TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Harga Tiket Pesawat ke Luar Negeri Lebih Murah dari Domestik

Terkait persaingan pasar hingga kebijakan pemerintah

ilustrasi tiket pesawat ke luar negeri (freepik.com/freepik)

Kamu pernah dibuat kaget dengan harga tiket pesawat ke luar negeri lebih murah daripada domestik? Hal tersebut sudah dianggap wajar bagi para pelancong. Apalagi untuk mereka yang melakukan traveling maupun perjalanan bisnis.

Misalnya, penerbangan tujuan Jakarta (CGK)—Batam (BTH) dipatok dengan harga Rp1.158.100. Sedangkan penerbangan tujuan Jakarta (CGK) - Singapura (SIN), seharga Rp467.300. Berbeda dengan tujuan Jakarta (CGK) - Kuala Lumpur (KUL), harganya Rp844.800. Semua penerbangan tersebut untuk keberangkatan 8 Agustus 2023, sudah termasuk bagasi 20 kg dengan maskapai Batik Air.

Dari contoh tersebut, kamu dapat melihat bahwa harga tiket pesawat ke luar negeri lebih murah dibanding domestik. Padahal, jarak antara Jakarta—Batam relatif lebih dekat daripada Jakarta—Singapura atau Jakarta—Kuala Lumpur, Malaysia.

Lantas, apa yang membuat harga tiket pesawat ke luar negeri lebih murah dibanding domestik? Alasan harga tiket pesawat ke luar negeri lebih murah dibanding domestik sudah sepatutnya kamu ketahui, lho.

1. Persaingan pasar penerbangan internasional lebih ketat dibanding domestik

ilustrasi beberapa pesawat dengan maskapai berbeda (pexels.com/vincent-albos)

Ada banyak maskapai yang melayani penerbangan internasional dibanding domestik. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab persaingan pasar penerbangan internasional lebih ketat. Mereka akan menawarkan rute-rute populer dan harga tiket yang lebih murah untuk menggaet pelanggan.

Semakin banyak maskapai penerbangan yang beroperasi pada suatu rute tertentu, maka harga tiketnya cenderung lebih murah. Sebaliknya, semakin sedikit maskapai penerbangan yang beroperasi pada suatu rute tertentu, maka harga tiketnya cenderung lebih mahal. Gak heran kalau maskapai yang melayani penerbangan domestik, terutama menuju pulau-pulau kecil, mematok harga lebih mahal.

Contohnya, rute Jakarta (CGK) menuju Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin, Sumbawa Besar. Kamu dapat berangkat dari Jakarta menggunakan maskapai Super Air Jet, TransNusa, Air Asia, Lion Air, Batik Air, maupun Citilink. Namun, harus transit di Denpasar atau Lombok dan hanya ada Wings Air yang akan mengantarmu menuju Sumbawa Besar. Harga tiketnya antara Rp1.868.000—3.200.814, untuk keberangkatan tanggal 8 Agustus 2023.

Sedangkan rute Jakarta (CGK)—Bangkok (BKK), Thailand, memiliki banyak pilihan maskapai dari berbagai negara, seperti Malaysia Airlines, Scoot, Jetstar Asia Airways, Philippine Airlines, Thai Airways, Vietnam Airlines, Garuda Indonesia, EVA Air, dan Cathay Pacific. Harga yang ditawarkan untuk tanggal keberangkatan serupa, mulai Rp1.608.300—33.117.900 dengan gratis kupon hotel dan fasilitas bagasi hingga 23 kg, makan, hiburan, stop kontak, dan USB.

Baca Juga: 5 Kesalahan saat Memesan Tiket Pesawat, yang Ada Malah Rugi

2. Kapasitas pesawat untuk penerbangan internasional lebih besar daripada domestik

ilustrasi kursi di dalam pesawat rute internasional (unsplash.com/alschim)

Pesawat yang beroperasi untuk penerbangan internasional biasanya memiliki kapasitas lebih besar. Kerap kali maskapai menggunakan pesawat widebody yang mampu mengangkut lebih banyak penumpang. Seperti pesawat Airbus A380 milik Emirates yang menjadi pesawat komersial terbesar di dunia, berkapasitas hingga 850 penumpang. Jumlah penumpang yang lebih banyak membuat maskapai penerbangan dapat membagi biaya operasional, sehingga harga tiket lebih murah.

Sedangkan pesawat berukuran sedang, seperti rute domestik, dengan lebih sedikit kursi, maka harga tiketnya lebih mahal. Contohnya, pesawat Airbus A320 yang dioperasikan oleh Citilink, memiliki kapasitas 180 kursi. 

Selain itu, sebuah maskapai biasanya akan menyediakan rute ke luar negeri dan domestik. Tentu mereka akan membatasi ketersediaan armada untuk kedua rute tersebut. Semakin sedikit jumlah armada, maka biaya perawatannya akan lebih rendah dan harga tiket lebih murah.

3. Jarak yang lebih jauh dapat membuat biaya per mil lebih rendah

perbandingan rute penerbangan Jakarta-Medan dan Jakarta-Bangkok (tangkapan layar Gread Circle Map/greatcirclemap.com)

Jarak lebih jauh, tapi harga lebih murah, kok bisa? Rute penerbangan internasional kerap kali lebih panjang dibanding domestik. Namun, biaya bahan bakar dan operasional lainnya tidak selalu meningkat sebanding dengan jarak. Hal tersebut yang menjadi salah satu faktor biaya per mil lebih rendah, kemudian dapat menghasilkan harga tiket lebih terjangkau.

Harga avtur sebagai bahan bakar pesawat dijual dengan harga lebih murah di luar negeri dibanding untuk rute domestik. Hal ini juga dipengaruhi persaingan pasar, Pertamina memiliki banyak saingan di luar negeri, sehingga harus lebih kompetitif dan memasang tarif yang bersaing. 

4. Regulasi yang berlaku untuk rute luar negeri cenderung lebih bebas daripada domestik

ilustrasi regulasi (freepik.com/rawpixel-com)

Regulasi atau peraturan yang ditetapkan pemerintah juga dapat memengaruhi harga tiket pesawat ke luar negeri dan domestik, seperti Indonesia yang telah menandatangani ASEAN Open Sky. Perjanjian tersebut membuat negara-negara ASEAN dapat menerbangkan maskapainya di langit Indonesia.

Di Indonesia, ASEAN Open Sky hanya berlaku di Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Kuala Namu, Bandara Juanda, Bandara Ngurah Rai, dan Bandara Hasanuddin. Selain kelima bandara itu, maskapai negara-negara ASEAN tidak bebas transit.

ASEAN Open Sky membuat persaingan antar maskapai penerbangan di ASEAN semakin ketat. Tarif akan dipasang sesuai keinginan maskapai, tidak akan membatasi frekuensi penerbangan, dan akan sepenuhnya berlaku survival of the fittest–maskapai yang penuh inovasi akan semakin eksis, sebaliknya maskapai dengan pelayanan buruk dan tarifnya mahal akan ditinggalkan konsumen–. 

Kebijakan itu tidak hanya berlaku untuk pesawat penumpang, tapi juga pesawat kargo. Jadi, dapat memicu perang tarif tiket pesawat dari dan ke luar negeri antar maskapai.

Sedangkan untuk semua maskapai dengan penerbangan domestik, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah mengatur tarif batas atas (TBA) dan tarif batas bawah (TBB). Tarif batas atas merupakan harga tertinggi yang boleh diberlakukan, sehingga penumpang akan terhindar dari harga mahal yang tidak wajar. Sebaliknya, tarif batas bawah dibuat untuk melindungi maskapai, supaya tidak perang harga tiket pesawat.

Aturan tersebut tertuang dalam Keputusan Menhub Nomor 106 Tahun 2019. Tercantum, TBA ditentukan oleh tarif jarak penerbangakan. Sedangkan TBB ditentukan oleh 35 persen dari batas atas masing-masing kelompok pelayanan.

Regulasi lain yang mengatur harga tiket pesawat untuk rute domestik yaitu, Keputusan Menhub Nomor 142 Tahun 2022 tentang Biaya Tambahan (Fuel Surcharge) yang Disebabkan Adanya Fluktuasi Bahan Bakar Tarif Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri.

Biaya tambahan akibat fluktuasi bahan bakar juga dapat dikenakan pada penumpang. Besaran biayanya tergantung jenis pesawat, dibedakan menjadi jenis jet dan propeller. Pesawat jenis jet paling tinggi 15 persen dari TBA dan pesawat jenis propeller paling tinggi 25 persen dari TBA sesuai masing-masing kelompok pelayanan.

Terlebih lagi rute penerbangan ke luar negeri tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Berbeda dengan penerbangan domestik yang dikenakan PPN. Pantas saja harga tiket pesawat ke luar negeri lebih murah dibanding domestik.

Baca Juga: 5 Tips Berburu Tiket Pesawat Murah, Ada Caranya!

Verified Writer

Fatma Roisatin Nadhiroh

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya