TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Riset: Millennial Indonesia Suka Liburan ke Tempat yang Sepi

Liburan juga dianggap sebagai momen penyembuhan diri

Potret Sendang Seruni di Desa Wisata Tamansari, Banyuwangi (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)

IDN Research Institute bekerja sama dengan Advisia kembali merilis Indonesia Millenial Report 2024 bertepatan dengan acara Indonesia Millennial and Gen Z Summit (IMGS) 2023 yang digelar IDN Times pada 24-26 November 2023 di Senayan Park, Jakarta Pusat.

Laporan tersebut berisi tentang hasil survei dan penelitian tentang berbagai pandangan dan kebiasaan atau behaviour milenial yang meliputi banyak aspek. Mulai dari personal value, keluarga, pendidikan, karir, hobi, keuangan, hingga politik. 

Survei dilakukan selama 29 Mei-9 Juli 2023 dengan menggunakan metode kuantitatif pada 560 responden dan random sampling yang tersebar di 10 kota dan aglomerasi di Indonesia. Respondennya terdiri dari laki-laki dan perempuan berusia 20-42 tahun pada 2023.

Salah satu hal yang dicermati pada Indonesia Millennial Report 2024 adalah kebiasaan traveling atau liburan di kalangan millennial. Sebanyak 84 persen milenial memiliki gaya dan tujuan liburan tersendiri, yakni "menjauh" dari keramaian dengan tujuan "healing" atau penyembuhan.

Selain itu, hasil survei tersebut juga menunjukkan destinasi favorit untuk penyembuhan dan aktivitas yang dilakukan selama liburan. Penasaran di mana saja? Simak pemaparan hasilnya yang dilansir dari Indonesia Millenial Report 2024 di bawah ini, yuk!

1. Melenial memandang liburan sebagai sarana penyembuhan

Ilustras liburan untuk penyembuhah (unsplash.com/rpnickson)

Menurut laporan Indonesia Millennial Report 2024, sebanyak 84 persen generasi millennial Indonesia memandang liburan sebagai pengalaman atau sarana penyembuhan (healing) dan jeda dari tuntutan hidup yang serba cepat.

Kesempatan untuk menjelajahi tempat, budaya, dan makanan baru memungkinkan mereka untuk meremajakan (rejuvenate) dan mengisi kembali semangat yang sempat kendur, karena padatnya aktivitas harian.

Selain itu, liburan juga dianggap sebagai momen "istirahat" dari rutinitas sehari-hari, menawarkan momen relaksasi dan refleksi di tengah pemandangan yang menakjubkan, serta berinteraksi dan memperkaya pengetahuan dengan komunitas lokal.

2. Memutus hubungan dari dunia digital

Ilustrasi beraktivitas dengan gadget (pexels.com/picjumbo.com)

Berbagai hal berbau digital, terutama media sosial, sering dianggap sebagai pemicu stres berkepanjangan. Jadi, liburan ke tempat yang jauh dari keramaian dianggap sebagai kesempatan untuk memutuskan hubungan dari dunia digital. 

Millennial juga bisa terhubung kembali dengan alam, sehingga mendorong adanya pengembangan diri ke arah yang lebih baik. Persepsi liburan sebagai perjalanan penyembuhan pun selaras dengan keinginan mereka untuk kesejahteraan holistik, memadukan petualangan, terhubung kembali dengan sendiri, serta menyehatkan pikiran dan jiwa.

3. Destinasi liburan untuk penyembuhan

Ilustrasi liburan di tempat yang tenang (unsplash.com/artycial)

Millennial memiliki preferensi khusus terhadap destinasi liburan untuk penyembuhan. Sebanyak 94 persen responden memilih pemandangan alam yang tenang dan indah. Tempat-tempat seperti ini biasanya terletak di kawasan dataran tinggi dan pegunungan yang udaranya masih sejuk, dikelilingi pepohonan, dan jauh dari keramaian.

Destinasi selanjutnya adalah tempat spiritual atau suci. Tempat-tempat tersebut biasanya terafiliasi dengan agama dan kepercayaan tertentu, misalnya umrah ke Mekkah dan Madinah untuk umat Islam. Selain itu, ada melukat di Bali yang sebenarnya terafiliasi dengan agama Hindu, tetapi praktiknya bisa dilakukan secara universal untuk semua orang.

Millennial juga suka liburan yang menyediakan sarana yoga dan meditasi. Tak sedikit hotel atau penginapan menawarkan paket menginap sekaligus yoga. Selain itu, ada pula studio yoga yang dibangun jauh dari pemukiman penduduk atau di dataran tinggi, sehingga pengalaman penyembuhan bisa maksimal.

Terakhir, millennial memilih liburan ke destinasi yang bisa menghubungkan mereka dengan budaya dan tradisi lokal. Saat ini banyak open trip atau private trip yang menyediakan paket liburan ke Kampung Baduy di Lebak, Banten, atau Wae Rebo di Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Selain belajar budaya baru, mereka juga merasakan tinggal di lingkungan yang asri.

Baca Juga: Riset: Konser Musik Jadi Acara Live Paling Populer untuk Gen Z

4. Kegiatan yang disukai milenial saat liburan

Ilustras liburan di Bali (unsplash.com/belart84)

Saat liburan, milenial memiliki kegiatan favorit yang kerap dilakukan. Sebanyak 62 persen responden suka "menenggelamkan diri" di alam dan aktivitas luar ruangan. Seperti yang telah dijelaskan pada poin tiga di atas, tempat-tempat bernuansa alam adalah destinasi favorit millennial untuk menyalurkan aktivitasnya. 

Selanjutnya, sebanyak 18 persen responden suka bersantai di pantai atau resor spa. Di tempat inilah, mereka bisa memanjakan pikiran sekaligus tubuhnya. Saat keduanya sudah pulih, mereka bisa lebih bersemangat pascaliburan.

Di sisi lain, responden juga suka menjelajahi kota-kota yang ramai dan lingkungan urban, serta mencoba pengalaman ke tempat budaya dan sejarah dengan persentase masing-masing 8 persen. Millennial bisa mengamati dan belajar tentang aktivitas warga setempat sambil mencari hidden gems yang ada di sana.

Terakhir, sebanyak 4 persen responden ingin terlibat dalam perjalanan sukarela atau berbasis komunitas. Di Indonesia, banyak open trip berkonsep sosial yang tidak hanya mengajak peserta liburan, tetapi juga mengajar, membangun fasilitas, dan berdonasi di tempat-tempat terpencil. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya