5 Negara Paling Sulit Dikunjungi Wisatawan, Apa Alasannya?

Sulit mendapatkan visa hingga lokasinya terpencil

Intinya Sih...

  • Negara-negara ini dikunjungi karena persyaratan visa ketat, kondisi politik tidak stabil, dan akses terbatas
  • Libya menghadapi konflik bersenjata sejak 2011, membuat proses mendapatkan visa turis rumit dan berbahaya bagi wisatawan asing
  • Suriah memerlukan tur penuh dengan operator tur sebagai syarat untuk mendapatkan visa. Namun kebijakan baru mulai Maret 2023 memungkinkan warga Amerika untuk mengajukan visa

Kamu hobi traveling dan ingin keliling dunia? Tentu ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Apalagi, jika kamu berencana mengunjungi negara-negara yang kurang populer sebagai tujuan wisata.

Sejumlah negara sangat sulit dikunjungi bagi wisatawan. Alasannya beragam seperti persyaratan visa yang ketat, kondisi politik tidak stabil, dan akses terbatas. Bahkan, sejumlah negara memasukkan beberapa negara lain dalam blacklist mereka. 

Kira-kira negara mana saja yang paling sulit dikunjungi wisatawan? Berikut ini lima daftarnya. Jika kamu tertantang mengunjunginya silakan persiapkan dari sekarang. Semoga berhasil!

1. Libya

5 Negara Paling Sulit Dikunjungi Wisatawan, Apa Alasannya?Leptis Magna, Libya (unsplash.com/bookerboot)

Libya rumah bagi sejumlah bangunan bersejarah, berupa reruntuhan Romawi yang telah masuk dalam warisan dunia UNESCO, Leptis Magna dan Sabratha. Bangunan tersebut membuktikan bahwa, pada 1911-1951, Libya merupakan koloni Italia. Kamu juga melihat sisanya dalam arsitektur Kota Tripoli.

Sayangnya, negara ini terlibat konflik bersenjata yang berlangsung sejak tahun 2011. Hal ini tentu saja menghambat para wisatawan untuk mengunjungi negara di Mediterania ini. Kabar baiknya, sejak 2020, perjanjian perdamaian berlaku hingga saat ini. 

Wisatawan sudah diperbolehkan melakukan perjalanan ke Libya. Namun, visa hanya berlaku untuk perjalanan di Libya bagian barat, karena pemerintah bagian timur tidak mengakuinya. Sebelumnya, hanya berlaku visa bisnis hingga September 2023. Beruntungnya, kini kamu bisa mendapatkan visa turis, tapi dengan persyaratan dan proses yang cukup rumit.

Mengutip Against The Compass, salah satu syarat mendapatkan visa ke Libya, kamu harus mendapatkan surat undangan (Letter of Invitation) dari perusahaan resmi yang berbasis di Libya. Perusahaan di Libya tidak akan menerbitkan LoI, kecuali kamu memesan tur penuh ke Libya bersama mereka. Kamu bisa menunggu 3 hari hingga 3 minggu untuk mendapatkan LoI, tidak menentu seperti birokrasi Libya.

Bagi wisatawan yang ingin melakukan perjalanan sendiri di Libya, sangat tidak disarankan. Karena kamu orang asing, bisa saja dianggap berpotensi sebagai mata-mata. Salah satu cara paling aman, yakni menggunakan visa bisnis dan memesan tur yang telah disediakan perusahaan tur di Libya.

Perusahaan tur itu dapat membantumu dalam urusan visa hingga keliling Libya dengan aman. Mereka akan menggunakan pemandu lokal dan mendampingimu selama perjalanan. Kamu pun tidak diperbolehkan mengubah itinerary yang sudah ditentukan, tentu dengan alasan keamanan.

Bahkan, kamu akan dijemput dari imigrasi. Sebab, setibanya di Bandara Internasional Tripoli dan mendapat stempel masuk. Pihak imigrasi akan menunggu perwakilan perusahaan yang menerbitkan LoI untuk menjemputmu, barulah kamu diperbolehkan masuk Libya secara resmi.

Salah satu kota yang cukup aman, yakni Tripoli. Kamu bisa berdiskusi dengan pemandu lokal untuk bisa keliling Tripoli sendirian. Jika, kamu berani dan cukup yakin dengan keamanan di sana.

Libya bisa lebih mudah dikunjungi bagi wisatawan yang menjadi warga negara di negara-negara Asia dan Timur Tengah. Namun, jika kamu berkewarganegaraan Amerika, Kanada, dan beberapa negara Barat lainnya, bisa jadi ditolak untuk masuk Libya. Konflik di masa lalu membuat Amerika dan Kanada melarang warga negaranya mengunjungi Libya.

2. Suriah

5 Negara Paling Sulit Dikunjungi Wisatawan, Apa Alasannya?Krak des Chevaliers, Suriah (unsplash.com/joebcn)

Kalau Turkiye menjadi salah satu destinasi favorit dan banyak tersedia open trip ke sana, berbeda dengan tetangganya Suriah. Suriah menjadi salah satu negara yang paling sulit dikunjungi wisatawan, bahkan ditolaknya izin masuk menjadi hal wajar. Tergantung pada kewarganegaraan dan latar belakang profesional atau kriminal.

Mirip dengan Libya, Suriah memiliki situs arkeologi peninggalan Romawi, seperti Apamea. Damaskus dan Aleppo merupakan beberapa kota tertua di dunia yang masih eksis hingga saat ini. Gak heran, kalau banyak peninggalan arkeologi dari ribuan tahun sebelum masehi.

Kamu juga tidak disarankan melakukan perjalanan mandiri di Suriah. Caranya mirip seperti akan melakukan perjalanan ke Libya, tapi terbilang lebih mudah, walau kamu tetap belum bisa mendapatkan visa Suriah sendiri. Sebab, Kementerian Pariwisata Suriah menetapkan aturan bahwa semua pelancong yang ingin mendapatkan visa turis Suriah harus memesan tur dengan operator tur.

Operator tur akan memberikanmu izin keamanan, sebagai salah satu syarat memasuki Suriah. Prosesnya membutuhkan waktu sekitar 2 minggu. Kabar baiknya, kamu juga bisa mendapatkan visa di perbatasan atau konsulat, kecuali kamu dari beberapa negara Arab yang tidak memerlukan visa untuk bisa masuk Suriah.

Ada dua cara masuk wilayah Suriah, melalui jalur darat dari Lebanon menggunakan bus. Sedangkan melalui udara, ada penerbangan langsung ke Damaskus dari Karachi, Najaf, Nagdad, Basra, Erbil, Dubai, dan Abu Dhabi. Mau melalui jalur apapun, pastikan kamu membawa dokumen dan persyaratan lengkapnya untuk mengantisipasi pemeriksaan yang ketat di bagian imigrasi.

Suriah kini lebih mudah dikunjungi bagi wisatawan, termasuk dari Amerika. Kebijakan baru sejak Maret 2023, orang Amerika dapat mengajukan visa Suriah. Namun, kemungkinan ditolak lebih besar jika kamu memiliki latar belakang kriminal, paspor atau stempel Israel, dinas militer yang ekstensif, atau catatan jurnalistik. 

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Suriah, Negara yang Pernah Disebut Firdausul Al-Arab

3. Eritrea

5 Negara Paling Sulit Dikunjungi Wisatawan, Apa Alasannya?Coptic Cathedrale of Asmara, Eritrea (commons.wikimedia.org/Reinhard_Dietrich)

Beralih ke Benua Afrika, apa kamu pernah mendengar negara Eritrea? Negara kecil di Afrika Timur ini dikelilingi Sudan, Ethiopia, Djibouti, dan Laut Merah. Kamu bisa mengunjungi negara ini sebagai turis bisa dibilang kesempatan langka karena belum tersentuh pariwisata dan kamu akan mendapat pengalaman autentik. 

Eritrea merupakan bekas jajahan Italia, kamu dapat melihat arsitektur Italia dan sejumlah toko gelato di Asmara, ibu kotanya. Negara ini pernah dikuasai Ethiopia dan terjadi perang selama 30 tahun. Baru pada 1991, Eritrea mendeklarasikan kemerdekaannya, tapi kadang masih terjadi ketegangan di perbatasan.

Selain masalah keamanan di perbatasan, Eritrea sulit dikunjungi turis karena sulit pula mendapatkan visanya. Mengutip Unusual Traveler, membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mendapatkan visa, tapi belum tentu disetujui. Selain itu, kamu memerlukan izin untuk mengunjungi setiap tempat, terutama di luar Asmara.

Salah satu cara untuk mendapatkan visa lebih mudah, yakni dengan menggunakan operator tur atau meminta bantuan warga lokal, jika punya relasi. Walau cenderung lebih aman dibanding kedua negara sebelumnya, kamu tidak disarankan melintasi 25 km dari perbatasan darat. Warga sipil Eritrea juga diperbolehkan bersenjata.

Satu-satunya cara untuk bisa sampai Eritrea, yakni menggunakan jalur udara. Penerbangan hanya tersedia dari Addis Ababa, Ethiopia, Dubai atau Kairo. Kamu tidak dapat memasuki Eritrea dari jalur darat, karena perbatasan dengan Djibouti dan Ethiopia di tutup. Sedangkan perbatasan dengan Sudan beroperasi, tapi penjagaannya ketat sebagai respon terhadap konflik.

Walau kamu berhasil memasuki Eritrea melalui Asmara, tapi akan kesulitan untuk menjelajah lebih jauh lagi. Sebagai warga negara asing, kamu harus mendapat izin dari kementerian di sana, yakni Kementerian Perdagangan dan Perindustrian untuk pelancong bisnis, Kementerian Pariwisata untuk wisatawan, dan Kementerian Luar Negeri untuk diplomat. Bahkan, jika kamu tinggal atau bekerja di Asmara harus memiliki izin perjalanan meninggalkan wilayah tersebut.

4. Turkmenistan

5 Negara Paling Sulit Dikunjungi Wisatawan, Apa Alasannya?Dawaza, Turkmenistan (unsplash.com/snowscat)

Selanjutnya ada Turkmenistan yang menjadi rumah bagi Pintu Neraka Darvasa. Turkmenistan menjadi tempat penting dalam sejarah banyak Kerajaan Persia selama 3 millennium terakhir. Di sini juga terdapat Cagar Alam Kugitang, tempat jejak kaki dinosaurus dan mata air belerang.

Walau Turkmenistan memiliki banyak tempat menarik dan langka untuk dikunjungi, tapi tidak terkenal sebagai destinasi wisata. Alasan utamanya karena proses visa yang sulit dan sistem politik seperti Korea Utara. Menurut We Will Nomad, secara resmi pariwisata disambut baik, tapi persyaratan untuk tur berpemandu dianggap mahal yang membuat wisatawan enggan. Apalagi, personel polisi dan militer akan mengawasi gerak-gerikmu dan melarang memotret sembarangan.

Salah satu cara yang memudahkanmu mengunjungi Turkmenistan yakni mendapatkan visa melalui perusahaan tur. Ya, seperti ketiga negara sebelumnya. Ada pula visa transit yang memungkinkan untuk kamu bisa menginjakkan kaki di Turkmenistan, tapi dengan syarat dan ketentuan.

Visa transit memungkinkan kamu melakukan perjalanan antar negara yang berbatasan dengan Turkmenistan. Namun, tidak boleh memiliki jalur transit selain melalui Turkmenistan. Rute paling populer yakni Uzbekistan ke Iran atau Uzbekistan ke Azerbaijan. Sebelumnya, kamu harus memiliki visa kedua negara tempatmu bepergian. Ribet ya.

5. Tuvalu

5 Negara Paling Sulit Dikunjungi Wisatawan, Apa Alasannya?Funafuti Atoll, Tuvalu (commons.wikimedia.org/Gabriella_Jacobi)

Tuvalu memiliki pesona alam yang luar biasa dan menawarkan suasana tenang. Pasir putih dengan perairan biru kehijauan, dihiasi deretan pohon kelapa menjadi pemandangan utama. Negara beribu kota Funafuti ini terdiri dari 4 pulau karang dan 5 atol karang, luasnya sekitar 25 km persegi.

Berbeda dari keempat negara sebelumnya yang sulit dikunjungi karena visa dan pengaruh politik, Tuvalu sulit dikunjungi wisatawan karena termasuk negara terpencil dan tidak ada penerbangan internasional langsung. Mengutip Daily Mail, Tuvalu menjadi negara paling jarang dikunjungi pada 2023 berdasarkan data United Nations World Tourism Organization. Sekitar 3.700 wisatawan yang mendarat di pantainya per tahun.

Tuvalu memiliki satu bandara internasional, dibangun oleh Angkatan Laut Amerika selama Perang Dunia II dan saat ini hanya digunakan oleh Fiji Airways. Sesuai tebakanmu, kamu harus melalui Fiji untuk bisa masuk Tuvalu melalui jalur udara. Penerbangan hanya ada 3 kali seminggu dari dan ke Fiji dari Tuvalu. 

Hal lain yang menjadi tantangan bagi wisatawan, yakni Tuvalu tidak menerima kartu kredit sebagai alat transaksi. Tuvalu memiliki mata uang sendiri yakni dolar Tuvalu, tapi kamu juga dapat menggunakan dolar Australia. Karena, penggunaan ATM tidak umum di sini, lebih baik kamu menukarkan uang saat di Fiji atau sebelum kedatangan di Tuvalu.

Melansir India Times, selain sulitnya akses, Tuvalu masuk dalam daftar pulau yang kemungkinan besar akan hilang ditelan lautan dalam waktu dekat karena naiknya permukaan air laut. Dua dari 9 pulau di Tuvalu sudah berada di ambang tenggelam dan erosi pantai. Air pasang telah meningkat sekitar 3,9 mm per tahun.

Kelima negara di atas sulit dikunjungi dengan beberapa alasan, seperti prosedur pembuatan visa, kondisi politik yang tidak stabil, dan lokasinya terpencil. Sulit dan tidaknya juga dipengaruhi dari asal negara wisatawan, seperti warga negara-negara Barat akan lebih sulit mengunjungi Libya dan Suriah daripada warga negara-negara Timur Tengah dan Asia. Kamu yang berada di Australia atau Fiji lebih mudah mengunjungi Tuvalu daripada wisatawan negara lainnya.

Walau sulit dikunjungi wisatawan, negara-negara tersebut tetap membuka diri untuk tujuan wisata. Lebih cocok pula untuk wisatawan berpengalaman dan siap untuk menjelajah dengan fasilitas terbatas. Biasanya, negara-negara tersebut justru dikunjungi oleh wisatawan yang ingin mencari ketenangan dan pengalaman autentik.

Baca Juga: Bakal Lenyap dari Peta, Ini 10 Fakta Unik Tuvalu Calon Negara Digital

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya