Museum Tertua Kedua di Jepang Tak Kuat Bayar Listrik, Kok Bisa?

Tagihan listriknya lebih dari Rp39,5 miliar

Museum tertua kedua di Jepang, National Museum of Nature and Science, sedang dilanda masalah finansial. Manajemen museum sampai tak kuat bayar listrik dan harus melakukan kegiatan penggalangan dana demi bisa membayar tagihan yang terus membengkak.

Bahkan, tagihannya mencapai lebih dari 374 juta Yen atau sekitar Rp 39,5 miliar untuk tahun ini. Hal tersebut semakin diperparah dengan keputusan Pemerintah Jepang yang menolak membantu memberikan tambahan dana untuk menutupi tagihan listrik museum ini. Kondisi tersebut diperparah dengan kebijakan pemerintah Jepang yang mengurangi pemberian subsidi.

Museum yang berada di pusat Kota Tokyo ini pun akhirnya menggalang dana. Diketahui sudah lebih dari 30 ribu orang menyumbangkan dananya. 

Pada Agustus lalu, uang yang terkumpul dari penggalangan dana itu sudah mencapai 480 juta Yen atau sekitar Rp 51,6 miliar. Lebih besar dari target awal yang telah ditetapkan.  

Biaya perawatan koleksi musem terus meningkat

Museum Tertua Kedua di Jepang Tak Kuat Bayar Listrik, Kok Bisa?National Museum of Nature and Science (kahaku.go.jp)

Menguti dari AFP, Pimpinan National Museum of Nature and Science, Kenichi Shinoda, mengatakan tujuan penggalangan dana ini dilakukan untuk menyelamatkan koleksi-koleksi museum. Diketahui biaya perawatannya pun tidak murah.

Fyi, National Museum of Nature and Science dibangun pada 1877 dan terkenal dengan koleksinya yang cukup lengkap. Tak hanya penuh dengan koleksi bersejarahnya, museum ini pun menjadi salah satu pusat riset bidang sejarah alam, pengetahuan, dan teknologi. Setiap lantainya mengusung tema yang berbeda dengan spesimen asli dan langka.

Koleksi-koleksi museum yang terdiri dari koleksi spesimen hewan dan tumbuhan zaman purba sangatlah langka. Bahkan, Shinoda menyebutnya sebagai 'hadiah dari masa lalu untuk masa depan'.

Dia menjelaskan biaya perawatan lima juta artefak meningkat hampir dua kali lipat pada tahun ini. Itu semua terjadi karena perbedaan suhu dan tingkat kelembaban yang semakin berubah. 

Pihak museum sendiri telah menyiapkan hadiah unik untuk para donatur sebagai imbalan atas kemurahan hati mereka. Misalnya seperti spesimen tanaman dari akrilik, tur istimewa yang dipandu pimpinan museum, hingga sesi study tour yang memungkinkan peserta menyentuh tulang manusia purba.

Atas bantuan yang tak terduga ini, pihak pengelola museum mengungkapkan rasa harunya. Sebagai informasi, penggalangan dana ini masih akan berlanjut hingga 5 November 2023 mendatang.

Gimana, tertarik untuk menyumbang dana kepada museum tertua kedua di Jepang ini? Jangan lupa singgah sebentar saat liburan ke Jepang, ya!

Topik:

  • Dewi Suci Rahayu

Berita Terkini Lainnya