TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kaya Nilai Budaya, Ini 5 Bangunan Bersejarah di Yogyakarta 

Wajib mampir kalau sedang berwisata

Bangunan Stasiun Tugu Yogyakarta diwaktu petang (twitter.com/KAI Wisata)

Pada tahun 1946 sampai dengan tahun 1949 Yogyakarta pernah menjadi ibu kota negara. Kota yang kita kenal sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta ini memiliki sejarah dan andil dalam pembentukan pemerintahan Indonesia.

Jika sedang berlibur atau berencana ke Yogyakarta, kalian perlu tahu bahwa ada beberapa bangunan bersejarah yang wajib kalian kunjungi. Tidak hanya berwisata saja, kalian juga bisa sambil mempelajari sejarah melalui bangunan-bangunan yang sudah didirikan pada zaman dahulu. Simak lima bangunan bersejarah yang ada di Yogyakarta, yuk!

1. Benteng Vredebrug 

Benteng Vredeburg dari depan (instagram.com/Hotel Santika Premiere Jogja)

Benteng Verdebrug adalah museum perjuangan nasional Indonesia. Kini museum ini menjadi salah satu peninggalan sejarah yang menjadi pilihan wisata edukasi sejarah yang berada di Yogyakarta.

Lokasi museum ini berada di Jalan Ahmad Yani atau lebih tepatnya di ujung jalan Malioboro. Di dalam museum tersebut, terdapat diorama-diorama yang menggambarkan masa perjuangan, koleksi benda-benda bersejarah, foto-foto, dan lukisan tentang perjuangan nasional.

Baca Juga: 5 Penginapan Bernuansa Alam di Yogyakarta, Cocok untuk Healing

2. Monumen Serangan Umum 1 Maret 

Monumen Serangan Umum 1 Maret tampak depan (instagram.com/bangkumipa_)

Masih di lokasi yang sama dari Benteng Vredebrug, terdapat bangunan bersejarah yang berhadapan dengan kantor pos besar Yogyakarta. Bangunan tersebut adalah Monumen Serangan Umum 1 Maret.

Monumen ini didirikan untuk memperingati serangan umum Letnan Kolonel Soeharto yang menjadi komando Tentara Nasional Indonesia (TNI) saat itu. TNI melakukan serangan tersebut tepat pada tanggal 1 Maret 1949 karena saat itu Belanda menganggap Indonesia sudah lumpuh. Dalam peperangan tersebut TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta dalam waktu 6 jam saja, lho. Hingga saat ini monumen ini menjadi bukti sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan.

3. Gedung Agung Yogyakarta 

Gedung Agung Yogyakarta dari depan (instagram.com/tinoindra)

Gedung Agung yang dijadikan sebagai Istana Negara Jogja ini, berlokasi tepat berhadapan dengan benteng Verdebrug. Tepatnya berada di jalan Ahmad Yani atau yang lebih dikenal sebagai jalan Malioboro.

Gedung ini berdiri di atas luas tanah 43,585 m2 dan didirikan pada Mei 1824. berdirinya gedung ini diprakarsai oleh Anthony Hendrik Smissaerat, Residen Yogyakarta ke-18. Pada tanggal 6 Januari 1946 istana ini berubah menjadi istana kepresidenan bersamaan dengan dijadikannya Kota Yogyakarta menjadi ibu kota Negara Republik Indonesia. Sama halnya dengan gedung kepresidenan lainnya, gedung ini berfungsi untuk menerima tamu-tamu negara. Selain itu, secara resmi pada tanggal 17 Agustus 1991 gedung ini menjadi tempat untuk memperingati detik-detik proklamasi kemerdekaan sampai saat ini.

4. Museum Perjuangan 

Bangunan Museum Perjuangan (instagram.com/aarraawr_)

Museum yang berada di jalan Kolonel Sugiyono No. 24 ini didirikan pada tanggal 17 Agustus 1945 bersama peletakan batu pertamanya oleh Sri Paku Alam VIII. Museum ini ditujukan untuk mengenang perjuangan bangsa Indonesia pada masa kebangkitan nasional.

Bentuk bangunan Museum Perjuangan ini memiliki ciri khas antara perpaduan gaya arsitek kekaisaran Romawi Kuno dan gaya bangunan candi Mataram Hindu. Untuk bisa berkunjung ke museum ini kita akan dikenai tarif mulai dari Rp500,00 hingga Rp2.000,00 bagi wisatawan lokal dan Rp10.000,00 khusus wisatawan mancanegara.

Saat kalian berada di depan pintu masuk, kalian akan dihadapkan dengan 17 anak tangga dan selanjutnya bertemu pintu utama dengan 8 daun pintu. Selain itu juga terdapat 45 jendela yang mengelilingi dinding museum tersebut. Jumlah anak tangga, daun pintu, dan jendela tersebut diartikan sebagai simbol yang mengingatkan kita pada tahun kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: 10 Pantai Tersembunyi di Yogyakarta, Indahnya bak Kepingan Surga 

Writer

Enggar Rachma

If the plan doesn't work, change the plan but never the goal

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya