TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Desa Tradisional Jepang yang Jarang Dikunjungi, Wajib Masuk Wishlist

Cocok buat kamu yang ingin merasakan sensasi berbeda

ilustrasi desa tradisional Jepang yang jarang dikunjungi (commons.wikimedia.org/くろふね)

Jepang dikenal sebagai negara yang penuh dengan destinasi wisata menarik, mulai dari kota-kota modern hingga kuil-kuil kunonya. Namun, di balik gemerlapnya kota besar seperti Tokyo atau Osaka, terdapat banyak desa tradisional yang masih mempertahankan budaya dan keindahan alamnya, lho.

Sayangnya, tidak semua desa di Jepang ini populer atau ramai dikunjungi oleh wisatawan khususnya dari mancanegara. Padahal, justru desa-desa inilah yang menyimpan pesona Jepang asli yang masih sangat tradisional dan jauh dari hiruk-pikuk modernisasi.

Jika kamu ingin merasakan pengalaman yang berbeda saat berkunjung ke Jepang, mengunjungi desa-desa tradisional yang jarang dikunjungi ini bisa menjadi pilihan yang tepat. Berikut ini lima desa tradisional di Jepang yang jarang dikunjungi, namun sangat layak untuk dieksplorasi.

1. Desa Tsumago, Nagano

Desa Tsumago, Nagano (commons.wikimedia.org/663highland)

Desa Tsumago berada di Prefektur Nagano dan dikenal sebagai salah satu desa yang paling terawat di Jepang. Desa Tsumago merupakan bagian dari jalur Nakasendo, sebuah jalur kuno yang menghubungkan antara Kyoto dan juga Tokyo saat zaman Edo.

Desa Tsumago sangat spesial karena bangunan-bangunan kayunya masih dipertahankan dengan sangat baik, membuat kamu merasa seolah-olah kembali ke masa lampau. Kebanyakan wisatawan yang datang ke sini adalah mereka yang menyukai hiking dan trekking, karena jalur di sekitar Desa Tsumago menawarkan pemandangan alam yang sangat indah.

Meski begitu, Tsumago tetap jarang dikunjungi dibandingkan dengan desa-desa populer lain di Jepang seperti Shirakawa-go. Salah satu hal yang membuat Tsumago menarik adalah aturan ketat yang diterapkan untuk menjaga keaslian desa. Tidak ada kendaraan yang boleh melintas di jalanan utama Desa Tsumago selama siang hari, dan semua bangunan di sini wajib menggunakan material tradisional.

Kamu juga bisa mencoba menginap di ryokan, penginapan tradisional Jepang untuk merasakan pengalaman menginap yang berbeda selama berada di desa tradisional ini.

2. Desa Ainokura, Toyama

Desa Ainokura, Toyama (commons.wikimedia.org/Zairon)

Terletak di lembah Gokayama di Prefektur Toyama, Desa Ainokura menjadi salah satu tempat yang wajib kamu kunjungi jika kamu tertarik dengan budaya tradisional Jepang.

Desa Ainokura populer dengan rumah-rumah gassho-zukuri-nya, yakni tipe rumah dengan atap jerami berbentuk segitiga curam. Bentuk atap jerami semacam ini memang dirancang khusus untuk menahan salju yang sering turun lebat di daerah tersebut. Ainokura sangat mirip dengan desa Shirakawa-go yang lebih terkenal, tetapi jauh lebih sepi dari segi jumlah pengunjung. Dengan suasana yang lebih tenang, kamu bisa menikmati keindahan rumah-rumah kuno ini dengan lebih santai dan leluasa selama di Jepang.

Desa  Ainokura merupakan salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO yang menambah nilai budaya dan sejarahnya. Kamu bisa berjalan-jalan di sekitar Desa Ainokura dan melihat langsung bagaimana kehidupan di pedesaan Jepang yang masih sangat tradisional.

Selain itu, Ainokura juga menawarkan berbagai kerajinan tangan lokal yang unik seperti kertas washi yang dibuat dengan cara tradisional. Jangan lupa mencoba makanan lokal Ainokura seperti soba dan mochi, yang dibuat dengan bahan-bahan segar dari daerah sekitar.

Baca Juga: 5 Pulau Paling Indah Jepang, Panorama Lautnya Syahdu

3. Desa Ouchi-juku, Fukushima

Desa Ouchi-juku, Fukushima (commons.wikimedia.org/Σ64)

Ouchi-juku merupakan desa tradisional yang terletak di Prefektur Fukushima yang dulunya merupakan tempat peristirahatan bagi para pelancong di sepanjang jalan Aizu Nishi Kaido atau jalur yang menghubungkan wilayah Aizu dengan Nikko.

Saat ini, Desa Ouchi-juku terkenal dengan deretan rumah tradisional yang beratap jerami, yang membuat suasana desa ini terasa seperti kembali ke zaman Edo. Saat berada di Desa Ouchi-juku, jangan lupa mencoba mi soba yang dimakan menggunakan daun bawang sebagai pengganti sumpit.

Meski keindahannya tidak kalah dari tempat-tempat wisata lainnya, Ouchi-juku masih tergolong sepi dari kunjungan wisatawan internasional. Kebanyakan pengunjung yang datang adalah penduduk lokal atau orang Jepang, sehingga suasana di sini terasa lebih autentik.

Selain pemandangan desa, kamu juga bisa menikmati pemandangan alam di sekitar Ouchi-juku yang indah, terutama saat musim dingin ketika salju menutupi atap-atap jerami, membuat desa ini tampak seperti negeri dongeng.

4. Desa Higashichaya, Ishikawa

Desa Higashichaya, Ishikawa (commons.wikimedia.org/Zairon)

Desa Higashichaya yang terletak di Prefektur Ishikawa menjadi salah satu desa tradisional yang jarang dikunjungi namun memiliki pesona yang sangat unik di Jepang.

Desa Higashichaya dikenal dengan rumah teh kunonya, di mana kamu masih bisa merasakan pengalaman minum teh ala geisha seperti di masa lalu. Chaya sendiri berarti "rumah teh" dan Higashichaya merupakan salah satu kawasan yang masih mempertahankan budaya ini. Desa Higashichaya sangat cantik dengan jalan-jalan sempit yang diapit oleh rumah-rumah kayu yang artistik.

Salah satu daya tarik Higashichaya adalah kamu bisa menyaksikan pertunjukan geisha di beberapa rumah teh yang masih beroperasi hingga hari ini. Selain itu, Desa Higashichaya juga menawarkan berbagai toko kerajinan tradisional, seperti kerajinan emas khas Kanazawa yang sangat terkemuka.

Meski tidak banyak dikunjungi wisatawan asing, Higashichaya tetap mempertahankan pesonanya sebagai salah satu desa tradisional terbaik di Jepang.

Verified Writer

Annisa Nur Fitriani

She goes Boom!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya