TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Perbedaan Prefektur dan Distrik di Jepang, Ini Penjelasannya

Salah satu perbedannya ada pada populasi dan jumlah penduduk

ilustrasi Prefektur Wakayama (unsplash.com/Il Vagabiondo)

Jepang menjadi negara yang memiliki struktur administrasi yang terbilang cukup unik dan berbeda dengan negara-negara lain di dunia. Jika kamu pernah mendengar tentang prefektur dan distrik di Jepang, mungkin kamu bertanya-tanya apa sebenarnya perbedaan antara keduanya. Secara umum, prefektur adalah divisi administratif terbesar di Jepang, sementara distrik berada di dalam prefektur.

Namun, penjelasan ini tentu belum cukup untuk menggambarkan perbedaan yang lebih mendetail antara prefektur dan distrik. Ada banyak hal yang perlu dipahami tentang bagaimana kedua sistem ini berfungsi, dan artikel ini akan membahas lima perbedaan utama tersebut agar kamu bisa lebih memahaminya. Langsung saja simak apa perbedaan perfektur dan distrik di Jepang ini, yuk!

1. Ukuran dan tingkat administratif

ilustrasi town hall distrik Kamikawa, Hokkaido (commons.wikimedia.org/アラツク)

Prefektur di Jepang merupakan unit administratif terbesar, yang mencakup kota-kota besar, kota kecil, hingga desa-desa. Sebagai contoh, Prefektur Tokyo adalah salah satu prefektur yang paling terkenal, karena selain merupakan ibu kota negara, wilayahnya mencakup banyak distrik dengan berbagai karakteristik yang unik.

Prefektur di Jepang memiliki peran penting dalam mengelola berbagai aspek seperti transportasi, kesehatan, hingga pendidikan di wilayah mereka.

Sebaliknya, distrik merupakan bagian dari prefektur yang lebih kecil dan biasanya terdiri dari beberapa kota atau desa. Distrik tidak memiliki wewenang administratif yang besar seperti prefektur, tetapi mereka berfungsi untuk mengelola urusan lokal yang lebih kecil, seperti pengelolaan lingkungan dan fasilitas publik.

Misalnya, terdapat Distrik Kamikawa, di Prefektur Hokkaido yang terdiri dari beberapa desa kecil. Meskipun ukuran dan perannya lebih terbatas, distrik tetap memainkan peran penting dalam tata kelola kehidupan masyarakat lokal.

2. Fungsi pemerintahan dan otoritas

ilustrasi city hall Prefektur Kyoto (commons.wikimedia.org/josef knecht)

Di Jepang prefektur memiliki otoritas pemerintahan yang lebih luas dibandingkan distrik, lho. Gubernur yang dipilih langsung oleh rakyat memimpin setiap prefektur di Jepang, seperti yang terlihat di Prefektur Kyoto. Gubernur dan dewan prefektur memiliki tanggung jawab yang besar dalam merumuskan segala hal yang ada kaitannya dengan kebijakan lokal.

Peran prefektur di Jepang ini hampir setara dengan negara bagian di beberapa negara lainnya seperti di Amerika atau Australia, dan mereka memiliki otonomi dalam menangani isu-isu yang tidak dikelola langsung oleh pemerintah pusat.

Di sisi lain, distrik tidak memiliki gubernur atau dewan legislatif layaknya prefektur. Sebagai contoh, di Prefektur Okinawa terdapat Distrik Miyako, yang lebih berfokus pada urusan lokal seperti perbaikan jalan atau pengelolaan sumber daya alam saja.

Kepemimpinan di distrik umumnya dipegang oleh kepala desa atau wali kota yang memiliki tanggung jawab lebih terbatas dibandingkan gubernur prefektur. Peran mereka lebih bersifat administratif, memastikan bahwa kebutuhan masyarakat sehari-hari di tingkat lokal dapat terpenuhi dengan baik.

Baca Juga: 5 Wisata Alam di Dekat Tokyo Jepang untuk Short Escape

3. Populasi dan kepadatan penduduk

ilustrasi Distrik Aso, Kumamoto (commons.wikimedia.org/Reggaeman)

Prefektur di Jepang biasanya mencakup populasi yang lebih besar dan wilayah yang lebih padat, terutama di daerah metropolitan dibanding kawasan distrik. Prefektur Kanagawa yang mencakup kota Yokohama, misalnya, memiliki populasi yang sangat padat dan berfungsi sebagai pusat bisnis serta industri yang penting di Jepang. Prefektur besar seperti Kanagawa juga memiliki infrastruktur yang lebih maju, dengan sistem transportasi yang rumit dan pusat-pusat perbelanjaan serta industri yang padat.

Sebaliknya, distrik cenderung memiliki populasi yang lebih sedikit dan wilayah yang lebih luas secara per kapita, terutama di daerah pedesaan. Sebagai gambaran ada Distrik Aso di Prefektur Kumamoto memiliki populasi yang jauh lebih sedikit, tetapi wilayahnya lebih luas, dengan lahan yang digunakan untuk pertanian dan peternakan.

Daerah di Distrik Aso ini lebih tenang dan jauh dari hiruk-pikuk kota besar, sehingga kehidupan di distrik cenderung lebih sederhana dan lebih terkait dengan alam serta tradisi setempat.

4. Peran dalam pelestarian budaya

ilustrasi Kuil Kasuga Taisha, Prefektur Nara (commons.wikimedia.org/Marcin Chady)

Prefektur di Jepang mengemban tanggung jawab yang lebih besar khusunya dalam hal melestarikan warisan budaya berskala besar.

Sebagai contoh, Prefektur Nara menjadi salah satu prefektur yang paling terkenal karena kuil-kuil bersejarah dan situs budaya yang telah ada selama berabad-abad. Prefektur Nara bekerja sama dengan pemerintah pusat untuk menjaga situs-situs tersebut sebagai bagian dari warisan budaya nasional. Prefektur-prefektur besar seperti Nara dan Kyoto sangat terlibat dalam melindungi peninggalan sejarah Jepang yang tidak ternilai harganya.

Di sisi lain, peran distrik di Jepang lebih terfokus pada pelestarian budaya lokal yang lebih kecil. Misalnya, Distrik Takayama di Prefektur Gifu tersohor dengan festival musim dinginnya yang sudah berlangsung selama ratusan tahun. Masyarakat di Distrik Takayama masih menjalankan tradisi-tradisi lama yang telah diwariskan turun-temurun, menjadikannya salah satu wilayah di Jepang di mana kamu bisa merasakan budaya tradisional Jepang secara langsung. Di sinilah, distrik di Jepang berperan menjaga tradisi unik yang mungkin tidak dijaga di tingkat prefektur.

Verified Writer

Annisa Nur Fitriani

She goes Boom!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya