Serunya Heritage Tour di Hotel Bersejarah di Surabaya

Kamu bisa belajar tentang sejarah perjuangan bangsa di sini

Intinya Sih...

  • Hotel Majapahit Surabaya memiliki sejarah penting dalam perjuangan kemerdekaan, seperti perobekan bendera Belanda oleh 'arek-arek Suroboyo' pada 1945.
  • Hotel ini telah mengalami berbagai pergantian nama dan manajemen, serta menerima beberapa penghargaan bergengsi di bidang pariwisata.
  • Pihak hotel menyelenggarakan Heritage Tour untuk umum dengan paket high tea, talkshow bersama penulis sejarah, dan harga Rp165 ribu++ per orang.

Warga Surabaya dan sekitarnya pasti sudah tidak asing lagi dengan Hotel Majapahit. Berdiri sejak 1910, hotel bintang lima ini memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia. Salah satunya peristiwa perobekan warna biru pada bendera Belanda oleh arek-arek Suroboyo.

Karena nilai historisnya tersebut, hotel ini ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2007. Arsitektur bangunan bernuansa art deco masih terjaga dengan baik hingga sekarang. Para tamu yang menginap di sini selalu terkesan dengan keindahan bangunannya.

Serunya lagi, masyarakat umum bisa mengikuti heritage tour sekaligus belajar tentang sejarah hotel tanpa harus menginap, lho. IDN Times pun berkesempatan mengikuti heritage tour tersebut pada Rabu pekan lalu (14/8/2024). Ikuti keseruannya di bawah ini, yuk!

1. Sejarah Hotel Majapahit

Serunya Heritage Tour di Hotel Bersejarah di SurabayaPotret resepsionis di Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)

Melansir buku panduan dari Hotel Majapahit, hotel ini dibangun Lucas Martin Sarkies, seorang pengusaha keturunan Armenia yang lahir di Isfahan, Iran. Pada 1900, Lucas membeli tanah seluas 1.000 meter persegi di Jalan Tunjungan untuk melanjutkan "tradisi" keluarganya, yakni membangun dan mengelola hotel mewah.

Peletakan batu hotel pertama dilakukan Eugene Lucas Sarkies, anak lelaki Lucas, pada 1910. Setahun kemudian, hotel yang diberi nama Oranje Hotel ini pun dibuka. Pada 1930, lobi baru dibangun dengan arsitektur bergaya Art Deco. Peresmiannya pada 1932 dihadiri Pangeran Leopold III dan Putri Astrid dari Belgia, serta aktor Charlie Chaplin.

Tahun 1942, Jepang berhasil menduduki Indonesia dan merebut Oranje Hotel. Namanya pun diubah menjadi Hotel Yamato dan digunakan sebagai headquarters imperialisme Jepang di Jawa Timur. 

Serunya Heritage Tour di Hotel Bersejarah di SurabayaPotret salah satu sudut tempat di Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan dan Perang Dunia II berakhir, Belanda berusaha merebut Indonesia lagi. Mereka mendirikan markas sementara di kamar 33 Hotel Yamato.

Pada 19 September 1945, Roeslan Abdoel Gani, beberapa pejabat kota dan pihak Belanda lainnya berunding di kamar tersebut. Mereka menuntut penjelasan tentang pengibaran bendera Belanda di tiang atap hotel.

Arek-arek Suroboyo pun tidak ingin melihat Indonesia kembali dijajah dan segera naik ke atap hotel. Dua orang berhasil merobek warna biru bendera Belanda, serta mempertahankan warna merah dan putihnya tetap berkibar. Pada tahun ini, nama hotel berganti nama menjadi Hotel Merdeka.

Setahun berselang, Sarkies Bersaudara kembali mengelola hotel dan mengubah nama menjadi Hotel L.M.S. untuk mengenang Lucas Martin Sarkies, sang pendiri. Seiring berjalannya waktu, nama hotel mengalami beberapa kali pergantian nama dan manajemen.

Nama Majapahit disematkan sebagai nama hotel ini pada 1969 setelah kepemilikannya diambil alih Mantrust Holdings Co. Tahun 1993, Mandarin Oriental Group bergabung dengan Sekar Group untuk membeli hotel tersebut. Mereka melakukan renovasi besar-besaran senilai US$35 juta yang memakan waktu selama tiga tahun. Namanya pun diubah menjadi Mandarin Oriental Hotel Majapahit.

Nama Hotel Majapahit kembali digunakan pada 2006 setelah diambil alih CCM Group, salah satu perusahaan korporat terkemuka di Indonesia. Renovasi kembali dilakukan pada 2009-2013 untuk memenuhi kebutuhan wisatawan modern.

Beberapa penghargaan pun diterima Hotel Majapahit. Di antaranya seperti National Geographic Traveler dalam bidang arsitektur dan desain pada 2009, 50 Hotel Terbaik Dunia versi Majalah Maxx-M  pada 2010, Golden Circle oleh Agoda pada 2011, Sertifikat Keunggulan oleh Trip Advisor  pada 2012 dan 2013, serta Hotel Favorit di Indonesia pada 2012 oleh Tourism Awards of Indonesia.

Tahun 2020, Hotel Majapahit menjadi bagian dari Accor dan berganti nama menjadi Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection. Wajah yang ditampilkan tidak hanya sebagai boutique hotel  bintang 5, tetapi juga memiliki desain asli dan sejarah unik untuk diceritakan kepada masyarakat luas.

2. Heritage Tour di Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection

Serunya Heritage Tour di Hotel Bersejarah di SurabayaPotret Heritage Tour di Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)

Sebelum mengikuti Heritage Tour, pihak hotel membagikan buku panduan dan mengajak para tamu menonton film dokumenter tentang sejarah Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection.

Selanjutnya, seluruh peserta tur diarahkan ke lobi hotel dan mendapatkan penjelasan dari seorang pemandu wisata atau tour guide. Uniknya, tour guide tersebut mengenakan kostum yang terinspirasi dari seragam Oranje Hotel di masa lampau.

Tempat pertama yang dituju adalah bagian meja resepsionis. Di meja tersebut, terdapat potret lawas Oranje Hotel saat awal berdiri dan lobi bagian depan belum dibuat. Di samping meja resepsionis, terdapat foto Sarkies bersaudara dan tempat-tempat di sekitar Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection pada awal abad ke-20.

Serunya Heritage Tour di Hotel Bersejarah di SurabayaPotret Balai Adika Ballroom di Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)

Tur berlanjut ke Balai Adika yang merupakan ballroom utama di Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection. Sejak awal pendirian hotel hingga sekarang, ballroom ini digunakan sebagai tempat penyelenggaraan pesta, jamuan makan malam, dan kegiatan penting lainnya.

Di bagian depannya, terdapat beberapa foto Surabaya tempo dulu, termasuk foto saat Charlie Chaplin mengunjungi hotel ini. Saat memasuki Balai Adika, semua tamu pasti akan langsung mengagumi kemewahan dan keindahah arsitekturnya.

Tempat ini memiliki lantai teraso antik, langit-langit yang tinggi, jendela besar di beberapa sudut yang menyediakan pencahayaan alami, dan lampu gantung yang menawan. Bagian kanan dan kiri ballroom ini adalah taman yang rindang.

Serunya Heritage Tour di Hotel Bersejarah di SurabayaPotret salah satu sudut Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)

Selanjutnya, seluruh peserta tur diajak berkeliling ke berbagai sudut hotel. Mulai dari taman-taman yang hijau dan rindang, lorong-lorong kamar yang cantik, tangga-tangga kayu yang masih kokoh, hingga ke area flag hole yang menjadi tempat perobekan bendera Belanda oleh arek-arek Suroboyo pada 1945.

Serunya Heritage Tour di Hotel Bersejarah di SurabayaPotret kamar Charlie Chaplin di Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)

Inilah tempat yang paling ditunggu-tunggi, Kamar Charlie Chaplin. Dinamakan demikian, karena aktor sekaligus filmmaker asal Inggris tersebut pernah menginap di sana pada April 1932. Di dalam kamar nomor 47, ada beberapa potret sang aktor dengan gaya ikoniknya, yaitu kumis pendek hitam dan topi bowler.

Ada pula meja dan kursi tamu, meja kerja, rak kaca, dan meja tempat minuman. Kamar tidurnya terpisah dari ruang tamu. Di dalam kamar tersebut, ada tempat tidur lengkap dengan almari kayu, meja rias, laci, dan kamar mandi dengan bathtub mewah. Kamar ini disewakan untuk umum dengan harga mulai dari Rp4 juta per malam.

Serunya Heritage Tour di Hotel Bersejarah di SurabayaPotret Kamar Merdeka di Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)

Destinasi terakhir adalah Kamar Merdeka atau kamar 33. Setelah Proklamasi Kemedekaan RI, Belanda ingin kembali merebut Indonesia. Kamar ini ditempati residen Belanda, sekaligus menjadi pusat komando sementara.

Alasan pemilihan kamar ini, karena posisinya yang sangat strategis, yakni berada di pojokan, paling ujung, dan terdapat pintu khusus yang bisa langsung menuju perkampungan penduduk. Kalau suasana genting atau darurat, orang-orang Belanda yang ada di sini bisa langsung kabur melalui pintu tersebut.

Pada 19 September 1945 pukul 06.00 WIB, bendera Belanda dikibarkan di bagian depan hotel (saat itu namanya Hotel Yamato), menandai kembalinya pemerintah kolonial Belanda. Beberapa tokoh pejuang kemerdekaan melakukan perundingan di kamar ini, antara lain Soedirman, Residen Surabaya, dan Roeslan Abdoel Gani, serta Komandan Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI), W.V.Ch Ploegman.

Perundingan tersebut tidak membuahkan hasil yang memuaskan bagi kedua belah pihak. Arek-arek Suroboyo yang terlanjur marah akhirnya naik ke atas tiang bendera  menggunakan tangga dan merobek warna biru pada bendera Belanda.

Serunya Heritage Tour di Hotel Bersejarah di SurabayaPotret jamuan high tea Heritage Tour di Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)

Setelah tur selesai, semua peserta disuguhi dengan satu set high tea. Terdiri dari teh hangat, orange zest, sandwich, macaroon, brownies, dan macaroni schotel. Dari hidangan tersebut, orange zest berhasil mencuri perhatian para tamu yang hadir.

"Orange zest ini seperti permen, terbuat dari kulit jeruk asli yang diolah, lalu dilapisi cokelat. Nama orange zest dan buah jeruk ini merepresentasikan Oranje Hotel sebagai nama pertama hotel ini," ujar Essa Adeline, Marketing and Communication Executive Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection, saat ditemui IDN Times di sela-sela acara Heritage Tour pada Rabu (14/8/2024).

Selain orange zest, macaroon-nya pun cukup unik dan berbeda dengan macaroon pada umumnya. "Lapisan atas macaroon ini berwarna merah dan bawahnya berwarna putih, bermakna (melambangkan) bendera Indonesia. Tahun 1945, tepatnya pada 19 September telah terjadi perobekan bendera (Belanda) di Hotel Majapahit," tutur Essa.

Baca Juga: 10 Fasilitas Hotel yang Wajib Disediakan agar Tamu Nyaman

3. Talkshow inspiratif tentang sejarah Hotel Majapahit MGallery Collection

Serunya Heritage Tour di Hotel Bersejarah di SurabayaTalkshow bersama GM Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection, Kahar Salamun, dan sejarawan Ady Setyawan pada Rabu (14/8/2024) (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)

Agar seluruh peserta lebih memahami sejarah Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection, Heritage Tour kali ini diiringi dengan talkshow bersama General Manager Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection, Kahar Salamun, serta penulis dan pencinta sejarah, Ady Setyawan.

Kahar Salamun mengungkapkan Heritage Tour ini berfungsi sebagai sarana edukasi untuk masyarakat umum. "Kita mengenalkan Hotel Majapahit dari 1910 yang tidak terlepas dari perkembangan kota Surabaya dan menjadi bagian dari sejarah bangsa untuk mencapai kemerdekaan," ujar Kahar.

Brand baru hotel ini, yakni Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection, based-nya adalah story telling tentang sejarah bangsa. Kahar juga berharap agar masyarakat memiliki persepsi, penilaian, dan value yang sama terhadap bangunan-bangunan tua dan bersejarah, terutama hotel ini. 

Warga Surabaya, kata Kahar, selalu bangga dengan keberadaan Hotel Majapahit. "Kalau ditanya pernah menginap atau mengunjunginya, banyak yang menjawab belum. Yang ada malah image-image yang lain," tuturnya.

'Image lain' yang dimaksud di sini adalah banyaknya orang atau bahkan media yang mengatakan bahwa Hotel Majapahit ini horor atau angker. Padahal, banyak dari mereka yang hanya mendengar isu tersebut dari mulut ke mulut, tanpa pernah berkunjung atau bahkan menginap di sana.

Menurut Kahar, mengubah image tersebut merupakan sebuah challenge. "Itu bermula dari mindset, yang berujung menjadi mind power. Kebanyakan orang Indonesia mengaitkan gedung tua dengan hal-hal mistis. Untuk itu, kita harus menanamkan pikiran atau mindset yang positif terhadap bangunan-bangunan tua dan bersejarah," ujarnya.

Pendapat Kahar rupanya didukung pengalaman Sylvi Mutiara, salah satu tamu asal Surabaya yang sering menginap di Hotel Majapahit. "Saya beberapa kali menginap di sini, terutama di Kamar Charlie Chaplin dan Kamar Merdeka, tidak pernah mengalami hal-hal mistis atau kejadian yang aneh-aneh," ujar Sylvi.

Persepsi terhadap image tersebut rupanya berpengaruh terhadap tamu yang datang ke hotel ini. Sebanyak 67 persen tamu yang menginap merupakan warga negara asing yang terpukau dengan keindahan arsitekturnya. Ditambah lagi saat mendengar sejarah hotel ini, rasa takjub mereka pun semakin bertambah. 

4. Harga paket dan fasilitas Heritage Tour

Serunya Heritage Tour di Hotel Bersejarah di SurabayaPotret salah satu sudut ruangan di Hotel Majapahit Surabaya MGallery Collection (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)

Semua masyarakat umum, terutama wisatawan dari dalam dan luar negeri, bisa mengikuti Heritage Tour yang digelar Hotel Majapahit MGallery Collection. Tur ini dibuka setiap hari pada pukul 11.00-16.00 WIB. Setelah tur selesai, tamu akan mendapatkan paket high tea berupa beberapa jenis pastry dan teh hangat. 

Harga paket Heritage Tour ini Rp165 ribu per orang (belum termasuk pajak) dengan durasi sekitar 40 menit. Pemesanan dapat dilakukan melalui nomor WhatsApp 08113388333 atau email ke reservations@hotel-majapahit.com maksimal H-1 sebelum kedatangan. Tidak ada jumlah minimal pemesanan untuk mengikuti tur ini.

Nah, itu dia ulasan keseruan Heritage Tour di Hotel Majapahit Surabaya MGalllery Collection. Cocok banget untuk para pencinta sejarah dan orang-orang yang menyukai bangunan unik. Kamu sebagai arek Suroboyo sudah pernah ke sini, belum?

Baca Juga: 7 Etika dan Aturan Berenang di Hotel, Jangan Asal Nyemplung!

Topik:

  • Fasrinisyah Suryaningtyas
  • Dewi Suci Rahayu

Berita Terkini Lainnya