TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[REVIEW] Black Myth: Wukong—Ajang Pembuktian Developer Game China

Ia bahkan sudah melampaui dugaan banyak orang

Black Myth: Wukong (Game Science/Black Myth: Wukong)

Intinya Sih...

  • Black Myth: Wukong mencuri perhatian dunia dengan rekor penjualan 10 juta kopi dalam 3 hari.
  • Cerita game mengambil narasi sederhana, tetapi epik.
  • Black Myth: Wukong punya gameplay adiktif dan grafik ciamik dengan Unreal Engine 5.

Bagi banyak orang yang pernah mengikuti kisah Kera Sakti, Wukong atau Sun Wukong (Sun Go Kong) sudah menjadi karakter yang sangat membekas di hati. Kisah tentang Kera Sakti ini diambil dari novel berjudul Xi You Ji atau Perjalanan ke Barat yang ditulis oleh Wu Cheng'en pada abad ke-16 atau pada zaman Dinasti Ming. Adaptasi dari karya sastra tersebut sudah sangat luas, bahkan diadopsi oleh berbagai media di dunia.

Nah, pada 20 Agustus 2024 lalu, developer asal China bernama Game Science telah sukses mencuri perhatian dunia melalui karya digital mereka berjudul Black Myth: Wukong. Bahkan, game arahan Feng Ji dan Jiang Baicun ini juga memecahkan rekor di Steam. Berdasarkan laporan Euro Gamer, game ini sudah membuat rekor dengan 37 juta gamer aktif di Steam dalam kurun waktu beberapa hari setelah perilisannya.

Well, tak cukup sampai di situ. Black Myth: Wukong juga membuat rekor lainnya, yakni terjual 10 juta kopi hanya dalam 3 hari perilisannya. Jadi, apa memang benar bahwa game tentang mitologi yang satu ini sebagus itu? Atau mungkin ia sekadar tenar dan heboh akibat emosi sesaat dari gamer? Sebelum membelinya, yuk, baca review Black Myth: Wukong ini.

 

1. Konsep narasi ringan yang terbangun dengan megah

Black Myth: Wukong memiliki cerita yang ringan, tapi bisa dieksekusi dengan baik oleh developer. (dok. Game Science/Black Myth: Wukong)

Bagi penulis, sebetulnya Black Myth: Wukong tidak memiliki gaya narasi yang rumit, kompleks, dan bertele-tele. Di sini, developer mengambil kisah yang cukup berbeda dengan Journey to the West atau Perjalanan ke Barat yang umumnya sudah dipahami oleh banyak orang. Ya, dikisahkan bahwa Wukong dan kawan-kawannya sudah menyelesaikan misi Perjalanan ke Barat sehingga mereka diberikan kehidupan surgawi oleh para dewa.

Sayangnya, Wukong justru menolak hadiah tersebut. Seperti dugaan, ia tetap dalam karakternya yang tengil, keras kepala, tak mau menurut. Bahkan, ia kembali menentang para dewa. Dalam kisah game kali ini, Sun Wukong tetap menjadi kera yang penuh dengan kesaktian dan sangat sulit ditaklukkan, bahkan oleh dewa langit sekalipun. Namun, tentu saja perjalanan awalnya juga tak akan mudah.

Dalam pertarungannya dengan salah satu dewa terkuat bernama Erlang Shen, Wukong harus menelan kekalahan yang cukup telak. Tidak mengherankan sebetulnya mengingat dalam novelnya, Erlang merupakan keponakan dari Kaisar Giok atau Dewa Penguasa Langit. Di sini, Wukong harus menerima kenyataan bahwa ia telah dipenjara menjadi batu dalam kurun waktu yang sangat lama.

Uniknya, kisah sederhana ini berhasil dimaksimalkan oleh developer melalui penyebaran wilayah Yaoguai. Wilayah ini merupakan dimensi alam dan dungeon yang menjadi tempat dari pecahan kekuatan Wukong yang tersebar. Adapun, terdapat enam daerah berbeda. Kalau Wukong dikurung menjadi batu oleh dewa, lantas gamer akan memainkan karakter siapa? Ini uniknya lagi. Di sini, kita akan mengendalikan sosok Kera Sakti lainnya bernama Destined One.

Tugas dari Destined One adalah berkelana dan berusaha menemukan enam kekuatan Wukong yang tersebar di berbagai dunia dan bab. Dalam tiap misi dan Yaoguai berbeda, kamu akan diberikan narasi dan petunjuk tambahan yang tentunya bakal menguatkan cerita dari game ini. Yup, dengan caranya, Game Science mampu meracik sebuah jalinan cerita yang epik dan megah meski juga terkesan ringan.

Seperti yang kita tahu bahwa sebetulnya Erlang Shen merupakan sahabat Wukong sejak lama. Bahkan, sejak semula, Erlang juga selalu bersikeras untuk melawan Wukong pada awal-awal permainan. Nah, rupanya ada plot twist di sini. Kamu akan tahu kenapa Erlang selalu ngotot melawan Wukong sejak awal game. Kamu juga bakal mendapat jawaban mengenai apa yang direncanakan oleh Wukong dan Erlang selama ini ketika sudah menamatkan game. Tentunya, bakal ada beberapa ending berbeda.

2. Gameplay brilian dan adiktif

Tak hanya kisah yang nyaman diikuti, gameplay ciamik juga mampu disuntikkan oleh developer. (dok. Game Science/Black Myth: Wukong)

Hal yang paling membuat penulis sangat betah memainkan Black Myth: Wukong ialah mekanisme gameplay yang memang seadiktif itu. Ya, developer sudah berhasil menyuntikkan berbagai elemen gameplay dan pergerakan dari karakter yang tentunya juga dibarengi dengan tampilan ciamik. Secara kelas, game ini memang bukanlah tipe Soulslike yang bakal membantaimu setiap waktu.

Namun, meski tidak sesulit itu, ia masih bisa dikatakan sangat menantang. Ada transisi yang rupanya mau dibawa oleh developer dari level ke level. Pada awal-awal permainan, kamu akan merasakan bahwa game ini layaknya action role-playing game (RPG) pada umumnya. Musuh dan bos masih mudah ditaklukkan dengan banyaknya damage ketika kita menghajar mereka. Namun, setelah itu, jangan harap!

Ketika kamu sudah menghabiskan waktu berjam-jam dengan game ini, perasaan tertantang akan makin intens dan mungkin berujung pada frustrasi. Bagaimana tidak frustrasi, ketika kita sudah mengeluarkan banyak gerakan keren dengan damage besar, dampaknya hanya mengurangi secuil health bar musuh. Di sisi lain, health bar kita sangat mudah berkurang akibat serangan atau kombo yang pada titik tertentu sangat sulit dihindari.

Beruntung, si Kera Sakti memiliki beberapa kombinasi gerakan yang bisa meminimalkan kerusakan. Beberapa pergerakan atau jurus Destined One, misalnya, memang sengaja dibuat untuk mengimbangi kemampuan bos. Tiga gerakan utama Wukong dan Destined One adalah smash (serangan mematikan jarak pendek), pillar (cara unik memanjat tongkat untuk menghindari serangan bawah), dan thrust (serangan frontal dari jarak yang cukup jauh).

Oh, ya, kamu pun bakal punya beberapa kemampuan unik supernatural, misalnya mantra atau sihir. Ambil contoh, ketika terdesak akibat serangan kombo mematikan, kita bisa dengan segera mengeluarkan sihir yang mampu membuat musuh terdiam selama beberapa detik. Terkesan simpel memang, tapi tetap saja cara ini banyak menyelamatkan penulis ketika berhadapan dengan para bos Yaoguai yang kekuatannya gak masuk akal.

Lalu, Black Myth: Wukong juga bakal mengizinkanmu melakukan berbagai macam crafting. Kombinasi senjata, kostum, dan armor yang langka hanya bisa dilakukan dengan cara crafting yang cukup mudah. Uniknya, setiap kombinasi yang disediakan developer juga akan membawa dampak cukup signifikan bagi kemampuan dan daya gedor si Kera Sakti.

Secara umum, gameplay dan semua pergerakan Wukong atau Destined One dapat dikatakan sangat memanjakan gamer. Meski hadir dengan lusinan musuh yang punya kekuatan gak masuk akal, kita masih bisa mengimbangi mereka dengan beberapa jurus atau kombinasi serangan yang luwes dan mudah digerakkan. Kabar baiknya, kamu dapat melakukan banyak gerakan menghindar yang sangat lincah melampaui kecepatan siluman raksasa.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Game Mirip Black Myth: Wukong, Wajib Coba!

3. Grafik dan audio juga tampil memesona

Visual dan audio dalam game ini juga layak mendapat dua jempol. (dok. Game Science/Black Myth: Wukong)

Tak perlu diragukan lagi kualitas grafik atau tampilan dari game ini. Pasalnya, developer memang betul-betul sanggup memoles game ini secara maksimal dengan desain bangun menggunakan Unreal Engine 5. Kamu akan melihat berbagai detail di lingkungan yang berbeda satu sama lain. Salju, gurun pasir, hutan, sungai, langit, gua, dan berbagai tampilan alam lainnya sudah memanjakan mata.

Meski tergolong berat, rupanya game ini masih dapat dikatakan cukup ramah bagi gamer. Artinya, kamu masih bisa memainkan Black Myth: Wukong secara playable pada angka fps stabil menggunakan kartu grafik atau VGA kelas menengah, seperti GTX 1060 6GB, RX 580, GTX 1660 Super, RX 6600 XT, dan Intel Arc A750. Namun, pada VGA menengah, visual di game ini akan optimal pada pengaturan FHD atau HD 768p dengan grafik low atau medium.

Penulis sendiri memainkan game ini menggunakan NVIDIA RTX 4060 Ti dan terlihat bahwa tampilan pada grafik optimal 60 fps bisa berada pada level high dengan resolusi FHD dan 2K (DLSS On). Bagusnya lagi, kamu juga bisa menjalankan game ini pada DirectX 11. Well, secara umum, spesifikasi PC pada Black Myth: Wukong tidak semengerikan dugaan sebelumnya, setidaknya masih jauh lebih ramah ketimbang Alan Wake 2.

Akan tetapi, karya digital yang satu ini masih agak sedikit aneh di mata penulis. Pasalnya, kita bakal sering berada dalam posisi tidak bisa menembus "tembok" yang tak terlihat. Tampilan alam, dunia, dan dungeon terlihat apik dan luas. Namun, penulis sering tertipu dengan wilayah yang rupanya tidak bisa dijelajahi akibat "tembok" tadi. Hal inilah yang membuat game ini bukanlah permainan open world seperti harapan banyak orang.

Lantas, bagaimana dengan audionya? Penulis memberikan apresiasi lebih bagi developer berkenaan dengan audio dalam Black Myth: Wukong. Mulai dari musik, percakapan, intonasi suara, dan segala macam suara alam atau raungan siluman, semuanya terdengar sangat memanjakan telinga. Hebatnya lagi, audio percakapan dengan bahasa China dan Inggris pun sama-sama terdengar solid.

Kita tak akan kebosanan mendengarkan begitu banyak narasi yang mampu dibawakan secara lugas layaknya film kelas Hollywood. Nah, biar lebih terasa berada di alam fantasi ala dunia wuxia, kamu bisa menggunakan headset agar audionya terdengar detail dan keren. Sekadar saran, sebaiknya kamu juga mengikuti kisah Kera Sakti jika ingin mengerti sepenuhnya apa yang kerap dinarasikan dalam game ini.

4. Jadi ajang pembuktian bagi dunia

Black Myth: Wukong menjadi bukti bahwa game asal China juga bisa setara dengan karya Barat. (dok. Game Science/Black Myth: Wukong)

Isu kemunculan game ini bahkan sudah ada sejak 2020 lalu. Black Myth: Wukong ditampilkan dengan trailer berkelas yang sepintas memang luar biasa. Pada akhirnya, Game Science selaku pengembang sukses merilis dan mendistribusikan Black Myth: Wukong untuk pasar Asia dan dunia. Klimaksnya, mereka bahkan menorehkan rekor yang membuat banyak pengulas game cukup terkejut.

Bisa dikatakan bahwa game yang satu ini memang menjadi ajang pembuktian bagi gamer dan developer asal China. Berdasarkan laporan laman Radio New Zealand (RNZ), pengembang sudah mengembangkan Black Myth: Wukong selama 6 tahun dengan biaya 75 juta dolar AS atau setara Rp1,2 triliun. Namun, mereka juga sepertinya telah meraih keuntungan berkali-kali lipat karena penjualan pada 3 hari pertama saja sudah menembus 10 juta kopi.

Game Science sendiri didirikan oleh mantan desainer game Tencent Holdings bernama Feng Ji pada 2014. Selama kariernya dalam membangun dan merintis rumah produksinya sendiri, Feng Ji fokus pada satu karya yang ia idam-idamkan sejak lama. Ya, harapan Game Science untuk mengenalkan budaya dan karakter mitos China rupanya berbuah manis berkat suksesnya Black Myth: Wukong, game pertama China yang masuk blockbuster dunia.

Dalam menggarap game ini, Feng Ji tidak sendiri. Ia dibantu oleh Jiang Baicun sebagai desainer, Zhao Wenyong sebagai pemrogram, dan Yang Qi sebagai pencipta model karakter dalam sebuah karya seni. Lantas, sejauh mana Black Myth: Wukong bakal terjual dan memecahkan rekor lainnya? Well, tentunya dunia gaming, terutama Barat, setidaknya sudah mulai mengakui bahwa developer China sanggup menyaingi mereka—terlepas dari berbagai ulasan mereka yang cukup kontroversial.

Verified Writer

Dahli Anggara

Hobi menulis tema sains, kesehatan, teknologi, dan game

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya