Radon sendiri diambil dari gas yang tidak memiliki warna, bau, atau rasa dan berasal dari pemecahan radioaktif alami uranium di dalam tanah, dan airnya diambil dari sumber air panas di pegunungan.

Salah satu air radon yang terkenal adalah RadiThor, yang akhirnya menjadi minuman energi Red Bull pada tahun 1900-an. 

9. Heroin dianggap sebagai obat flu biasa

9 Keyakinan Aneh tentang Pengobatan yang Dulu Pernah DiyakiniObat Heroin yang dipasarkan secara komersial dari awal abad ke-20. (commons.wikimedia.org/Infrogmation of New Orleans)

Hingga tahun 1950-an, heroin, zat yang sangat adiktif ini adalah obat yang diresepkan secara rutin untuk mengatasi flu, batuk, atau diare.

Heroin pertama kali disintesis oleh seorang ahli kimia Inggris pada tahun 1874. Akan tetapi, baru muncul di dunia medis sampai perusahaan besar farmasi Jerman bernama Bayer, berhasil menguasainya pada tahun 1898, lalu mengubahnya dengan kata Jerman, "heroisch".

Uji klinis membuktikan bahwa heroin delapan kali lebih kuat dibandingkan morfin. Heroin pada masa itu diresepkan sebagai obat ampuh untuk penyakit yang umum terjadi. Jelas saja, ketika pasien menggunakannya, mereka akan ketagihan dan menginginkan lebih banyak obat tersebut untuk mengatasi rasa sakit atau nyeri.

Meskipun kecanduan belum menjadi prioritas utama pada saat itu, tetapi "obat ajaib" tersebut laku keras. Akibatnya, terjadi epidemi heroin yang cukup serius selama beberapa dekade kemudian.

Tradisi dan pengobatan zaman dulu bermacam-macam. Untungnya, pengobatan yang disebutkan di atas sudah tidak lagi digunakan pada zaman sekarang.

Baca Juga: 8 Cara Mencegah Kehamilan Paling Aneh dan Mengejutkan di Zaman Kuno

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya