TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fakta Menarik Pepperoni, Topping Pizza Favorit Orang Amerika Serikat

Dari orang Italia, berujung menjadi topping pizza favorit 

ilustrasi pizza pepperoni (pixabay.com/denithy)

Kalian yang suka pizza pasti familiar dengan pizza pepperoni. Pizza dengan toping pepperoni yang biasanya ditambahkan juga keju mozzarella. Pizza pepperoni ini adalah makanan khas dari Amerika Serikat karena pepperoni sendiri juga asalnya dari Negeri Paman Sam ini. Pepperoni dibuat dari daging sapi, babi, atau campuran keduanya yang diberi aneka bumbu, tapi utamanya adalah paprika.

Dulunya, pepperoni sering digunakan untuk isian sandwich. Namun sering berjalannya waktu, pepperoni jadi mahsyur menjadi toping pizza ala Amerika Serikat dan jadi favorit banyak orang.

Nah, kalian yang suka pepperoni atau pizza pepperoni, harus tahu serba-serbi menarik mengenai pepperoni, nih. Apa saja? Yuk, simak artikel berikut ini!

1. Pepperoni adalah sejenis salami

ilustrasi pizza pepperoni (pexels.com/Horizon Content)

Pepperoni adalah sejenis salami yang merupakan perpaduan kuliner Amerika Serikat dan Italia. Salami sendiri adalah sosis yang terbuat dari daging babi, campuran daging sapi dan babi, atau campuran daging babi dan kuda yang berbentuk memanjang.

Peperoni umumunya terbuat dari daging babi atau sapi atau campuran keduanya, bertekstur lembut, bercita rasa pedas paprika, dan ada aroma smokey. Pepperoni biasanya berwarna merah terang karena adanya campuran paprika di dalamnya.

2. Ada proses fermentasi pada pepperoni

ilustrasi pizza pepperoni (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Ketika membuat pepperoni, perlu perbandingan daging dan lemak yang pas. Pepperoni yang banyak lemak akan membuat pizza jadi berminyak sedangkan pepperoni yang sedikit kandungan lemak akan membuat pizza jadi kering.

Daging sapi, babi, atau campuran keduanya adalah daging yang sering digunakan untuk membuat pepperoni. Daging tersebut digiling lalu dicampur aneka bumbu.  Secara tradisional, setelah daging dan bumbu tercampur, daging dimasukkan ke dalam wadah berserat seperti kertas lalu difermentasi. Setelah masa fermentasi selesai, campuran daging kemudian diasapi dan dikeringkan menggunakan oven dalam suhu yang rendah.

Langkah selanjutnya adalah menempatkan pepperoni ke ruang pengeringan yang dapat membuat pepperoni dapat tahan hingga 20 hari. Jika pepperoni sudah kering, pepperoni siap dikemas dan dimasak.

3. Paprika jadi bumbu utama dan wajib ada

ilustrasi pepperoni pizza (pexels.com/Oleksandr P)

Bumbu yang digunakan beraneka macam, tetapi paprika dan cabai selalu menjadi bumbu utama pada pembuatan pepperoni. Bumbu pepperoni juga bisa berupa biji adas, lada, cabai, ataupun bawang putih. Bumbu-bumbu inilah yang memberikan cita rasa pedas dan gurih pada pepperoni.

Adanya fermentasi juga membuat rasa pepperoni jadi khas dan tajam. Namun, pepperoni pabrikan yang tidak melalui proses fermentasi sering kali tidak punya rasa khas dan tajam tersebut.

Baca Juga: 5 Bahan Pengganti Pepperoni dalam Topping Pizza, Gampang Dicari!

4. Terdapat tiga jenis pepperoni

ilustrasi roni cup pepperoni (pexels.com/Engin Aykurt)

Terdapat tiga jenis pepperoni, yaitu traditional lay-flat, cup and char, dan deli style. Pepperoni dengan jenis traditional lay-flat yang sering digunakan sebagai toping pizza karena ketika dipanaskan bentuknya tetap datar. Sementara itu, pepperoni cup and char atau biasa juga disebut dengan roni cup, jika dipanaskan akan menggulung. Ukuran tipe cup and char ini lebih kecil tapi tapi lebih tebal dibandingkan tipe yang lay-flat.

Terakhir, ada pepperoni yang punya aroma smokey dan tekstur yang chewy. Pepperoni ini cocok dipadukan bersama keju atau pasta.

5. Kombinasi cara membuat sosis khas Italia dan bahan-bahan yang tersedia di Amerika Serikat

ilustrasi pizza pepperoni (freepik.com/Freepik)

Pepperoni adalah toping pizza favorit orang Amerika Serikat. Pepperoni ini jadi makanan khas Amerika Serikat dan tidak ditemukan sebagai toping pizza di Italia. Kurang lebih 35% pizza yang dipesan di Amerika Serikat ber-toping pepperoni.

Meskipun asal-usulnya belum begitu jelas, tapi pembuatan awal pepperoni dikaitkan dengan orang Italia yang bermukim di Amerika Serikat. Pepperoni pertama kali disebutkan pada tahun 1919 di Kota New York, Amerika Serikat. Awal kemunculannya ditandai dengan adanya imigran Italia di Amerika Serikat.

Para imigran ini kesulitan mendapatkan bahan-bahan untuk membuat salami seperti di Italia. Akhirnya, mereka menggabungkan cara pembuat sosis khas Italia yang telah ada sejak berabad-abad lalu dengan bahan-bahan yang bisa didapatkan di Negeri Paman Sam ini, seperti paprika dan cabai. Dari situlah, lahir pepperoni. Nama pepperoni pun diambil dari bahasa Italia yaitu pepperone yang artinya 'paprika'.

6. Awalnya, pepperoni sering digunakan untuk isian sandwich

ilustrasi pizza pepperoni (pixabay.com/Shailesh Mehta)

Awalnya, pepperoni lebih sering digunakan untuk isian sandwich. Pada tahun 1950-an, pizza dan pepperoni menjadi populer di Amerika Serikat. Sebelumnya, sekitar tahun 1930-an, toping pizza yang umum digunakan adalah sosis dan bacon.

Seorang pakar pizza, Colin Caplin, menduga bahwa pepperoni pertama kali muncul di menu restoran sebagai hidangan pembuka kemudian orang-orang bereksperimen dengan toping pizza. Itulah mulanya pepperoni menjadi toping pizza ala Amerika Serikat.

Walaupun pepperoni adalah makanan ikonik dari Amerika Serikat, ternyata tetap ada campur tangan orang Italia di dalamnya. Perpaduan cara membuat sosis khas Italia dan bahan-bahan dari Amerika Serikat, terciptalah pepperoni yang populer sebagai toping pizza Amerika Serikat. Kalian suka pizza dengan toping pepperoni?

 

Baca Juga: Resep Adonan Pizza yang Lembut dan Empuk

Verified Writer

Wanudya A

YNWA

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya