TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa itu Segitiga Exposure? Ini Pengertian dan Fungsinya

Pahami teknik dasar fotografi

ilustrasi kamera DSLR (unsplash.com/Ben Griffiths)

Segitiga exposure atau exposure triangle merupakan tiga elemen penting dalam dunia fotografi. Teknik ini sebaiknya diterapkan dalam setiap pengambilan gambar agar menghasilkan gambar yang maksimal. Tak hanya diterapkan pada kamera profesional saja, teknik segitiga exposure juga bisa diterapkan pada smartphone.

Teknik dalam fotografi ini berfungsi untuk menentukan kecerahan dari hasil akhir foto. Lantas, apa saja tiga elemen dalam segitiga exposure? Simak penjelasan lengkap seputar segitiga exposure di bawah ini.

Apa itu segitiga exposure?

Segitiga exposure adalah istilah mudah untuk menjelaskan tiga elemen yang terdiri dari Aperture, Shutter Speed, dan ISO. Kombinasi dari ketiga elemen tersebut akan menentukan gelap terangnya sebuah foto yang dihasilkan. Perubahan dari interaksi ketiga elemen ini juga akan mengakibatkan elemen lainnya berubah.

Segitiga elemen tersebut berguna untuk mengatur pencahayaan yang diterima kamera saat pemotretan. Untuk menciptakan hasil foto yang ciamik, gambar yang dihasilkan kamera harus seimbang. Dalam istilah fotografi, definisi foto yang bagus yakni tidak terlalu gelap atau Under Exposed (US) dan tidak terlalu terang atau Over Exposed (OE).

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut penjelasan lengkap ketiga elemen dari segitiga exposure guna menghasilkan pencahayaan yang seimbang.

1. Aperture

Ilustrasi Aperture (Dok. kementerian Keuangan Republik Indonesia)

Elemen pertama dalam segitiga exposure adalah aperture. Aperture berfungsi sebagai pengaturan untuk mengatur intensitas cahaya dari lensa yang masuk ke bodi kamera. Jika aperture bukaannya besar, maka semakin banyak cahaya yang masuk ke kamera dibandingkan dengan bukaan kecil. Dalam bahasa fotografi, hal ini dinamakan F-stop.

Aperture juga mempunyai fungsi lain, yaitu mengendalikan kedalaman ruang (Depth of Field). Mudahnya, ketika bukaan aperture besar, maka kedalaman ruang (Dept of Field) akan semakin sempit atau kecil. Sebaliknya, Dept of Field akan semakin luas atau besar jika bukaan aperture kecil.

Mungkin pemula yang baru mendalami teknik fotografi dasar akan dibuat bingung dengan nomor dalam setting bukaan yang terbalik. Misalnya angka besar berarti bukaan kecil, sedangkan bukaan besar memiliki angka kecil. Contoh : f/1, f/1.4, f/2, f/4, f/5.6, f/8, f/16, f/22 dan seterusnya.

2. Shutter Speed

Ilustrasi Shutter Speed (dok. Kementerian Keuangan Republik Indonesia)

Shutter speed adalah elemen selanjutnya dalam segitiga exposure. Shutter speed diartikan sebagai durasi kamera membuka sensor untuk menangkap cahaya. Semakin lama durasi sensor menangkap cahaya, maka gambar yang dihasilkan akan semakin terang.

Shutter speed dibaca dalam detik atau pecahan detik karena fungsinya untuk mengatur waktu. Secara umum, kecepatannya berawal dari 1/4000 detik hingga 30 detik. Kecepatan ini ditentukan oleh bodi kamera dalam membuka tirai, bukan dari lensa seperti pengaturan Aperture.

Semakin lambat durasi kamera dalam membuka sensor, kamera akan menghasilkan gambar yang blur dengan menciptakan efek abstrak pada gambar (Motion Blur). Sementara itu, shutter speed cepat dapat menghasilkan gambar yang bebas blur dan tidak berbayang (Freezing Action).

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya