Cara Menghitung Pemakaian Listrik Prabayar agar Lebih Hemat

Cek lagi pengeluaran biaya listrikmu

Setelah beralih ke listrik prabayar, beberapa mengeluhkan pengeluaranberulang untuk membayar tagihan listrik. Pasalnya, kamu perlu mengisi token lagi dan lagi, tidak seperti sistem pascabayar yang tagihan muncul sekali dalam sebulan. 

Well, biar pengeluaran rumah tangga tidak boncos, coba pantau dengan cara menghitung pemakaian listrik prabayar. Kamu pun bisa mengalokasikan dana yang pas sesuai kebutuhan setiap bulannya.

Cara menghitung pemakaian listrik prabayar

Pada sistem pembayaran prabayar, pengguna dituntut mandiri untuk memperkirakan penggunaan listrik. Maka dari itu, penting untuk menghitung kebutuhan dan pengeluaran token.

Cara menghitung pemakaian listrik prabayar juga dapat menjadi antisipasi. Terlebih jika ada yang tidak beres dalam pengukuran penggunaan listrik. Caranya seperti berikut.

1. Ketahui golongan tarif listrik

Cara Menghitung Pemakaian Listrik Prabayar agar Lebih Hematilustrasi lampu (Pexels/Burak Kebapci)

Sebelum memulai penghitungan, cari tahu dulu golongan tarif listrik di tempatmu. Dilansir situs resmi PLN, tarif listrik dibagi menjadi 37 golongan. Tujuh di antaranya merupakan golongan untuk rumah tangga, yakni:

  • R-1/TR (0-450 VA) : Rp169 / kWh
  • R-1/TR (451-900 VA) : Rp274 / kWh
  • R-1M/TR (451-900 VA : Rp1352/kWh
  • R-1/TR (901-1300 VA) : Rp1444,70/kWh
  • R-1/TR (1301–2200 VA) : Rp1444,70/kWh
  • R-2/TR (2201 VA-5500 VA): Rp1444,70/kWh
  • R-3/TR (> 5.501 VA): Rp1.444,70/kWh

Harga tersebut bisa saja berubah mengikuti ketentuan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), ya. Untuk mengecek golongan tarif listrik, lihat kode yang tertera pada meteran listrik. 

2. Menghitung besaran listrik masing-masing barang elektronik

Cara Menghitung Pemakaian Listrik Prabayar agar Lebih Hematilustrasi oven (freepik.com/Freepik)

Cara menghitung pemakaian listrik prabayar satu ini mungkin sedikit ribet. Pasalnya, kamu perlu mendata seluruh barang elektronik yang kamu gunakan di rumah.

Untuk itu, jumlahkan besaran listrik yang dibutuhkan guna mengaktifkan alat tersebut. Lalu, urutkan dari alat-alat paling sering digunakan hingga paling jarang. Hasilnya, merupakan perkiraan kebutuhan listrik sehari-hari.

Baca Juga: Tips Mengatur Suhu AC agar Hemat Listrik

3. Menggunakan rumus manual

Cara Menghitung Pemakaian Listrik Prabayar agar Lebih Hematilustrasi barang elektronik (unsplash.com/Cindy Tang)

Ada juga rumus yang bisa digunakan untuk menghitung penggunaan listrik. Sebelumnya, penting untuk mengetahui besaran golongan listrik sebagaimana poin satu, ya.

Sebagai contoh, kamu membeli token listrik sebesar Rp200 ribu. Lalu, golongan listrik rumah berada di kategori 1300 VA.  Rumusnya:

Jumlah token dibeli / harga per kWh.

Sebelum menghitungnya, kamu perlu mengurangi besaran pembelian dengan biaya lain-lain. Termasuk biaya admin, materai, dan PPJ alias Pajak Penerangan Jalan.

Biaya admin= Rp4 ribu

Biaya materai= Rp1 ribu (dibebankan pada pembeli jika pembelian di atas Rp250 ribu). Nah, karena kamu membeli token Rp200 ribu, maka tidak ada biaya materai

Biaya PPJ= disesuaikan dengan domisili masing-masing. Misalnya, di Bandung sebesar 6 persen. Maka terhitung, Rp11.760

Maka, nilai token yang didapat yakni Rp184.240

Jika dibagi dengan harga per kWh, maka: Rp184240/ Rp1444,77= 127, 522 kWh.

4. Menghitung pemakaian listrik per hari

Cara Menghitung Pemakaian Listrik Prabayar agar Lebih Hematilustrasi dapur dan alat elektronik (unsplash.com/R Architecture)

Cara menghitung pemakaian listrik prabayar belum berhenti di sana, Sob. Kamu masih perlu menghitung lagi besaran listrik sesuai alat yang digunakan.

Adapun rumus pemakaian listrik yakni:

Daya alat (watt) x lama pemakaian (jam) / 1000

Langkah tersebut mengukur pengeluaran dalam besaran watt. Selanjutnya, dibagi seribu untuk mengubah satuan menjadi kWh listrik. Kemudian, bisa dikalikan dengan tarif listrik per kWh yang berlaku.

Contohnya:

  • Penggunaan lima lampu 30 Watt selama 12 jam per hari, 5 x 30 x 12 = 1800 Watt
  • Sebuah AC 800 Watt digunakan selama delapan jam per hari, 800 x 8 = 6400 Watt
  • Sebuah TV 50 Watt menyala selama tujuh jam per hari, 50 x 7 = 350 Watt
  • Sebuah lemari pendingin 300 Watt menyala 24 jam per hari, 300 x 24 = 2400 Watt

Jika dijumlahkan, menjadi 10950 watt. Lalu, dibagi 1000 untuk mendapatkan besaran dalam bentuk kWh menjadi 10,95 kWh/hari. 

Besaran tersebut merupakan penggunaan harian. Jika diasumsikan sebulan 30 hari, maka 10,95 x 30= 328,5 kWh. 

Mengingat kebutuhanmu per bulan sekitar 328,5 kWh dan kamu membeli token Rp 200ribu serta mendapatkan 127,522 kWh, maka perlu mengisi token dua kali dalam sebulan.

Gimana, cara menghitung pemakaian listrik prabayar di atas membantu atau justru bikin mumet? Sebagai catatan, ketahui juga bahwa setiap pengguna memiliki batas pembelian token bulanan. Dengan begitu, listrik bisa terdistribusi dengan baik dan adil. 

Baca Juga: Cara Memperbaiki Kipas Angin Tidak Berputar, Dijamin Efektif!

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya