5 Bahaya Jejak Digital di Media Sosial, Reputasi Bisa Hancur 

Jangan sepelekan bahaya jejak digital untuk masa depan

Intinya Sih...

  • Berhati-hati dengan jejak digital berupa informasi pribadi, bisa digunakan untuk penipuan dan diakses oleh penjahat di Dark Web.
  • Konsekuensi berbahaya dari jejak digital termasuk potensi diretas akun, serangan phishing, dan dampak negatif pada karier serta kehidupan pribadi.
  • Penting bagi orang tua untuk membatasi unggahan anak di media sosial karena rentan menjadi korban predator seksual, penipuan, dan perundungan.

Aktif bermain media sosial tentu akan meninggalkan konsekuensi jejak digital, baik yang menguntungkan atau merugikan individu. Jejak digital yang positif memang dapat membantu kamu mendapatkan pekerjaan atau membangun koneksi online yang kuat.

Sebaliknya, jejak digital yang negatif justru mengancam reputasi. Oleh karena itu, penting bagi pengguna media sosial untuk memahami bahaya jejak digital. Simak sederet inspirasi dan dampak negatif jejak digital yang bisa menghancurkan reputasi kamu di masa depan berikut!

1. Identitas bisa dicuri

5 Bahaya Jejak Digital di Media Sosial, Reputasi Bisa Hancur ilustrasi identitas dicuri (unsplash.com/Lewis Kang'ethe Ngugi)

Berhati-hati agar tidak meninggalkan jejak digital berupa informasi pribadi. Pasalnya, jejak digital berisi informasi pribadi dapat digunakan penipu untuk menyamar sebagai kamu, meretas akun daring kamu, atau menargetkan kamu dan keluarga dengan penipuan. Risiko yang lebih besar adalah jejak digital informasi kamu bisa didapatkan oleh penjahat di dark web. Hanya dengan nama lengkap atau alamat email kamu, penipu dapat menemukan data sensitif yang bocor dalam pelanggaran data.

Baca Juga: 3 Cara Efektif Mengelola Jejak Digital agar Tetap Aman!

2. Email dan akun berpotensi diretas

5 Bahaya Jejak Digital di Media Sosial, Reputasi Bisa Hancur ilustrasi peretas (unsplash.com/Kasia Derenda)

Salah satu konsekuensi paling berbahaya dari jejak digital adalah akun kamu berpotensi diretas. Jejak digital bisa dimanfaatkan penipu untuk menemukan informasi login kamu yang memberi mereka amunisi untuk serangan phishing dan spyware. Beberapa penipu bahkan dapat menghubungi bank atau penyedia layanan telepon seluler kamu untuk mengelabui mereka. Cara itu membuat penipu bisa mengubah informasi akun kamu. Jika penipu ini memiliki cukup informasi, mereka dapat memperoleh akses tidak sah ke data sensitif dan akun keuangan kamu.

3. Bisa dipecat atau ditolak saat melamar kerja

5 Bahaya Jejak Digital di Media Sosial, Reputasi Bisa Hancur ilustrasi suasana di kantor (unsplash.com/KOBU Agency)

Unggahan konten media sosial yang tidak bijak dapat membuat kamu dipecat oleh perusahaan. Contohnya, mengunggah konten negatif yang menghina ataupun merugikan perusahaan. Oleh sebab itu, kamu wajib menjaga etika dengan mempertimbangkan secara matang konten yang layak atau tidak untuk diunggah di dunia maya.

Selain itu, pelamar kerja juga bisa ditolak perusahaan jika memiliki jejak digital buruk. Apalagi, sekarang banyak perusahaan di Tanah Air yang meminta persyaratan akun media sosial calon pekerja. Tentu isi konten media sosial calon pelamar kerja bisa mempengaruhi keputusan HRD dalam menerima atau menolak lamaran kamu.

4. Reputasi bisa rusak

5 Bahaya Jejak Digital di Media Sosial, Reputasi Bisa Hancur ilustrasi pria depresi (unsplash.com/Sean Boyd)

Jejak digital di masa lalu berpotensi merusak reputasi dan menghancurkan masa depan. Hal ini karena pemikiran dan emosi pengguna media sosial akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Sementara itu, jejak digital pengguna media sosial tidak bisa berubah.

Banyak kasus pengguna media sosial mengunggah konten berupa foto, video, atau pernyataan memalukan di masa lalu. Padahal, konten itu tidak mencerminkan diri mereka sekarang. Tentu situasi ini bisa merusak reputasi kamu di antara keluarga, teman, sampai rekan kerja.

5. Anak berpotensi terkena pelecehan

5 Bahaya Jejak Digital di Media Sosial, Reputasi Bisa Hancur ilustrasi anak mengakses media sosial (unsplash.com/Alexander Grey)

Bahaya jejak digital paling besar adalah anak. Jika kamu adalah orang tua, maka penting untuk memastikan keamanan anak dengan membatasi unggahan di media sosial. Kurangi mengunggah konten berupa foto atau video anak, terutama yang masih balita. Anak menjadi individu paling rentan yang bisa dilecehkan oleh predator seksual di media sosial. Selain itu, anak juga berpotensi menjadi korban penipuan dan perundungan.

Oleh sebab itu, orang tua wajib melakukan tindakan pencegahan untuk melindungi informasi anak secara daring. Tepatnya saat anak menggunakan aplikasi, situs media sosial, atau platform game. Caranya bisa dilakukan dengan memantau riwayat pencarian sampai unggahan anak. 

Baca Juga: 7 Cara Menghapus Jejak Digital di Google, Lindungi Privasi Kamu

Aryna Meliana Photo Writer Aryna Meliana

menyepi dengan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya