TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Perbedaan dari Proof of Work dan Proof of Stake dalam Kripto

Cara kerja dan dampaknya sangat berbeda

ilustrasi trading crypto (unsplash.com/Jason Briscoe)

Intinya Sih...

  • Proof of Work (PoW) dan Proof of Stake (PoS) adalah dua mekanisme konsensus dalam cryptocurrency yang berbeda dalam cara kerja dan dampaknya pada lingkungan serta pengguna.
  • PoW melibatkan penambang bersaing memecahkan teka-teki matematika dengan daya komputasi besar, meningkatkan keamanan jaringan namun menimbulkan konsumsi energi tinggi.
  • PoS memilih validator berdasarkan jumlah koin yang mereka staking, lebih efisien dalam konsumsi energi tetapi memiliki risiko sentralisasi.

Dalam dunia cryptocurrency, sistem konsensus memainkan peran penting dalam menjaga keamanan dan validitas transaksi di blockchain. Dua mekanisme paling populer adalah Proof of Work (PoW) dan Proof of Stake (PoS). Meski keduanya berfungsi untuk mencapai kesepakatan di jaringan yang terdesentralisasi, cara kerja dan dampaknya pada lingkungan serta pengguna sangat berbeda.

Bagi banyak orang, memahami perbedaan ini bisa menjadi kunci untuk mengerti bagaimana aset digital beroperasi dan mengapa beberapa kripto lebih disukai daripada yang lain. Perbedaan mendasar ini tidak hanya memengaruhi bagaimana jaringan beroperasi, tetapi juga membawa implikasi yang signifikan terhadap kecepatan, biaya transaksi, dan dampak lingkungan. Oleh karena itu, mari simak penjelasan lengkap dari perbedaan kedua sistem konsensus tersebut dalam cryptocurrency.

1. Apa itu Proof of Work (PoW)?

ilustrasi trading crypto (freepik.com/freepik)

Proof of Work (PoW) adalah mekanisme konsensus yang digunakan untuk mengamankan jaringan blockchain dan memvalidasi transaksi. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Cynthia Dwork dan Moni Naor pada 1993 sebagai cara untuk mencegah spam. Namun, istilah “Proof of Work” baru populer di era cryptocurrency, terutama dengan munculnya Bitcoin pada 2009. Dalam PoW, penambang bersaing untuk memecahkan teka-teki matematika yang kompleks menggunakan daya komputasi yang besar. Penambang yang berhasil memecahkan teka-teki tersebut akan menambahkan blok baru ke blockchain dan mendapatkan hadiah berupa koin baru yang dicetak.

Cara kerja PoW melibatkan penggunaan daya komputasi yang signifikan, di mana peluang untuk memvalidasi blok baru sebanding dengan jumlah daya komputasi yang digunakan. Proses ini memastikan bahwa hanya penambang dengan sumber daya yang cukup yang dapat memvalidasi transaksi sehingga meningkatkan keamanan jaringan. Namun, salah satu kritik utama terhadap PoW adalah konsumsi energi yang sangat tinggi sehingga menimbulkan kekhawatiran lingkungan dan keterbatasan dalam skalabilitas.

Baca Juga: 3 Cara Dapat Passive Income dari Crypto, Bisa 16 Persen per Tahun?

2. Apa itu Proof of Stake (PoS)?

ilustrasi bitcoin (pexels.com/Crypto Crow)

Proof of Stake (PoS) adalah mekanisme konsensus yang digunakan dalam blockchain untuk memvalidasi transaksi dan menciptakan blok baru. PoS pertama kali diperkenalkan pada 2011 melalui forum Bitcointalk sebagai alternatif dari Proof of Work (PoW) yang memerlukan daya komputasi tinggi. Dalam PoS, validator dipilih berdasarkan jumlah koin yang mereka “staking” atau kunci sebagai jaminan. Makin banyak koin yang di-stake, makin besar peluang validator tersebut untuk dipilih dan mendapatkan imbalan.

Cara kerja PoS melibatkan pemilihan validator secara acak dari sekelompok node yang telah melakukan staking. Pemilihan ini didasarkan pada kombinasi beberapa faktor seperti jumlah koin yang di-stake dan usia staking. Validator yang terpilih akan memvalidasi transaksi dan menambahkan blok baru ke blockchain. Jika validator mencoba melakukan kecurangan, mereka akan kehilangan koin yang di-stake sebagai penalti.

Verified Writer

Theodore Siagian

ig : the_namora

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya