TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa Itu Starlink? Internet Satelit Milik Elon Musk

Era baru konektivitas internet, nih

Menkes Budi Gunadi Sadikin (kedua kiri) bersama CEO Tesla Inc. sekaligus SpaceX Elon Musk (ketiga kiri), Menkominfo Budi Arie Setiadi (kiri) dan Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono (kanan) saat meluncuran Starlink di Puskesmas Pembantu Sumerta Klod Denpasar, Bali, Minggu (19/5/2024). (FOTO/Muhammad Adimaja/YU)

Guna menyediakan akses internet hingga ke daerah terpencil dan perbatasan, baru-baru-baru ini pemilik SpaceX, Elon Musk, meresmikan layanan Starlink di Indonesia. Starlink digadang-gadang akan menjadi era baru konektivitas internet di Indonesia.

Kehadiran Starlink di Indonesia langsung menggemparkan publik. Masyarakat Indonesia banyak yang penasaran mengenai produk konektivitas internet baru ini. Lantas, apa itu Starlink? Simak penjelasan detail terkait Starlink hanya di IDN Times berikut ini. 

1. Apa itu Starlink?

ilustrasi perangkat modem sekaligus router (Starlink.com)

Starlink adalah konstelasi satelit yang diluncurkan oleh SpaceX, perusahaan milik Elon Musk. Satelit ini menyediakan akses internet berkecepatan tinggi di seluruh belahan dunia, termasuk daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh jaringan internet biasa dengan kabel optik dan DSL.

Konstelasi ini terdiri dari ribuan satelit kecil yang mengorbit Bumi pada ketinggian rendah atau Low Earth Orbit (LEO). Hal itu memungkinkan satelit tersebut mengirimkan sinyal data dengan kecepatan tinggi.

2. Sejarah Starlink

Ilustrasi internet satelit Starlink milik Elon Musk (X/@Starlink)

Dilansir Cnet, Starlink memulai debutnya pertama kali pada 2015. Mulanya, jaringan internet ini berawal dari ide sederhana, karena sang pemilik, Elon Musk, melihat kesenjangan digital yang signifikan. Menurut pandangannya saat itu, jutaan orang di seluruh dunia masih belum memiliki akses internet yang memadai.

Elon Musk percaya bahwa konstelasi satelit yang mengorbit Bumi pada ketinggian rendah dapat menjadi solusi untuk menghadirkan konektivitas internet luas dan andal. Nah, pada 2018, Starlink lalu meluncurkan dua prototipe satelit pertamanya ke luar angkasa. Misi ini bertujuan untuk menguji teknologi, desain satelit, serta dampaknya terhadap astronomi.

Saat ini, diperkirakan ada sekitar 5.000 satelit yang berhasil diluncurkan oleh Starlink ke luar angkasa. Di luar itu, Starlink telah berhasil menunjukkan potensinya untuk menyediakan akses internet ke daerah terpencil dan membantu mengurangi kesenjangan digital.

3. Bagaimana cara kerja Starlink?

ilustrasi antena satelit Starlink dipasang di atap rumah (Starlink.com)

Berbeda dengan internet kabel, Starlink memanfaatkan jaringan satelit di orbit rendah Bumi (LEO) untuk mengirimkan sinyal internet. Ribuan satelit Starlink mengorbit Bumi pada ketinggian sekitar 550 kilometer, jauh lebih rendah dari satelit internet tradisional yang berada di orbit geostasioner (GEO), melansir laman Telkom University.

Satelit-satelit ini saling terhubung dan berkomunikasi dengan stasiun di Bumi di berbagai penjuru dunia. Adapun fungsinya sebagai penghubung data. Nantinya, pengguna Starlink menggunakan perangkat khusus bernama antena Starlink Dish untuk terhubung ke jaringan internet. Antena ini akan terhubung dengan satelit Starlink yang melintas di atasnya untuk mengirimkan dan menerima sinyal internet.

Baca Juga: Cara Langganan Internet Starlink Indonesia, Berikut Harganya

4. Bagaimana kecepatan internet Starlink?

ilustrasi mencoba kecepatan internet Starlink (pexels.com/Michael Burrows)

Pada paket internet Standar untuk kategori Residensial, klaimnya Starlink dapat mencukupi kecepatan unduhan dengan kisaran 25-100 Mbps alias megabit per detik. Sementara itu, untuk paket Mobile Regional pada kategori Jelajah, kecepatan internetnya mencapai 40-220 Mbps.

Selain itu, Starlink juga menyediakan paket internet Prioritas Mobile pada kategori Kapal. Kecepatan internet yang dihasilkan mampu mencapai 1 Gbps atau gigabit per detik.

5. Berapa banyak negara yang sudah ter-cover Starlink?

ilustrasi Elon Musk tiba di Indonesia sebagai salah satu negara ter-cover Starlink (Dok.IDN Times/istimewa)

Saat ini, Starlink telah menyediakan jangkauan ke lebih dari 90 negara di dunia. Termasuk di antaranya adalah Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Austria, Belanda, Irlandia, Belgia, Swiss, Denmark, Portugal, Australia, Selandia Baru, Italia, Polandia, Spanyol, dan Chili.

Mulanya, kebanyakan negara pengguna Starlink berasal dari Benua Amerika dan Eropa. Namun, pada bulan Mei 2022, Starlink menyelesaikan penerapan pertamanya di Asia dengan meluncur di Filipina. Nah, pada 2024 ini, Starlink resmi meluncurkan layanan internet satelitnya di Indonesia.

6. Jumlah pelanggan Starlink

ilustrasi pelanggan layanan internet Starlink (unsplash.com/freestocks)

Dilansir PCMag, jumlah pengguna Starlink di dunia mencapai 2,7 juta orang. Namun,  pelanggan Starlink saat ini ditaksir telah mencapai lebih dari 3 juta orang. Pasalnya, pada bulan Desember 2023 hingga April 2024, terdapat kenaikan signifikan sekitar 500 ribu pengguna.

7. Berapa harga internet Starlink?

ilustrasi VSAT yang digunakan dalam layanan internet Starlink (Starlink.com)

Harga paket layanan internet Starlink cukup bervariasi. Namun, untuk berlangganan Starlink, kamu perlu membeli terlebih dahulu perangkat stasiun penerima sinyal atau Very Small Aperture Terminal (VSAT).

VSAT adalah satelit yang memiliki antena penerima berbentuk piringan dengan diameter kurang dari tiga meter. VSAT digunakan untuk akses internet dua arah melalui satelit.

Berdasarkan informasi dari laman resmi Starlink, VSAT memiliki harga terpisah dari langganan internetnya. Terdapat dua jenis VSAT yang Starlink tawarkan. Berikut ini rincian dan harganya yang telah IDN Times rangkum:

  • Harga VSAT untuk pelanggan yang menetap di satu lokasi mulai dari Rp7,8 juta.
  • Harga VSAT untuk pelanggan yang memiliki mobilitas tinggi (sering berpergian) mulai dari Rp43,7 juta.

Nah, untuk paketnya tersedia 6 pilihan dengan harga yang berbeda. Berikut uraiannya:

  1. Kategori Residensial
    - Paket Standar pada kategori Residensial: Rp750 ribu per bulan

  2. Kategori Jelajah
    - Paket Mobile Regional pada kategori Jelajah: Rp990 ribu per bulan
    - Paket Mobil Global pada kategori Jelajah: Rp6,9 juta per bulan

  3. Kategori Kapal
    - Paket Prioritas Mobile-50 GB pada kategori Kapal: Rp4,3 juta per bulan
    - Paket Prioritas Mobile-1 TB pada kategori Kapal: Rp17,1 juta per bulan
    - Paket Prioritas Mobile-5 TB pada kategori Kapal: Rp 86,1 juta per bulan

  4. Kategori Lokasi Tetap
    - Paket Prioritas-40 GB: Rp1,1 juta per bulan
    - Paket Prioritas-1 TB: Rp3 juta per bulan
    - Paket Prioritas-2 TB: Rp6,1 juta per bulan
    - Paket Prioritas-6 TB: Rp12,3 juta per bulan

  5. Kategori Mobilitas Darat
    - Paket Prioritas Mobile-50 GB: Rp4,3 juta per bulan
    - Paket Prioritas Mobile-1 TB: Rp17,1 juta per bulan
    - Paket Prioritas Mobile-5 TB: Rp 86,1 juta per bulan

  6. Kategori Maritim
    - Paket Prioritas Mobile-50 GB: Rp4,3 juta per bulan
    - Paket Prioritas Mobile-1 TB: Rp17,1 juta per bulan
    - Paket Prioritas Mobile-5 TB: Rp 86,1 juta per bulan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya