Sejarah Gedung Kedubes Vatikan, Tempat Menginap Paus Fransiskus

Menjadi bukti kedekatan antara Indonesia dengan Vatikan

Intinya Sih...

  • Paus Fransiskus tiba di Jakarta hari ini untuk kunjungan pertamanya ke Indonesia sejak 3-6 September 2024.
  • Paus tidak akan menginap di hotel, melainkan di Kedutaan Besar Vatikan yang memiliki sejarah menarik sejak didirikan pada Juni 1966.
  • Kunjungan Paus Fransiskus menjadi bukti kedekatan antara Indonesia dengan Vatikan, yang telah saling mengakui kemerdekaan masing-masing negara.

Pemimpin Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus, tiba di Jakarta hari ini. Kunjungannya ke Indonesia ini menjadi yang pertama dalam tur Asia dalam beberapa waktu ke depan. Paus berkunjung ke Jakarta selama 3-6 September 2024. 

Nantinya, perjalanan akan dilanjutkan kunjungan ke Papua Nugini pada 6-9 September, Timor Leste pada 9-11 September, dan Singapura pada 11-13 September. Selama berada di Jakarta, Paus Fransiskus dikabarkan tidak akan menginap di hotel, melainkan di Kedutaan Besar (Kedubes) Vatikan.

Lokasi Kedubes Vatikan berada di Jalan Merdeka Timur Nomor 18, Jakarta Pusat. Uniknya, bangunan tersebut ternyata memiliki sejarah yang menarik untuk disimak. Berikut informasi lengkapnya untukmu.

Baca Juga: Mengenal Vatikan, Apakah Negara atau Bukan?

Sejarah Kedubes Vatikan di Jakarta

Sejarah Gedung Kedubes Vatikan, Tempat Menginap Paus FransiskusPotret Gedung Kedubes Vatikan (nunciatureindonesia.org)

Kedutaan Besar Vatikan atau Nunsiatura Indonesia berdiri sejak Juni 1966. Bangunan tersebut dirancang arsitek asal Jerman, Hermann Bohnekamp. Pada saat itu, Hermann juga sedang merancang bangunan Kedutaan Besar Jerman di Indonesia.

Pada 6 Juli 1947, Paus Pius XII mengangkat Uskup Agung de Jonghe d'Ardoye sebagai "Delegatus Apostolik di Kepulauan Indonesia." Keesokan harinya, Surat Apostolik untuk menegakkan Delegasi Apostolik "di kepulauan Indonesia" dikeluarkan.

Kemudian, pada 27 Juli 1947, d'Ardoye tiba di Batavia dan tinggal di Hotel der Nederlanden selama sebulan. Atas usul Mgr Willekens, ia menempati sebuah kamar di wisma vikariat. Waktu itu, Letnan-Jenderal Hindia Belanda Hubertus Johanna van Mook diminta untuk mencarikan tempat tinggal bagi Mgr d'Ardoye.

Pada 4 November 1947, Mgr d'Ardoye ditawari van Mook sebuah rumah di Koningsplein Oost No 18 yang kini dikenal sebagai Jalan Merdeka Timur Nomor 18, lokasi Kedubes Vatikan sekarang. Akhirnya, Mgr d'Ardoye tinggal rumah itu sejak 6 Desember 1947 dan keesokan harinya upacara pengibaran bendera digelar untuk menandai rumah resmi Delegatus Apostolik.

Akhirnya, rumah tersebut dibeli sebagai kediaman resmi wakil Bapa Suci di Indonesia pada 14 Mei 1949 setelah mendapatkan donasi dari Superior Jenderal Ursulin (OSU). Pemberkatannya dilakukan pada 15 Oktober 1949, sekaligus ditandai dengan pemasangan patung St Teresia Kanak-Kanak Yesus hadiah dari Vikaris Apostolik Malang Mgr Antonius Everad Johanes Albers OCarm. 

Sebagai informasi, Vatikan merupakan negara pertama di Eropa yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Dilansir dari nunciatureindonesia.org, Takhta Suci menginstruksikan wakilnya untuk memberitahukan bahwa Republik Indonesia Serikat diakui Vatikan pada 4 Januari 1950. Dua hari berikutnya, Mgr. de Jonghe d'Ardoye menyampaikan keputusan ini kepada Wakil Presiden dan Menteri Luar Negeri M. Hatta secara pribadi.

Pada 10 Januari 1950, Takhta Suci memberitahukan kepada Jakarta, bahwa Takhta Suci menerima usul tersebut dan Internunsiatur akan didirikan, serta Takhta Suci akan siap menerima misi diplomatik dari Indonesia. Keduanya pun sepakat mendirikan Kedutaan Besar masing-masing di Jakarta dan di Roma.

Gedung Kedubes Vatikan diresmikan pada 1 Juni 1966. Pembukaan resmi gedung baru terjadi pada 29 Juni 1966 dan dihadiri Presiden Soekarno. Pada tahun yang sama, perwakilan Indonesia pada Takhta Suci menjadi kedutaan dan Duta Isa Mohammad Nazir menyerahkan Surat Kepercayaan kepada Paus Paulus VI yang mengakreditasikannya sebagai Duta Besar.

Pada 7 Desember 1966, Internunsiatur di Indonesia diangkat menjadi setingkat Nunsiatur Apostolik. Pada tanggal yang sama, Uskup Agung Salvatore Pappalardo diangkat menjadi Pro-Nunsius Apostolik di Indonesia. Pada 2007 hingga 2010, dilakukan restorasi dan perluasan gedung Nunsiatur.

Itu dia sejarah singkat bangunan Kedubes Vatikan di Indonesia sebagai tempat menginap Paus Fransiskus selama di Indonesia. Semoga menambah pengetahuanmu, ya!

Baca Juga: 10 Makanan dan Minuman Favorit Paus Fransiskus, Gak Banyak Orang Tahu

Topik:

  • Dewi Suci Rahayu

Berita Terkini Lainnya