IBM Sebut AI Tidak akan Menggantikan Manusia

Ada banyak manfaat yang ditawarkan AI

Intinya Sih...

  • Teknologi AI tidak akan menggantikan manusia, namun akan menggantikan mereka yang tidak menggunakannya
  • 57% kepala eksekutif di Asia Tenggara percaya organisasi harus mempercepat adopsi generatif AI meski banyak karyawan belum siap
  • IBM menawarkan platform Watsonx untuk mengolah data secara transparan, akurat, dan terpercaya tanpa bias

Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence/AI digadang-gadang akan menggantikan manusia. Tren yang saat ini ditakuti adalah AI akan mampu mengambil alih pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh manusia, menyebabkan banyaknya PHK.

Namun, secara tegas Roy Kosasih, President Director, IBM Indonesia menyatakan bahwa manusia tidak akan tergantikan AI. Hal ini disampaikan dalam media briefing “Scaling AI for Business to Accelerate Innovation and Productivity" di Jakarta, pada Kamis (08/08/2024).

Baca Juga: AIIP jadi Wadah Investor dan Pemain AI Berkumpul

AI tidak menggantikan manusia

Roy menyebut bahwa manusia tidak akan tergantikan oleh AI. Namun teknologi tersebut akan menggantikan manusia yang tidak menggunakan AI.

"Dengan AI generatif, produktivitas akan meningkat, pekerjaan menjadi lebih cepat diselesaikan dan setiap individu jadi lebih advance dibanding mereka yang tidak menggunakan," katanya.

Survei IBM Institute for Business Value menemukan bahwa 57 persen kepala eksekutif di seluruh Asia Tenggara mengatakan bahwa organisasi harus mempercepat adopsi generatif AI meski banyak karyawan yang belum siap menerimanya.

Bahkan di Indonesia saja, sebanyak 71 persen CEO merasa bahwa peningkatan produktvitas dari otomatisasi sangat besar hasilnya, sehingga harus terima risiko yang signifikan untuk tetap menjadi kompetitif.

Jadi kebutuhan mutlak

IBM Sebut AI Tidak akan Menggantikan ManusiaMedia briefing “Scaling AI for Business to Accelerate Innovation and Productivity" di Jakarta, pada Kamis (08/08/2024) (IDN Times/Misrohatun)

Dia melihat, seluruh perusahaan yang sudah menerapkan generatif AI fokus melakukan uji coba dan eksperimen. Misalnya dalam pembuatan obat-obatan yang biasa memakan waktu puluhan tahun atau menulis coding yang menjadi lebih sederhana.

Ini juga bermanfaat untuk melakukan efisiensi dan penghematan biaya. Perusahaan akan menimbang investasi yang timbul dalam adopsi AI, kemudian dibandingkan dengan biaya operasional yang dikeluarkan selama ini.

"AI mau tidak mau sudah jadi kebutuhan mutlak dalam operasional perusahaan, jadi faktor utama dalam transformasi digital yang memberi keuntungan substansial serta meningkatkan efisiensi dalam mengembangkan produk dan pemasaran," papar Roy.

Tantangan adopsi AI

IBM Sebut AI Tidak akan Menggantikan ManusiaRoy Kosasih, President Director, IBM Indonesia (IDN Times/Misrohatun)

Jelang Indonesia Emas 2045, kita harus melakukan sesuatu untuk mencapai pertumbuhan ekonomi. Salah satunya dengan mendorong bidang teknologi industri melalui penerapan AI, khususnya generatif AI di berbagai sektor.

Roy menyebut ada tantangan bagi perusahaan yang mulai menerapkan AI, yakni banyaknya bias. Di sini IBM berusaha untuk memberikan solusi dengan platform IBM watsonx.

Apa yang ditawarkan IBM ini berbeda dengan penyedia layanan serupa, yang biasanya berbentuk perangkat lunak (software). Sementara watsonx adalah sebuah platform.

"Plaform ini akan mengolah data yang dimanipulasi secara transparan, bisa memberikan batasan sehingga akan sangat beretika, akurat dan bisa terlacak," kata Roy.

Sehingga, data yang dihasilkan menjadi akurat, terpercaya dan transparan. Perusahaan mengklaim bahwa mereka menjadi layanan terakurat di dunia dalam beberapa tahun terakhir karena kemampuannya yang bisa menghilangkan bias.

IBM hanya menyediakan solusi untuk perusahaan, bukan ranah privat, sehingga tidak menggunakan data publik. Saat mengolah data untuk suatu perusahaan, mereka hanya mengambil data di perusahaan tersebut, sehingga hasil AI dijanjikan tidak melenceng.

Ini tentu berbeda dengan konsep terbuka, di mana AI yang saat ini bisa digunakan secara bebas, semua informasinya diambil dari internet, sehingga tidak lagi ada batasan karena hasilnya juga bisa diberikan kepada pengguna lain.

Baca Juga: Acer Sebut AI Buka Potensi Kreativitas Tanpa Batas

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya