6 Sisi Gelap Malaysia yang Jarang Diketahui Wisatawan

Di sisi lain, Malaysia selalu seru untuk liburan

Malaysia merupakan salah satu destinasi liburan favorit turis Indonesia, karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dan biayanya cukup terjangkau. Selain itu, Negeri Jiran ini juga memiliki banyak destinasi wisata menarik, baik di Kuala Lumpur atau negeri-negeri lainnya, serta kulinernya pun terkenal lezat.

Namun, di balik segala keindahan dan daya tariknya, Malaysia juga memiliki sisi gelap yang tak jarang membuat para turis terkejut. Simak ulasan tentang sisi gelap Malaysia di bawah ini, yuk! Mana saja yang sudah kamu ketahui?

1. Banyak pendatang ilegal

6 Sisi Gelap Malaysia yang Jarang Diketahui WisatawanIlustrasi imigran ilegal (unsplash.com/lensinkmitchel)

Sebenarnya, sudah bukan rahasia umum lagi kalau di Malaysia banyak PATI (Pendatang Asing Tanpa Izin) atau imigran gelap yang sudah hidup bertahun-tahun, bahkan sampai beranak-pinak, di Malaysia. Mayoritas berasal dari Indonesia dan negara-negara Asia Selatan.

Tak sedikit dari mereka yang datang ke Malaysia secara resmi dengan visa turis atau memanfaatkan gratis visa 30 hari, kemudian tinggal di tempat rekan atau kerabat yang sudah lebih dulu hidup di Malaysia dan mencari pekerjaan di sana. Beberapa perusahaan atau industri kecil banyak yang mempekerjakan mereka, meski tanpa izin kerja resmi, karena mau dibayar dengan upah kecil. 

Saat visa atau izin tinggalnya habis, mereka tidak segera keluar dari Malaysia, karena sudah merasa "nyaman". Fenomena ini banyak dijumpai di wilayah Klang (Selangor), Johor Bahru (Johor), Sabah, dan Sarawak.

2. Anak-anak yang stateless

6 Sisi Gelap Malaysia yang Jarang Diketahui WisatawanIlustrasi anak-anak (unsplash.com/yansphotobook)

Isu tentang anak-anak yang stateless ini berkaitan erat dengan banyaknya pendatang ilegal. Karena status orang tuanya ilegal, maka anak-anak yang lahir di Malaysia tidak bisa mendapatkan dokumen kelahiran dan identitas resmi (misalnya akta kelahiran dan paspor), sehingga menjadi stateless atau tidak memiliki kewarganegaaan.

Di Malaysia, juga ada aturan resmi yang melarang para pekerja migran (TKI dan TKW) menikah dan memiliki anak selama berada di wilayah Malaysia. Meski orang tuanya punya izin tinggal resmi, anak-anak yang lahir di sana tetap akan kesulitan mendapatkan dokumen kelahiran, karena terbentur aturan tersebut.

3. Kemacetan di mana-mana

6 Sisi Gelap Malaysia yang Jarang Diketahui WisatawanPotret kemacetan di Kuala Lumpur (unsplash.com/georgebakos)

Siapa bilang kalau macet hanya ada di Jakarta? Beberapa wilayah di Malaysia, seperti Kuala Lumpur, Shah Alam, dan Subang Jaya, juga sering kena macet, lho. Kemacetan tersebut biasanya terjadi saat rush hour atau jam berangkat dan pulang kerja, serta akhir pekan.

Salah satu faktor yang membuat wilayah tersebut macet adalah banyaknya volume kendaraan roda empat. Bahkan, kamu akan lebih sering bertemu mobil daripada motor. 

Baca Juga: Di Balik Megahnya, Ini 6 Sisi Gelap Singapura yang Jarang Diketahui

4. Korupsi di kalangan pejabat politik

6 Sisi Gelap Malaysia yang Jarang Diketahui WisatawanEks Perdana Menteri Malaysia Najib Razak (instagram.com/najib_razak)

Tak jauh berbeda dengan Indonesia, di Malaysia juga banyak kasus rasuah alias korupsi yang melibatkan para pejabat politik. Salah satu kasus korupsi yang paling menghebohkan adalah 1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang menjerat mantan perdana menteri, yaitu Najib Razak.

Dalam persidangan yang digelar 2020 lalu, Najib dinyatakan bersalah atas tujuh dakwaan korupsi. Ia terbukti menyalahgunakan kekuasaan, pencucian uang, dan menerima uang sekitar USD10 juta secara ilegal dari SRC International (salah satu bekas unit 1MDB), dan divonis 12 tahun penjara.

Istri Najib, Rosmah Mansor, juga dijatuhi hukuman 10 tahun penjara dan denda sebesar MYR970 juta, karena terlibat korupsi proyek energi surya. Namun, ia dibebaskan dengan jaminan sambil menunggu proses banding di pengadilan.

5. Rasisme yang mendarah daging

6 Sisi Gelap Malaysia yang Jarang Diketahui WisatawanIlustrasi rasisme (unsplash.com/jontyson)

Slogan “Malaysia Truly Asia” yang seharusnya menggambarkan keberagaman etnis, suku, dan budaya di Malaysia, rupanya tidak sepenuhnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Rasisme masih sering terjadi di Negeri Jiran, bahkan hal tersebut tertuang dalam Konstitusi Malaysia, yakni di Pasal 153.

Ayat pertama dalam pasal tersebut berbunyi, "Yang di-Pertuan Agong (Raja Malaysia) bertanggung jawab menjaga posisi penting bangsa Melayu dan pribumi dari salah satu Negara Bagian Sabah dan Sarawak, dan kepentingan sah dari masyarakat lainnya sesuai dengan ketentuan pasal ini."

Pasal tersebut dianggap sebagai landasan hukum agar orang Melayu bisa berlaku diskriminatif terhadap etnis lain, terutama di bidang ekonomi. Orang Melayu bisa mendapat potongan harga dalam membeli rumah, mobil, dan benda lainnya. Sedangkan, etnis lain tidak mendapatkan keistimewaan tersebut.

6. Orang yang murtad akan dipersulit

6 Sisi Gelap Malaysia yang Jarang Diketahui WisatawanIlustrasi kebebasan beragama (unsplash.com/patrickian4)

Saat negara lain membebaskan penduduknya untuk memeluk suatu agama atau bahkan tidak beragama, Malaysia justru sangat ketat mengatur hal ini. Islam merupakan agama resmi atau agama federasi di sana. Siapa pun yang keluar dari Islam (murtad) akan dipersulit kepentingannya.

Salah satu kasus murtad pertama yang diketahui publik Malaysia adalah Lina Joy atau nama aslinya Azlina Jailani. Pada 1998, Lina berpindah agama dari Islam ke Katolik, kemudian mengajukan perubahan nama dan status agamanya di pengadilan. Prosesnya bertahun-tahun mengalami hambatan dan harus mengikuti berbagai persidangan, Lina baru mendapatkan "haknya" pada 2007.

Itu dia "sisi gelap" Malaysia yang barangkali belum kamu ketahui. Apakah kamu terkejut membaca fakta-fakta di atas yang ternyata tak jauh beda dengan Indonesia? 

Baca Juga: 7 Sisi Gelap Negara-negara Eropa di Mata Wisatawan

Topik:

  • Fasrinisyah Suryaningtyas
  • Dewi Suci Rahayu

Berita Terkini Lainnya