TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fakta Itsukushima Shrine, Kuil Jepang Perpaduan Buddha dan Shinto

Itsukushima Shrine berada di Pulau Miyajima

Itsukushima Shrine (unsplash.com/Juliana Barquero)

Itsukushima Shrine menjadi permata budaya di Jepang yang terletak di pulau indah bernama Miyajima. Diakui karena lokasinya yang unik dan menakjubkan, kuil ini seolah berdiri di atas air Laut Seto saat air pasang, sehingga menciptakan pantulan memukau dari gerbang Torii berwarna merah yang menakjubkan.

Tidak hanya memiliki keindahan alam yang menakjubkan di sekitarnya, kuil ini juga memiliki aura yang sakral. Hal tersebut menjadikannya sebagai destinasi yang wajib dikunjungi wisatawan.

Terdapat beberapa fakta tentang Itsukushima Shrine. Kuil di Jepang ini memadukan sentuhan Buddha dan Shinto.

Baca Juga: 5 Fakta Fushimi Inari Taisha, Jajaran Gerbang Oranye Estetik di Kyoto

1. Itsukushima Shrine berdiri di pulau suci

Itsukushima Shrine (unsplash.com/Bing Hui Yau)

Itsukushima Shrine, atau yang juga dikenal dengan Itsukushima-jinja, merupakan kuil Shinto yang berada di Pulau Miyajima, Prefektur Hiroshima, Jepang. Kuil Shinto ini dibangun pada abad ke-6 oleh Saeki no Kuramoto, lalu diperluas pada abad ke-12 oleh Taira no Kiyomori, pemimpin yang berkuasa pada saat itu.

Pulau Miyajima memiliki arti penting bagi Kuil Itsukushima sebagai tempat suci. Selain karena memiliki sejarah panjang sebagai tempat suci bagi agama Shinto, dilansir Kanpai-Japan, pulau ini telah lama mengikuti aturan tradisional, terutama prinsip kagare, yaitu menghindari kenajisan karena kematian atau darah.

2. Arsitektur di Itsukushima Shrine spektakuler!

Itsukushima Shrine (unsplash.com/Deepavali Gaind)

Gaya arsitektur yang digunakan dalam pembangunan Kuil Itsukushima adalah perpaduan antara Buddha dan Shinto. Kuil ini dibangun dengan gaya shinden-zukuri, yang menjadi gaya arsitektur khas tempat tinggal aristokrat pada zaman Heian. 

Bangunan kuil ini disusun secara harmonis dengan latar belakang Gunung Misen dan menghadap ke laut Pedalaman Seto. Kuil ini memadukan struktur buatan manusia dan alam. Keselarasan dengan alam ini membuat Kuil Itsukushima menjadi daya tarik utama. 

3. Kuil ini didedikasikan untuk tiga dewa perempuan

Itsukushima Shrine (unsplash.com/Patricia Haller-Anguela)

Itsukushima Shrine didedikasikan untuk tiga dewa perempuan atau tiga putri Susano-o no mikoto yang merupakan dewa badai dalam agama Shinto. Ketiga putri tersebut adalah Ishikishimahime no mikoto, Tagorihime no mikoto, dan Tagitsuhime no mikoto. Ketiganya dianggap sebagai dewi laut dan badai.

Dilansir Itsukushimajinja, ketiga dewa Kuil Itsukushima lahir ketika Amaterasu Ōmikami (dewi matahari) dan saudara laki-lakinya, Susano-o no mikoto, membuat janji di Dataran Surgawi dengan menggunakan permata dan pedang. Sejak zaman kuno, mereka dihormati dan disembah sebagai dewa yang menjamin kesejahteraan keluarga kekaisaran, menjaga negara, dan melindungi laut.

Baca Juga: 5 Fakta Unik yang Hanya Kamu Temukan di Jepang, Toiletnya Canggih!

4. Populer dengan O-Torii Gate

Itsukushima Shrine (pixabay.com/jplenio)

Gerbang O-Torii di Itsukushima Shrine memiliki asal-usul mitologi yang masih diselimuti misteri. Salah satu cerita paling terkenal berasal dari mitologi Jepang menyatakan bahwa gerbang torii pertama dibuat ketika dewi menggunakan pohon untuk memikat perhatian burung-burung sebagai upaya menarik perhatian dewi lain. Sedangkan menurut cerita lain, gerbang torii didirikan untuk menandai batas antara dunia sakral dan duniawi.

Di balik cerita mitologi tersebut, ternyata Gerbang O-Torii awalnya dibangun pada 593 Masehi. Namun, struktur yang sekarang baru dibangun pada 1875.

Gerbang tersebut terbuat dari kayu kemper yang tahan terhadap pembusukan dan memiliki ambang pintu melengkung ke atas. Struktur ini terdiri dari dua bagian, yaitu kasagi yang menyerupai atap dan kayu shimagi di bagian bawahnya.

5. Itsukushima Shrine populer di era Edo

Itsukushima Shrine (pixabay.com/keegeek)

Selama periode Edo, Itsukushima Shrine menjadi tujuan ziarah penting, terutama bagi warga Jepang bagian barat. Kuil ini semakin populer hingga mendapat penghormatan serta perlindungan dari berbagai individu dan klan berpengaruh, seperti klan Taira, Genji, Ashikaga, Ōuchi, dan Mōri. Keindahan kuil ini sebagai tempat ziarah setara dengan Kuil Ise dan kuil-kuil di Shikoku pada periode tersebut.

Kuil Itsukushima berhasil mempertahankan popularitasnya di tengah perubahan zaman melalui beberapa faktor, seperti sejarah yang kaya, signifikasi budaya, hingga sebagai tempat ziarah dan pemujaan yang populer. Faktor-faktor tersebut telah berkontribusi pada kemampuan Itsukushima Shrine dalam mempertahankan popularitasnya di tengah perubahan zaman.

6. Saksi kemakmuran klan Taira

Itsukushima Shrine (unsplash.com/Daniel Gregoire)

Kuil Itsukushima memiliki hubungan erat dengan klan Taira, klan yang kuat dan berpengaruh pada zaman Heian di Jepang. Taira no Kiyomori, seorang panglima perang dan anggota klan Taira, memainkan peran penting dalam pengembangan dan kemasyhuran Kuil Itsukushima.

Kiyomori berada di puncak kekuasaannya ketika ia mendirikan kekuasaan Taira atas Pulau Miyajima. Dia memerintahkan pembangunan aula utama Itsukushima Shrine sebagai bentuk penghormatan kepada dewa. Selain itu, Kiyomori juga berkontribusi pada penyebaran nama kuil ini ke berbagai penjuru, membuatnya menjadi tujuan ziarah yang populer di kalangan nelayan dan pedagang.

Verified Writer

Zaffy Febryan

Bingung mau nulis bio apaa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya