TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kominfo Rekomendasikan Starlink Layani Daerah 3T

Bantu pemerataan internet di Indonesia

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria pada Jumat (31/05/2024) (IDN Times/Misrohatun)

Intinya Sih...

  • Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan merekomendasikan cakupan jaringan Starlink di daerah 3T untuk membantu konektivitas telekomunikasi.
  • Wamen Nezar menjelaskan bahwa pemerintah akan memantau efektivitas Starlink di Indonesia, namun masyarakat di luar 3T tetap boleh menggunakan teknologi ini.
  • Starlink bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk membantu antar-fasyankes primer dan pencatatan data imunisasi serta skrining penyakit tidak menular di daerah terhubung dengan baik.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan membuat rekomendasi cakupan jaringan dari teknologi satelit Starlink. Diharapkan anak perusahaan SpaceX ini membantu jaringan telekomunikasi menjangkau daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar).

Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri (Wamen) Kominfo, Nezar Patria usai menghadiri panel diskusi "Starlink di Indonesia: Peluang Kebijakan Publik dan Tantangan Kedaulatan Informasi" di Jakarta, pada Jumat (31/05/2024).

Baca Juga: Beda Satelit Starlink Milik Elon Musk Vs SATRIA-1 Punya Negara

Layani daerah 3T

Ilustrasi satelit internet milik Starlink (cybersecforum.eu)

Wamen Nezar menjelaskan bahwa mereka akan mengarahkan Starlink untuk melayani daerah 3T. Untuk saat ini, pemerintah akan memonitor efektivitas Starlink yang baru beroperasi resmi di Indonesia, bagaimana dia bisa membantu konektivitas di daerah 3T.

Dia menjelaskan bahwa ini hanya rekomendasi. Masyarakat di luar 3T masih boleh menggunakan Starlink.

"Tapi namanya satelit, di atas, itu kan semua orang bisa menggunakan, bisa beli alatnya. Misal pakai pas lagi mancing di tengah laut, gak ada sinyal. Tergantung orang per orang," kata Nezar.

"Jadi gak ada anak emas buat Starlink, dia bisa saja menjangkau ke mana-mana karena kan fomatnya satelit. Dia di atas, bisa jangkau daerah 3T, sekaligus yang bukan 3T," jelasnya.

Meski begitu, Wamen Nezar mengingatkan landscape telekomunikasi di Indonesia ada banyak, termasuk fiber optik, base transceiver station (BTS), satelit dan lain-lain.

Masing-masing dari mereka punya kelebihan dan kelemahan. Misalnya, masyarakat yang ingin internet lebih cepat, fiber optik masih bisa unggul. Tapi jika ingin mendapat akses meski ada di daerah terpencil, termasuk saat di tengah laut, bisa menggunakan teknologi satelit.

Sementara untuk harga, pemerintah tidak akan mengaturnya. Mereka hanya akan melihat benefit untuk negara, misal dengan hitungan untuk pajak.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya