3 Fakta Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral yang Dikunjungi Paus

Terowongan yang dikunjungi Paus Fransisku di Jakarta

Terowongan Silaturahmi menjadi perbincangan di kalangan warganet dalam beberapa hari terakhir. Pasalnya, terowongan yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral ini dikunjungi Paus Fransiskus dalam rangka perjalanan apostoliknya di Indonesia pada Kamis (5/9/2024).

Dibangun sejak Desember 2020, ternyata masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui tentang jembatan ini, termasuk mereka yang tidak tinggal di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Lantas, seperti apa jembatan ini dan apa maknanya bagi umat beragam di Indonesia? Simak ulasannya di bawah ini, yuk!

1. Waktu pembangunannya hanya sekitar satu tahun

3 Fakta Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral yang Dikunjungi PausTerowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta (Dok. Kementerian PUPR)

Pembangunan Terowongan Silaturahmi di antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta ini tidak lepas dari peran Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar. Semula, ia mengusulkan penghapusan pagar pembatas antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Namun, area tersebut masuk ke dalam ring satu (kawasan Istana Negara) dan akan menyebabkan kemacetan jika ditutup.

Akhirnya, usulan berubah menjadi terowongan sekaligus jembatan penyeberangam. Usulan ini sempat ditolak, tetapi kemudian disetujui Presiden Joko Widodo.

Pada 15 Desember 2020, pembangunan Terowongan Silaturahmi mulai dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui kontraktor PT Waskita Karya dan menghabiskan dana sekitar Rp37,3 miliar. Proyek pembangunannya selesai tepat waktu, yaitu pada 20 September 2021.

2. Luas dan panjang Terowongan Silaturahmi

3 Fakta Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral yang Dikunjungi PausTerowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta (Dok. Kementerian PUPR)

Terowongan Silaturahmi ini memiliki dua pintu yang terbuat dari dinding kaca transparan. Pintu pertama berada tepat di depan gerbang utama Masjid Istiqlal. Sedangkan, pintu kedua berada di dekat gerbang masuk Gereja Katedral. Kedua pintu ini terlihat simetris satu sama lain. 

Terowongan ini memiliki panjang 28,2 meter, lebar 4,1 meter, tinggi tiga meter, dan luas total 136 meter persegi. Untuk turun ke bawah atau naik ke atas, ada anak tangga dan lift  yang bisa digunakan pengunjung.

Bagian dalam Terowongan Silaturahmi terbuat dari marmer dan railing stainless sebagai simbol jabat tangan antarumat beragama. Terowongan ini bisa digunakan untuk akses dari parkiran Masjid Istiqlal menuju Gereja Katedral dan sebaliknya.

Jika salah satu lahan parkir di dua rumah ibadah tersebut penuh, jemaah bisa memanfaatkan lahan parkir kosong di kompleks rumah ibadah seberangnya.

Baca Juga: Cara ke Gereja Katedral Jakarta dengan Berbagai Moda Transportasi

3. Simbol harmoni dan kerukunan umat beragama

3 Fakta Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral yang Dikunjungi PausTerowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta (Dok. Kementerian PUPR)

Terowongan Silaturahmi ini tidak hanya sekadar terowngan atau jembatan penyeberangan antara dua tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol harmoni dan kerukunan umat beragama di Indonesia.

Ke depannya, terowongan tersebut dapat digunakan sebagai meeting interfaith atau diskusi antarumat beragama, serta museum penyeberangan dengan hiasan ikonik dari tembaga berbentuk tangan yang saling berjabatan. Lampu-lampu dan musik juga akan dialunkan di dalam terowongan.

Nah, itu dia beberapa fakta unik tentang Terowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta. Cantik banget, ya? Semoga suatu saat kamu bisa mengunjunginya, ya!

Baca Juga: Jadwal Paus Fransiskus Hari Ini, ke Istiqlal dan Misa di GBK

Topik:

  • Fasrinisyah Suryaningtyas
  • Dewi Suci Rahayu

Berita Terkini Lainnya